30. Asal Usul Si Kembar

14.6K 1.4K 13
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗

yauma yaquumur-ruuhu wal-malaaa'ikatu shoffal laa yatakallamuuna illaa man azina lahur-rohmaanu wa qoola showaabaa

zaalikal-yaumul-haqq, fa man syaaa'attakhoza ilaa robbihii ma'aabaa

innaaa anzarnaakum 'azaabang qoriibay yauma yanzhurul-mar'u maa qoddamat yadaahu wa yaquulul-kaafiru yaa laitanii kuntu turoobaa

"shodaqallahul'adzim"

"alhamdulillah, masya Allah, anak bunda pintar sekali." puji Ara pada Baim yang sudah menyelesaikan hafalan juz 30 nya.

Sehabis magrib memang Ara menjadwalkan untuk mengaji bersama Baim di kamar sang putra.

Rasa bangga menyelimuti relung hati Ara. Di usia Baim yang baru menginjak lima tahun ia sudah menghafal satu juz Al-Qur'an. Ara memang mempunyai cita-cita untuk menjadikan anak-anaknya seorang hafidz qur'an yang kelak akan membawanya ke syurga. Namun tentu perjuangannya sebagai seorang ibu sekaligus guru untuk anaknya tidaklah mudah.

Menghafal memang mudah namun mempertahankan hafalan itu yang sulit.

"kalau kakak bisa hafal 30 juz nanti kakak bisa pakai mahkota di surga nanti, lho." jelas Ara membuat mata Baim berbinar

"iya bunda?" tanyanya di angguki Ara

"Penghafal Al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian akan berkata, 'Ya Tuhanku, berikan lah perhiasan (kepada orang yang membaca al-Quran), kemudian orang itu dipakaikan mahkota karomah (kemuliaan). Sesudah itu Al-Qur'an memohon kembali, 'Ya Tuhanku ridhailah dia', kemudian Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, baca lah (Al-Quran) dan terus lah naik lah (ke surga). Lantas, derajatnya (di surga) pun terus bertambah. pada setiap ayat (yang dibacanya) terdapat satu kebaikan." (H.R Tirmidzi)

Selain menghafal Al-Qur'an, Ara juga membiasakan Baim untuk mengamalkannya. Karena menurut Ara percuma jika menghafal namun tidak mengamalkan.

"waaahh, kakak mau hafal 30 juz bun. Nanti bantu kakak ya." permintaan Baim diangguki Ara.

Tanpa mereka sadari, ada yang melihat interaksi antara ibu dan anak itu dengan senyum merekah.

Ternyata di balik rasa sakitnya kehilangan Allah sudah merencanakan sesuatu yang indah.

"assalamualaikum adek." Baim menyapa adik bayi nya yang masih bersemayam di rahim sang Bunda.

"adek nanti kalau sudah keluar dari perut bunda, nanti kakak ajarin ngaji ya. Biar nanti kita sama-sama buatin juga mahkota buat Bunda ayah dan Papa." ucapnya serasa mengelus perut buncit sang Bunda.

Rayhan melangkah masuk kedalam kamar sang putra, ia ikut bergabung dengan ibu dan anak itu.

"Papa!"

Baim langsung menghambur memeluk tubuh Rayhan, "kakak kangen Papa." ucap Baim sambil menggelayut manja pada Rayhan.

Rayhan menerima pelukan Baim dan langsung menggendong anak sulungnya itu, "duh.. duh.. duh, mau jadi kakak kok manja banget sih. Gak malu sama adik, hmm?"

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang