بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
.🚗🚗🚗
"bunda."Ara yang tengah bersandar di bahu ranjang pun menoleh kearah Baim yang sedang berdiri diambang pintu.
"sini, Nak."
Baim menghampiri Ara dan menaiki kasur sambil membawa bantal peninggalan sang ayah yang tak pernah ketinggalan selalu ia bawa.
Baim menoleh kearah tangan Ara yang tengah memegang bingkai foto sang ayah.
"ayah ganteng ya bun." tunjuk Baim pada foto Fahri.
"iya. Ayah lelaki ganteng dan sholeh. Kayak kakak." saat Ara menyipitkan matanya seraya tersenyum saat itu pula airmata yang sedari tadi mengenang di pelupuk mata nya kini terjun bebas mengalir di pipi tembamnya.
Benar kata orang, cinta pertama adalah kenangan yang sulit di lupakan.
Semua tentang kenyataan yang mesti di hadapi. Pilihannya ada dua memilih depresi atau bangkit kembali. Ara pernah merasakan kedua pilihan itu. Dan kini ia memilih untuk bangkit atas dasar kasih sayang.
Kasih sayang untuk putra nya.
Kasih sayang untuk orang-orang yang dia cintai.
Ummi.
Orangtua Fahri.
Dan sahabat-sahabatnya.
Meski separuh hati nya telah terisi oleh Rayhan namun Fahri tetap punya tempat khusus di hatinya.
Orang pertama yang mengenalkannya dengan Cinta. Orang pertama juga yang mengenalkannya akan patah hati yang paling dalam.
"bunda, ayah emang sayang sama Baim?"
Ara tersenyum mendengar pertanyaan dari Baim, "ayah sayaaaanng banget sama Baim. Melebihi apapun. Bahkan ayah rela bertukar nyawa untuk kamu, Nak."
Ara teringat dimana saat Fahri berbohong saat mengatakan kalau dirinya alergi shampo yang mengakibatkan rambutnya botak. Itu semua Fahri lakukan karena ia tak mau membuat Ara kepikiran yang akan berdampak buruk pada kandungannya yang lemah.
"bunda kangen ya sama ayah? Kalau kangen kita berdoa yuk buat ayah. Biar ayah tenang nunggu kita di surga." ajak Baim pada Ara sambil mengusap pipi chubby milik ibu nya.
Ara mengambil tangan Baim di pipinya seraya mengangguk.
"bismillahirohmanirahim. Rabbighfir lii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayaanii Shagiiran. Ya Allah ampunilah dosa Ayah Baim. Sayangilah ayah seperti ayah menyayangi Baim di waktu Baim masih di perut bunda. Tolong jaga ayah Baim ya Allah. Baim sayang ayah. Bilang sama Ayah kalau Baim dan bunda rindu sama ayah. Aamiin." Baim mengusap wajahnya dengan dltelapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...