بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.🚗🚗🚗
"Bundaaaa...."
Baim langsung memeluk Ara dengan erat. Ara mengusap punggung Baim yang ada di pelukannya.
"Baim kangen Bunda."
Ara melerai pelukannya, "Bunda juga kangen Baim."
Baim mengusap pipi sang bunda, "Bunda jangan sedih lagi ya, nenek sama ayah udah bahagia di surga. Baim sama Papa yang akan jagain Bunda." Baim melirik Rayhan, "ya kan, Pa?"
"iya sayang. Yuk masuk kasihan Bunda harus banyak istirahat."
"Papa..." Baim merentangkan tangannya, "gendong." pinta nya dengan wajah puppy eyes yang menggemaskan.
"kumat manja nya." celetuk Hilman yang berada di belakang sambil membawa koper.
Hilman menyuruh Rayhan untuk membawa Ara ke dalam kamarnya. Pandangan pertama saat memasuki kamar Ara ia di suguhkan foto pernikahan Ara dengan almarhum suaminya. Foto yang cukup mencolok karena selain kontras dengan warna kamarnya foto itu juga cukup lumayan besar.
"maaf kalau dokter kurang nyaman dengan kamarnya." ucap Ara yang melihat Rayhan sedari tadi memandangi isi kamarnya.
"it's okay. Aku gapapa." Rayhan meletakan koper dan tas yang ia bawa di samping lemari, "kamu istirahat aja aku mau ke bawah lihat Baim." Ara mengangguk
Matahari kembali keperaduannya setelah seharian menyinari bumi. Kini Rayhan dan Hilman hendak ke masjid untuk melaksanakan solat berjama'ah.
"Papa Baim mau ikut ya." pintanya saat melihat Rayhan yang sudah rapi dengan baju koko nya.
Rayhan menoleh ke arah Ara meminta persetujuan.
"boleh ya bunda? Kan dulu Baim belum punya Papa jadi Baim gak boleh ke masjid, sekarang kan Baim udah punya Papa. Lagian kata Abi laki-laki itu wajib hukumnya solat di masjid 'kan?"
Jangan lupakan anak seusia Baim memang ingatannya sangat kuat dan juga tingkat ke-pekaan nya Baim itu diatas rata-rata.
"iya boleh, tapi habis magrib langsung pulang ya nanti Baim isya di rumah sama bunda." ucapan Ara langsung di hadiahi teriakan senang oleh Baim.
Ara memakaikan kopiah untuk Baim tak lupa jaket tebal untuk menutupi baju koko nya. Sejak radioterapi yang di jalani banyak perubahan pola hidup Baim. Seperti saat ini Baim sangat sensitif terhadap suhu dingin.
Sepulangnya dari masjid Kini dua keluarga itu sedang berada di meja makan. Hilman meminta Hizam -putranya- dan Baim untuk memimpin doa.
"aku mau di suapin sama Papa."
Terlihat kontras sekali sikap Baim saat ini. Sisi manja yang jarang ia perlihatkan kini terpampang jelas di hadapan keluarga besarnya. Sifat ceria yang selama ini ia tutupi kini ia tunjukan pada keluarga besarnya. Dengan tulus Rayhan menyuapi Baim dan hal itu tak luput dari perhatian Ara. Hati Ara bergetar melihat Rayhan memperlakukan Baim dengan baik. Hilman tersenyum seraya berdoa dalam hati agar keluarga adiknya selalu diberi kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...