بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
.🚗🚗🚗
"pelan-pelan, sayang."Rayhan mengusap peluh di kening Ara.
Permintaannya untuk makan bakso chuanki akhirnya terwujud. Rayhan harus rela bolak balik Jakarta-Bandung hanya untuk membeli bakso chuanki keinginan sang istri.
"mas benaran gak mau? Ini enak lho." tawarnya pada sang suami
Rayhan menggelengkan kepalanya, "kamu makan aja. Mas kenyang liat kamu makan."
Ara menuruti keinginan sang suami. Jangan salahkan Ara jika nanti malam Rayhan akan kelaparan. Pasalnya ini adalah hari kedua Ara pulang dari rumah sakit dan saat ini Mbok Nah sedang izin pulang kampung karena anaknya menikah. Dan Ara belum membeli bahan makanan.
Ting tong
"kayaknya ada tamu. Sebentar ya, mas ke depan dulu." Ara mengangguk lantas ia kembali fokus pada mangkuk yang ada di hadapannya.
Rayhan terkejut dengan kedatangan Baim dan kakek neneknya. Rayhan kira Baim akan pulang besok, karena kemarin Mira bilang jika mereka akan pulang lusa.
"Papa.. Bunda mana? Baim kangen bunda."
Rayhan menunduk, "bunda ada di dalam, sayang. Baim gak kangen sama Papa?"
Tanpa menghiraukan pertanyaan sang ayah, Baim langsung masuk ke dalam rumah mencari keberadaan ibunya.
Rayhan mempersilakan Mira dan Tama untuk masuk ke dalam rumah.
"Baim murung sejak kejadian di rumah mbah kakunganya, Ray."
Mira mulai menceritakan kejadian dimana Baim diperlakukan kasar oleh tantenya sendiri. Tak bisa di pungkiri jika Rayhan pun merasa kesal akan hal itu. Tapi sebisa mungkin itu ia tutupi di depan keluarga mantan suami sang istri.
"mama dan papa minta maaf atas kejadian itu, Ray. Mama merasa gagal jaga Baim." ucap Mira menyesal
"gak apa, Ma. Nanti aku coba bicara baik-baik dengan Baim. Semoga nanti juga Ara bisa memakluminya."
Di dapur, Ara sedang mencuci bekas mangkuk bakso nya tadi. Ia di kagetkan dengan pelukan di kakinya.
"bunda.. hiks.."
"ya Allah, nak. Bunda kangen banget sama Baim." Ara menunduk lalu memeluk tubuh kecil sang putra.
"Baim juga kangen.. hiks.. sama bunda.."
Ara melerai pelukannya, "kok nangis, sih. Senang liburan sama Nena dan Pepa?"
Baim menggeleng membuat Ara heran.
"lho, kan kemarin di kasih hamster sama mbah kakung. Kok gak senang sih? Kenapa, hmm?"
Bukannya menjawab Baim malah mendusel di ceruk leher sang bunda.
Tak berselang lama, Rayhan menghampiri mereka memberi tahu bahwa ada Mira dan Tama di ruang tamu. Ara menghampiri mereka dengan Baim yang berada di gendongannya. Meski sudah di bujuk oleh Rayhan, Baim tetap tak mau melepaskan pelukannya. Beruntungnya tubuh Baim tak berat jadi dengan susah payah Ara menggendong Baim dengan perut buncitnya.
"lho, kok udah mau jadi kakak masih di gendong bunda. Kasihan dede bayi nya." ucap Tama
"sini yuk sama Nena."
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...