GR - 51. Hiks Riska

2.4K 313 18
                                    

Hari ini Rara sudah mendaftarkan diri menjadi salah-satu siswi kampus Cahaya Dunia. Ia bisa kembali bertemu Riska, Oci, Santi dan Dira.

"Ngepargoy sabi kali Ta," ajak Barra akan tetapi tidak dihiraukan oleh Gata yang sibuk bercumbu riya dengan Rara. Apakah Barra Iri? Itu pasti! Mentang-mentang sudah halal seenaknya menampakan hubungan mesra di hadapan seorang jomblo.

"Yaialah, apalagi temennya kek lo. Dibuang ke sumur juga nggak pa-pa," cerocos Rangga.

"Emang kenapa? Sah-sah aja gue deket sama Rara. Toh udah Suami-Istri," ucap Gata membela diri.

"Napa sih setiap kali sama Gata lo nggak akur? Apa jangan-jangan lo sukanya sama Rara ya bukan sama Dira?" Tukas Daffa. Ya! Benar kata Daffa, Gata dan Barra jika bertemu tak jarang mereka berdua ribut.

"Dih, kalo suka sama Rara itu cuma canda! Kalo Rara baper gimana?" Ucap Barra.

"Suka itu menyangkut perasaan sama hati Bar, nggak bisa seenaknya lo becandain kek gitu!" Ujar Kenzo. Tuh kan, al-bucin mulai ikut-ikutan. "Terus ... kan lo sendiri yang bilang suka! Wajar kalo dia baper ya meskipun bagi lo itu cuma sebatas canda. Yakin deh itu cewek baper! Nggak ada yang nggak baper. Cuma mereka pendam aja supaya nggak dikatain baperan. PADAHAL MAH EMANG BAPER! Gitu kan ciwi-ciwi?" Lanjut Kenzo memberi penjelasan.

"OMG! Cowok terpeka inimah," puji salah-satu gadis pada Kenzo.

"Ayo neng! Ayo! Temen abang yang satu ini masih jomblo," tawar Rangga sambil menyengir.

"JIAKH KENZO!" Celetuk Daffa.

"Apaan sih lo pada?" Tanya Kenzo.

"Udahlah Zo, nggak usah malu-malu. Gebet aja kali!" Timpal Barra."Oke-oke nggak usah bahas itu cewek," lanjut Barra saat Kenzo mulai tak nyaman.

"Gue nggak nyangka Ra. Lo paling muda tapi juga paling cepet nikah," ucap Santi.

"Ya kalo udah memang gitu mau gimana lagi? Tapi itu juga impian gue sih sebenernya," tutur Rara.

"Haduh cantiknya," goda Barra memandang Dira yang tengah asik meminum boba.

"Siapa? Gue? Dih, gue nggak bakalan kepincut sama buaya kek lo!" Ucap Santi ke ge-ran.

"Bukan lo T*i," ujar Barra.

"Ra, pacar anjay lo tuh! Ganggu gue," ucap Santi mengadu saat itu juga Dira berhenti minum sekejab sebatas meluangkan waktu untuk berbicara.

"Gue jomblo ya. Dia bukan pacar gue! Jadian aja belum pernah," ucap Dira tak terima.

"Senasib kita Bar," Gilang merangkul Barra. Ya! Senasib karena sama-sama ditolak cewek.

"Sakit itu ketika mencoba menggapai suatu yang kita sudah tau jawabannya adalah tidak mungkin bisa untuk digapai," ucap Kenzo kembali mengeluarkan qoutes sad yang cukup menggambarkan suana hati 2 temannya yang sedang merana itu.

"Mangganya Om Burhan pasti bisa digapai," ujar Daffa sambil bermain game salah-satu produksi Garena yaitu Free Fayer.

"Bangke! Mau nyolong lo?" Tebak Barra membuat Daffa tak konsen bermain game.

"Tuh kan! Jadi kalah, kamu sih!" Tukas Daffa menyalahkan Barra menggunakan dialog iklan permen Milkkita di akhir kalimat yang kerap kali muncul saat hari minggu jika ada flim kartun kucing berwarna biru.

"Ntar kita buka usaha Manggo Jus BD! Jus mangga Barra dan Daffa? Gimana-gimana, mau nggak?" Tanya Daffa.

"Cyuih! Nggak mau. Pasti modalnya dari gue aja," jawab Barra. Kemarin-kemarin saja Daffa meminta uang balapan Barra.

"Woi! Lo pada nggak denger ribut-ribut apa? Noh si Riska berantem lagi sama Mita!" Ujar Aldi memberi informasi. Sontak mereka menuju ke tempat sumber keributan yang dimaksud.

