GR - 19. Kecelakaan

2.8K 476 17
                                    

Ganasta berkumpul di tepi jalan dan menyaksikan sang ketua yang tampak sudah siap melajukan motor sport berwarna merah.

"Apa kalian sudah siap?" Tanya seorang gadis yang pakaiannya agak terbuka.

"SIAP!" Jawab para peserta. Dan gadis itu mulai menghitung mundur, berdiri di tengah-tengah para peserta lalu mengibaskan bendera yang ada di tangannya ke atas tepat saat hitungan terakhir.

"Ga, hp lo bunyi tuh!" Ucap Aldi yang merasa ternganggu mendengar bunyi dari ponsel Rangga.

Rangga mengambil ponsel. Lalu menanatap layar ponsel itu dengan wajah yang terlihat panik dan memberanikan menekan tombol yang berarti jawab.

"Kak! Kakak ke mana sih?! Ini udah malam, tapi Kakak nggak pulang-pulang!" Suara itu adalah suara Rara. 

Duh, gue harus jawab apa? Tanya batin Rangga frustasi.

"Ini gue lagi ngumpul sama GANASTA di rumah Aldi," elak Rangga. Mendengar namanya disebut, Aldi yang notabennya sebagai anak baik-baik langsung menghampiri Rangga.

Aldi meneliti unjung rambut sampai ujung kaki Rangga. Tampak heran melihat wajah Rangga yang panik, bahkan kaki Rangga saat ini bergetar tak karuan.

"Iya-iya. Gue pulang sekarang," ucap Rangga.

"Woi! Lo kenapa?" Tanya Aldi.

"Bilang sama GANASTA, gue pulang duluan!" Jawab Rangga dan langsung mengerdarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi.

"Dih! Nggak jelas banget," ucap Aldi.

ASTAGA DRAGON! Gue lupa, Bokapnya Rangga kan udah pulang dari beberapa hari yang lalu pantesan tadi dia panik bukan kepayang.

"Woi! Lo ngapa mojok di situ?" Tanya Gilang yang sedang asik memakan kuaci.

"Rangga udah pulang duluan," jawab Aldi.

"What's?!" Kaget Gilang.

"Kita belum tau Gata menang atau nggak dia udah pulang aja, nggak peka banget jadi teman!" Kesal Barra.

"Heh, lo kali yang nggak peka banget jadi teman!" Ucap Aldi.

"Maksud lo?" Tanya Barra tidak mengerti.

"Bokapnya Rangga kan udah pulang, kalian semua juga dengar penjelasan Rangga beberapa hari yang lalu tentang sikap Bokapnya ke dia," jelas Aldi guna mengingatkan teman-temannya.

"Oh iya," ucap GANASTA dengan kompak.

Tiba-tiba ada suara sirene dari mobil POLISI. Sontak para peserta balap liar yang mendengar suara itu langsung kocar-kacir Jelas, tidak jelas. Karuan, tidak karuan. Karena sebagian dari mereka mengonsumsi obat-obatan terlarang. Begitu juga dengan Gata. Meskipun tidak mengonsumsi apa yang dikunsomsi peserta lainnya, tetap saja ia ketakutan.

Gue harus pergi dari sini!

Gata sambil melajukan motor sportnya. Karena hari sudah terlalu malam, Gata mulai merasakan ngantuk dan hal itu membuat penglihatannya seketika buyar dan akhirnya Gata tidak sengaja menabrak salah-satu peserta balap liar yang lainnya.

BRAK!

Darah segar mengalir dari kaki sebelah kiri Gata, sementara peserta yang ditabrak hanya mendapat luka memar.

Karena suara tabrakan yang cukup keras para peserta balap liar yang tadinya ingin melarikan diri dari tempat balapan, malah kembali menimbulkan kerumunan. Bukan hanya para peserta balap liar, tapi juga orang-orang yang ada di sekitar kejadian itu tampak terkejut dan prihatin saat melihat pemuda berparas tampan harus tergeletak di jalanan. Bahkan, tampak tidak sadarkan diri dengan darah segar yang mengalir dari kaki sebelah kirinya.

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang