21. Arti Mahar Surat Al-Waqi'ah

17.8K 1.7K 7
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗

Keesokan harinya rumah mereka kedatangan tamu tak di undang. Ara menyambut dengan baik tamu tersebut. Sedangkan Rayhan turun dari kamarnya sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri akibat semalam.

"dek, kok jalannya kaya gitu?" tanya Riana yang memperhatikan sang adik. Ya, tamu yang datang pagi ini ialah Riana.

"gapapa kak." jawab Rayhan, "ngapain pagi-pagi udah bertamu di rumah orang?" tanya Rayhan sinis

"tuh Ra, suami kamu tuh gak ada sopan sopannya sama kakaknya juga." adu nya pada Ara

"ck, lebay."

Rayhan meninggalkan Riana dan Ara yang berada di ruang tamu. Pinggangnya masih terasa ngilu karena insiden semalam. Padahal sudah sembilan bulan lama nya ia dan Ara berumah tangga tapi sang istri masih malu untuk melakukan hal yang lebih dari berpelukan. Sebenarnya Ara merasa tak enak belum memberikan apa yang menjadi hak Rayhan tapi ia juga belum siap lahir batin untuk menyerahkannya meski ini bukan yang pertama untuknya tapi Ara masih ragu dan takut. Rayhan mendekati Baim di meja makan. "makannya abisin ya, jagoan."

"iya, papa."

Raina dan Ara menyusul ke ruang makan. Ada yang ingin di sampaikan oleh Raina pada adiknya.

"dek, kakak mau pinjam Ara sampai sore boleh ya?"

"kemana?

"ke butik. Mely sama Vina lagi gak masuk kakak sendirian disana." jelas nya, "boleh ya?"

Rayhan tampak berfikir, "yaudah, awas aja. Jangan sampe lecet istri aku."

"ck, iya iya. Lebay banget."

"Baim boleh ikut gak Tante?" tanya Baim yang sedari tadi merasa di abaikan.

"boleh dong, ganteng. Nanti tante ajak Inara juga kok." jawab Raina di hadiahi sorakan gembira Baim.

Sesampainya di butik, Ara terpaku melihat butik kakak iparnya itu. Butik yang besar yang biasa di datangi artis-artis papan atas. Ara tak tau menahu perihal pekerjaan kakak iparnya. Yang Ara tau jika Raina adalah seorang ibu rumah tangga dan istri dari seorang pilot.

"sebenarnya ini bukan butik aku, Ra." ucap Raina yang memperhatikan adik iparnya yang terlihat penasaran.

"ha? eh.. memangnya ini butik siapa kak?" tanya Ara penasaran.

Raina menghela nafas wajahnya terlihat murung, "ini butik peninggalan Bunda. Dulu setelah aku menikah dengan mas Irham aku sudah keluar dari pekerjaanku di perusahaan tekstil. Aku memilih menjadi ibu rumah tangga karena sebulan setelah menikah aku dinyatakan hamil tapi gak lama aku mengalami keguguran." ucap Raina dengan mata berkaca-kaca Ara segera mendekap erat tubuh Raina.

Ara tau rasanya kehilangan buah hati. Dulu saat hamil anak pertama ia pun harus merasakan keguguran. (bisa baca cerita 'Penghujung Takdir ya)

"Sekitar lima tahun lalu bunda meninggal. Dan mau tidak mau aku meneruskan usaha beliau. Karena saat itu Rayhan pun depresi akibat kepergian Bunda. Dia menyesal dan merasa kalau dialah sebab meninggalnya Bunda."

"maksudnya?" tanya Ara

"nanti kamu tanya aja sama suami mu. Kakak gak berhak bicara atas itu."

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang