بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
.🚗🚗🚗
Ara menginjakan kaki di rumah yang sudah lama sekali ia tinggalkan. Ara menggendong Baim yang tengah tidur, meski dengan keadaan perut yang besar tapi Ara masih kuat untuk menggendong Baim.Ara datang dengan menggunakan taksi online, ia tak mau siapapun tau keberadaannya karena Ara butuh waktu untuk sendiri. Memikirkan pernikahan nya untuk kedepannya.
"ya Allah, bu. Sini biar saya bantu gendong den Baim." bi Imah membantu Ara menggendong Baim sampai dalam kamar mereka.
Rumah yang saat ini Ara singgahi adalah rumahnya dengan Fahri. Sudah lama sejak Ara menikah lagi ia tak pernah singgah di sini.
Bi Imah memang sengaja Ara pinta untuk menempati rumah nya yang kelak rumah ini nanti akan menjadi rumah Baim saat sudah dewasa. Karena Ara merasa tak pantas mendapatkan hak waris dari Fahri sedangkan dia telah mengkhianati janjinya untuk tak menikah lagi. Ara serahkan hak waris dari Fahri untuk Baim termasuk cottage yang ada di bali.
Tak ada yang berubah dari isi rumah ini. Hanya saja satu kamar khusus sudah di sediakan untuk Baim.
Ara memasuki kamar yang banyak menyimpan kenangan manis bersama Fahri dulu.
Semua tetap sama.
Tak ada yang berubah.
Semua kenangan yang tersimpan rapi di kamar ini mulai terlintas di benak Ara.
Senyum menawan Fahri, canda tawanya, senyum jahilnya pun masih sama. Yang berbeda hanya bayangan dan ilusi.
Ara berjalan menuju nakas, diambilnya sebuah figura yang menampilkan foto pernikahannya dengan Fahri dulu.
"Nggak ada yang tulus menyayangi aku dan Baim kecuali kamu, Mas. Kamu satu-satunya lelaki yang membuat aku jatuh dan sulit untuk bangkit lagi."
Lagi, Ara menyimpan lukanya sendiri. Sisi tegarnya selama ini hanya kamuflase untuk meyakinkan orang-orang di sekitar nya bahwa dia baik-baik saja.
"maaf... maaf aku gagal menjadi orangtua tunggal untuk Baim. Maaf karena salah memilih pengganti kamu untuk Baim."
Ara mulai terisak. Rasanya sesak.
Rayhan yang sudah mengambil separuh hatinya dia pula yang membuatnya retak. Apa selama ini Rayhan baik dengan Baim hanya untuk mengambil perhatiannya saja? Pikiran Ara bertanya tanya.
🚗🚗🚗
"kamu kenapa dek? Kusut banget."
Entah harus pada siapa Rayhan mencurahkan isi hati nya. Ia memilih mencurahkan pada Raina sang kakak.
Raina meletakan teh hangat di depan Rayhan.
"Ara pergi dari rumah kak."
Sejak Rayhan pulang dari rumah sakit ia tak menemukan istri dan anaknya. Yang ia dapatkan hanya selembar kertas yang tersimpan di nakas kamarnya. Kertas yang berisi izin dari Ara agar ia meridhoi setiap langkahnya, dan Ara meminta waktu untuk menenangkan hatinya.
"kok bisa?" tanya Raina yang kaget mendengar ucapan sang adik
"semua salah aku kak. Aku yang udah nyakitin dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...