"Astagfirullahalazim! Kok gue –? Oh ya. Malem tadi gue sama Gata anu," Rara senyum-senyum sendiri jika harus mengingat kejadian semalam.
Setelah membersihkan diri, Rara mulai ke sana ke mari untuk mencari sang suami.
"Ma, Gata mana? Kok nggak ada?" Tanya Rara dengan wajah polos, padahal jelas-jelas dia sudah dipoles!
"Oh, Gata ngampus. Emangnya kamu nggak dibagunin?"
Duhai senangnya pengantin baru ~~~
pas malam disayang, pas pagi ditinggal pergi~~~"Tau gini gue juga ikut ngampus!"
"Jangan dong, kata Gata kamu di rumah aja. Lagipun kamu belum daftar buat ngampus."
"Ck, percuma gue nikah sama dia. Tapi dianya nggak sama gue!" Rara mengomel-ngomel tidak jelas sambil mengotak-atik remot tv.
"VC aja kali ya?" Rara mengambil benda pipih itu untuk menelpon Gata dengan suasana hati yang masih kesal.
"Dih, mukanya kok ngambek gitu? Kenapa?"
"Masa aku ditinggalin? Nggak dibangunin lagi!"
"Maaf, aku liat kamu tidurnya pules banget. So ... aku nggak tega banguninnya. Mana imut banget lagi kek bayi!"
Bayi, bayi, dan bayi. Makhluk yang masih diberi popok itu membuat Rara terngiang-ngiang. Lantas, Rara menunduk ke bawah guna memperhatikan perutnya.
"Nggak mungkin, masa sekali bikin langsung jadi?"
UPIN DAN IPIN SELAMANYA ...
Rara kembali menyaksikan tontonan yang ada, berharap anaknya juga bisa kembar seperti adik-adik Kak Ros tersebut.
******
"Vidioin-vidion!" Titah Daffa pada Barra yang mulai merekam pakai ponsel dari pacar Oci itu, mencoba mempraktekan trend lagu yang dikenal dengan judul 'Te Molla' sewaktu mereka masih bocah.
Rangga mulai berjalan sambil membawa satu cup minuman dari kantin.
Dug
Daffa dengan sengaja menyenggol Rangga sehingga minuman tersebut tumpah. Tak lupa tubuh mereka berdua slowmo secara alami.
"Eh buset! Jahat lo Fa, masa Rangga lagi jalan nyerocos wae?" Ucap Gata baru datang selepas calling bersama Rara.
"Acting woi acting!" Ucap Daffa memberi penjelasan.
"Oh."
"Gimana Ta? Adek gue aman aja kan semalem?" Tanya Rangga membuat teman-temannya yang lain ikut menatap Gata begitu tajam.
"Aman kok aman, tenang aja," jawab Gata cengengesan.
"Hiks ... seharusnya gue yang nikah sama Gata, gue yang jadi istrinya, dan gue juga yang jadi penawar nafsunya. BUKAN RARA!" Tukas Mita masih tidak rela.
"Namun apa boleh buat? T*i kambing bulat-bulat, dimakan jadi obat, disimpan jadi jimat," ledek Gilang membuat Kenzo terbahak bahkan sempat tersedak. Bisa-bisanya cowok berpipi tembam itu masih hafal dengan lirik lagu tersebut.
"Udah Mit jangan di dengerin," tutur Nadia sambil menatap tak suka pada Gilang sekilas.
"Makin jauh dah lo Lang sama Nadia," ucap Kenzo turut prihatin.
"Biarin! Lagian gue udah berusaha cari cewek lain," ucap Gilang membela diri.
Barra meletakan pulpennya. Maklum, cowok ini paling sering telat mengerjakan PR. Tuh sudah jelas-jelas itu PR! (Pekerjaan Rumah) tapi dia masih saja mengerjakannya di kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATARARA
Teen FictionStart Publise GATARARA->1 Maret 2021 Republise 1 Februari 2023 FOLLOW TERLEBIH DAHULU [SEBELUM MEMBACA] WARNING: NO PLAGIAT! Rara Putri Pramuda (Anak Baru Gede) suka, kagum, bahkan cinta terhadap temen kakaknya. Namun, cintanya terhalang oleh per...