11. Rapuh

16.5K 1.7K 11
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.


🚗🚗🚗

Ara Pov

 

Laa yukallifullahu nafsan illaa wus'ahaa.

Allah tidak mungkin menguji seorang hamba diluar batas kemampuan hambanya.

Aku percaya dengan janji Allah. Walaupun di awal aku sering merasa Allah itu tidak adil dengan memberikan beberapa cobaan untukku. Kembali lagi pada nikmat yang Allah berikan pada ku, cobaan yang Allah beri lebih sedikit dari nikmat yang sudah aku dapat.

Dulu ketika Abi meninggal kecelakaan aku selalu menyalahkan diri karena sifat manja ku yang meminta Abi untuk menjemputku di sekolah harus berujung pada Abi yang kecelakaan dan akhirnya meninggal dunia. Tak lama setelah aku bisa bangkit dari rasa bersalahku Allah menghadirkan seseorang yang berarti di hidupku.

Fahri Arzanel Pratama. Sosok lelaki yang Allah kirimkan sebagai pengganti Abi untuk melindungi dan menjaga ku. Sosok lelaki kuat dan hebat yang aku kenal. Namun lagi-lagi Allah mengambil kembali titipannya. Dia hanya menitipkan Mas Fahri di hidupku selama setahun tiga bulan. Namun aku bersyukur Allah mengambil kembali makhluk nya namun Allah juga mengganti dengan yang lebih baik.

Ibrahim Rafasya Pratama. Putra pertama ku dengan mas Fahri. Kata orang, kalau anak lelaki biasa nya lebih mirip ibu nya tapi wajah Baim lebih mirip ke ayah nya. Aku bersyukur karena setiap kali aku rindu dengan mas Fahri hanya cukup berdoa dan menatap wajah Baim itu sudah cukup mengobati rasa rinduku padanya. Aku bersyukur karena Allah mengirimkan orang-orang yang sangat sayang dengan ku dan Baim. Saat aku terpuruk atas kepergian mas Fahri, dengan sabar mama-papa dan Ummi selalu menyemangati ku. Suntikan semangat dari mereka membuatku bangkit dari keterpurukan. Dan berhasil membesarkan Baim hingga saat ini.

Terkejut. Pasti, saat dengan polosnya Baim meminta seorang papa. Selama ini aku merasa menjadi single parent untuk anaku tidaklah sulit namun seiring berjalannya waktu aku tau jika Baim merindukan sosok figur seorang ayah yang tidak bisa aku beri. Namun untuk menikah lagi, rasanya aku tak sanggup untuk memenuhi keinginan Baim. Akhir-akhir ini Baim sangat dekat dengan seseorang yang ia temui di pemakaman ayahnya. Seseorang yang aku tau adalah seorang dokter dan paman dari teman sekolah Baim. Dan juga seseorang teman lama  kakak ku. Kak Hilman bilang jika aku pun dulu mengenalnya namun karena suatu kejadian membuat aku lupa akan masa kecil ku. Ya, dulu di saat usiaku tujuh tahun aku sempat kecelakaan saat aku bermain sepeda bersama teman-temanku. Dan naas nya aku lupa dengan keluarga dan semua kenangan masa kecilku.

Fa inna ma'al usri yusroo

Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

Bagai terhimpit batu besar, rasa nya dada ini sesak sekali saat dokter memvonis Baim menderita Leukimia stadium awal. Meski dokter terus meyakinkanku bahwa Baim masih bisa sembuh tapi hati ibu mana yang tega melihat anaknya terbaring lemah di meja pesakitan. Ingin rasanya meminta pada Allah menukar keadaan Baim pada ku.

Saat terbawah seperti ini rasanya aku gagal menjadi seorang ibu. Andai saja aku tidak keras terhadap Baim, andai saja mas Fahri ada di sini mungkin Baim akan jadi anak yang paling bahagia. Ah, rasanya berandai-andai pun tak ada gunanya.

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang