2. Kedai Baim

22.5K 2.1K 4
                                    


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.

🚗🚗🚗

Seorang pria memakai snelli berjalan santai di lorong rumah sakit. Sesekali ia menyapa perawat yang berlalu lalang di koridor rumah sakit. Senyum manis tercetak di wajah menawannya tatkala pikirannya terlempar pada kejadian tadi pagi sebelum ia berangkat menuju rumah sakit. Dimana ia menemui bocah saat di pemakaman tadi.

"kamu ngapain di sini sendirian, dek?" tanyanya setelah mengobati kening bocah kecil yang memar itu

"aku lagi main ke rumah ayah." ucapnya polos sambil mengelus kucing putih yang ada di pangkuannya. Kucing itu pun seakan menikmati elusan dari bocah kecil itu

"rumah ayah?"

"iya rumah ayah, disana." tunjuknya kearah makam. Ia terenyuh ternyata di hadapannya sekarang adalah seorang anak yatim. Anak sekecil ini tak punya ayah tapi bisa mengembangkan senyumnya. Sedangkan ia ketika teringat penyebab kematian bidadarinya seketika wajahnya berubah sedih. Ya, kesedihan adalah hal manusiawi namun berlarut dalam kesedihan pun tak baik.

"kamu kesini sendirian?"

"sama bunda. Aku gak mau ganggu bunda doa buat ayah. Jadi aku ngadem di pohon itu." tunjuknya pada pohon kamboja yang berada di tengah makam "aku liat kucing ini om jadi aku kejar kucing ini."

Ia mengangguk paham, "om punya nama yang bagus gak buat kucing nya?" tanya bocah itu sambil menatap mata hazel miliknya.

"mmm... gimana kalau di kasih nama Cimut aja singkatan dari kucing imut." usulnya

"bagus om namanya. Aku suka."

"kalau nama kamu siapa?" tanya nya

"nama aku Baim om." bocah itu menjeda, "om beneran gak bisa obatin kucing ini? Kasihan kucingnya kakinya luka pasti sakit."

"om bukan dokter hewan, sayang." jawabnya membuat raut wajah bocah yang bernama Baim ini berubah sendu. Ia mengelus pucuk kepala Baim dengan sayang.

Baim menunduk dalam, "om, surga itu dimana?"

Ia itu mengernyit tak menjawab, "kata bunda, ayah udah di surga. Aku mau ketemu ayah, Om. Aku kangen pengen peluk ayah kayak kak Naya yang peluk Abi." cicit bocah kecil itu

Ia mengelus kepala Baim, "kalau Baim kangen sama ayah, Baim banyak-banyak berdoa untuk ayah Baim. Surga itu hanya ada untuk anak-anak yang sholeh. Baim harus jadi anak baik biar Baim bisa ketemu ayah di surga."

Lamunannya terhenti ketika ia menyadari bahwa sudah sampai ruangannya. Tangannya menggantung saat ia hendak membuka pintu ruangannya sebab ada suster yang memanggilnya.

"dokter Rayhan."

"iya ada apa, sus?"

"pasien di ruangan melati 101 kejang, dok."

"baik saya kesana sekarang."

Rayhan Ghazi Alkhalifi, seorang dokter anak yang kerap di gandrungi para ibu-ibu di salah satu rumah sakit ternama di kota ini. Ia adalah seorang anak dari pemilik rumah sakit di tempatnya bekerja ini. Putra dari seorang Profesor Doktor Onkologi terkenal di kota nya. Namun tak membuatnya besar kepala karena jabatan sang ayah di rumah sakit ini. Sebenarnya ia sudah ditawari untuk menggantikan jabatan sang ayah menjadi direktur di rumah sakit ini namun ia tolak secara halus karena ia pun mempunyai pekerjaan sampingan yang harus ia handle sendiri.

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang