"Lucu banget sih ponakan gue!" Rangga mencubit pipi bocah berumur 2 tahun itu gemas. Ya! Bocah berjenis kelamin perempuan itu adalah -keponakan Rangga-anak dari Rara dan Gata. Setelah penantian panjang akhirnya Rara dan Gata resmi menjadi seorang Ibu dan Ayah. Dulu Rara diberi gelar ABG Labil, tapi sekarang gelar itu sudah berubah menjadi Ibu. Meskipun hajat mereka untuk mempunyai anak kembar tidak dikabulkan, tapi Gata dan Rara tetap bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan.
"Heleh, bangga bener udah punya anak!" Ungkap Barra.
"Ya banggalah! Secara gue bikinnya susah-susah sama Rara," ujar Gata yang sudah pengalaman.
"Pyeuh! Pas bikin kesusahan kagak, keenakan iya!" Timpal Barra.
"Sini sayang kuh," ujar Barra sok lembut mengajak Tasya bermain bersamanya. Nama Tasya Anaila diberikan oleh Gata dan Rara kepada anak mereka itu.
"Dih, udah jailin gue. Main sama anak gue, NGGAK NGERASA BERSALAH BANGET JADI ORANG!" Omel Gata pada Barra.
"Bukan orang. Setan dia mah," timpal Gilang.
"Main sama Om Rangga aja ya," ujar Gata mengambil paksa Tasya dari Barra. Entahlah, Gata merasa tidak aman jika Tasya bersama Barra.
"ISH! Entar ya, kalo gue udah punya anak juga... anak gue pasti lebih mantep!" ujar Barra tak mau kalah. Pas masih pengantin baru Barra sangat optimis bisa mempunyai anak di waktu yang singkat, namun sampai sekarang anak itu tak kunjung hadir di kehidupan Barra dam Dira.
"Serah lo Bar."
Gata fokus bersama Tasya sambil. "Kenapa sih gemas banget?!" Saking gemasnya Gata sampai tak sadar bahwa cubitan itu membuat pipi Tasya terluka.
"Gemes ya, gemes aja. Nggak usah cubit keras-keras juga kali ... kasian tuh pipinya jadi merah-merah!" Tegur Rara.
"Eh .. eh, Sayang," Gata terkejut saat Rara tiba-tiba menghampirinya.
"Bentar ... ini kok ada aroma-aroma ...," Rara mengendus-ngendus pantat putrinya.
"Berak Ra," bisik Gata.
"Ih! Nggak becus banget jadi suami. Udah tau anaknya berak, malah di diemin aja!" Omel Rara. Tuhkan, dari omelannya aja udah cocok banget jadi emak-emak. Rara lantas membawa Tasya ke dalam rumah untuk mengantikan popok. Wajar saja jika surga ditelapak kaki seorang ibu, karena menjadi seorang ibu itu tidak ada hari liburnya. Oleh sebab itu Rara harus sabar menyusui, mendidik, dan pastinya memberi apa yang diperlukan oleh Tasya-anaknya.
"Jangan ngintip!" Ujar Gata pada teman-temannya.
"Anjir! Siapa juga yang mau ngeliat pantat bayi," ujar Barra.
Rara mulai mengampil popok bermerek M**ries, dan membuka celana Tasya yang berisikan eek beraroma tak sedap itu. Iyyeu! Kemudian memandikan Tasya dengan penuh keikhlasan.
Gata ingin juga masuk ke dalam rumah, akan tetapi Daffa menahan tangannya. "Jangan pergi dulu Ta. Gue masih mau ngewifi!" Ujar Daffa. Gata meletakan ponselnya dengan hospot yang masih menyala demi Daffa, kemudian melengos masuk ke dalam rumahnya. Kasian, paket data Daffa habis gara-gara begadang sleep call bersama Oci semalam.
"Wih, udah wangi!" Ujar Gata sumringah saat aroma khas sabun untuk bayi atau balita tercium oleh nosenya.
"Abis mandi tambah cantik ya!" Puji Rara.
"Asya cantik?" Tasya mengedipkan matanya dua kali mencoba mencerna perkataan Rara.
"Iya ... Asya cantik," tutur Rara.
"Sini aku pakein!"
Dengan semangat 45 Gata memakaikan Tasya baju berwarna pink pastel.
Sesudah memakaikan Tasya baju, Gata kembali keluar dan mengecek ponselnya. Dan alangkah terkejutnya Gata saat melihat paket internetnya berkurang drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATARARA
Teen FictionStart Publise GATARARA->1 Maret 2021 Republise 1 Februari 2023 FOLLOW TERLEBIH DAHULU [SEBELUM MEMBACA] WARNING: NO PLAGIAT! Rara Putri Pramuda (Anak Baru Gede) suka, kagum, bahkan cinta terhadap temen kakaknya. Namun, cintanya terhalang oleh per...