"LO YANG NGGAK BISA MOVE ON DARI GATA YANG SEKARANG UDAH JADI SUAMI ORANG! MALU JADI PELAKOR!" Maki Riska dengan tangan menjambak rambut Mita. Tentu saja hal itu menjadi tontonan siswa-siswi yang lain.

"HALAH, LO LUPA DULU? MAU AJA DIAJAK SELINGKUH SAMA GATA," ucap Mita sengit tak mau kalah.

"Resiko punya suami ganteng kek aku memang gitu Ra. Banyak yang yang ngincar," bisik Gata pada Rara.

"Buset Ris! Pantes tadi nggak ada, ternyata lagi berantem! Berarti masuk episode 2 nih, ngelajutin yang kemaren!" Sorak Gilang.

"Sini lo sini! Jangan cuma berani gelud mulut. Gelud badan yok!" Tantang Mita sementara Riska sudah ngosngosan karena terlalu banyak berbicara sampai mulutnya berbusa. Riska meminum air sekejab bermaksud menambah energi.

Saling jambak-menjabak rambut kembali terjadi. Nadia yang biasanya melerai kini justru hanya menonton saja.

"Gue cape Mit! Gue udah berusaha lupain masa lalu gue yang kelam itu tapi sekarang lo ingetin lagi! Kalo gue pernah selingkuh apa gue cewek murahan?" Tangis malu pun tak sanggup Riska tahan saat kembali teringat hal yang disebutnya.

"Lo sih Mit!" Ucap Aldi tak tega pada Riska.

"Dih, lagian dia sendiri yang duluan nyindir gue kemaren!" Ucap Mita tak berdosa.

"Lo tuh bener-bener! Hiks ...," dada Riska kini terasa sesak, hatinya pun juga terasa sakit.

"Udah Ris, sebanyak apapun lo kasih penjelasan. Mereka nggak akan pernah paham sama apa yang lo rasakan ... karena mereka udah terlanjur lihat lo dari sisi masa lalu yang penuh kesalahan!" Tutur Kenzo.

Oci dan Rara menghampiri Riska bermaksud untuk menenangkan.

"Bener apa kata Kenzo, Ris. Jadi lo nggak usah lagi ribut sama dia. Buang-buang waktu dan tenaga," bujuk Oci.

"Gue tau Ris, lo belain gue. Tapi nggak sampai gini juga! Malah lo sendiri yang kena," timpal Rara.

Setelah suana yang tadinya kisruh karena Mita memilih pergi dari tempat kejadian, Kini suasana itu berganti menjadi tentram.

"Jika memang masih bisa mulutku berbicara," Gata mulai bernyanyi diiringi irama gitar yang ia petik.

"Santun kata yang ingin terucap," sambung Rara ikut bernyanyi.

"Kan ku dengar caci dan puji dirimu padaku," ujar keduanya mampu membuat yang lain terbawa perasaan.

"Kita masih muda dalam mencari keputusan," keduanya masih melanjutkan lagu yang berjudul JIKA tersebut.

Rangga menepuk pundak Gata. "Cie ... makin soo sweet sama Adek gue!" Ujarnya.

"GR couple nih!" Timpal Gilang sumringah.

"Kapan ya gue bisa uwu-uwuan kek gitu?" Barra mulai menghayalkan jika suatu saat ia bisa seperti Gata dan Rara.

"Langit ... bisakah kau menurunkan uang dengan jodoh? Aku ingin kaya tanpa ngepet. Dan ingin uwu-uwuan biar nggak jomblo," lanjut Barra meratapi nasibnya yang begitu malang.

"Sabar Bar, nanti juga juga jodoh terbaik lo bakalan datang. Cuma nunggu waktunya aja," tutur Aldi.

"Gue kira bakalan bilang 'orang sabar disayang pacar' ternyata beda lagi," ucap Daffa terkekeh.

"Udah jadi passwordnya Aldi ya Fa!" Ucap Kenzo menimpali.

*******

"Gimana tadi di kampus? Kamu diterima?" Tanya Mama Risma pada Rara.

"Diterima lah Ma ... Rara kan pinter! Ya kan Ra?" Jawab Gata sekaligus memberi pujian pada istrinya itu.

"Kalian berdua nggak kepikiran buat ngecek Rara udah hamil apa nggak?" Tanya Mama Risma, lantas Rara tersedak makananan.

"Ma ... Rara belum ada tanda-tanda kehamilan. Lagian kan masih baru banget," jawab Rara.

"Ya kan nggak ada salahnya buat ngecek," tutur Mama Risma. Sepertinya beliau sudah tak sabar ingin menimang cucu.

"Bener Ra. Aku kan pas waktu itu masukinnya keceng! Mungkin lebih kenceng hasilnya lebih cepet," bisa-bisanya Gata berbisik seperti itu.

Udah masuk part 50 lebih nih
nggak sabar nentuin end

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang