GR - 38. Benar-benar Cinta

1.9K 292 22
                                    

Ganasta sedang asik berkumpul di markas mereka sambil mengerjakan tugas.

"Ck, ini soal ribet amat dah!" Kesal Barra.

"Gue heran, kok bisa ya Aldi jawab soal-soal dengan senang hati. Mana bener semua lagi," ucap Gata.

"Heleh. Si Aldi cuma merem doang juga udah ketemu jawabannya," ucap Daffa.

"Jangan gitu dong gaes. Gue jadi merasa sangat pintar," ucap Aldi cengegesan.

"Ekhem-ekhem, gue mau pantun dulu ya!" Ucap Kenzo tak mau kalah. "Ikan Hiu minum air, airnya air asin. Kalau hubungan kita sudah berakhir, silahkan kamu cari yang lain."

"Gimana-gimana? Keren kan?" Tanya Kenzo dengan percaya diri.

Ini-nih, tipe orang yang haus pujian!

"Astagfirullah, pamer tuh. Pamer! Riya namanya Riya!" Ucap Daffa mendadak alim.

"Pas bait pertama gue dengernya Ikan Hiu bilang anj*r," ucap Gata dengan wajah tanpa dosa.

"Hiks ... CAPE! GUE CAPE! Gue merasa terdzolimi!" Ucap Kenzo dengan dramatis.

Insaflah wahai manusia ~~~

"Diam lo pada! Tuh liat, temen kita lagi asik telponan!" Ucap Gilang sambil menunjuk Rangga sontak Ganasta langsung diam.

Rangga mematikan ponselnya dan tampak senyum-senyum sendirian.

"Kenapa lo? Kalo sakit bilang Ga. Entar gue minta obatnya si Zidan!" Ucap Gilang.

"Tapi lo yang makan. Lo kan doyan yang kek begituan," ucap Rangga.

"Gue masih normal. Masa gue makan obat buat nyembuhin depresi?" ucap Gilang. "Jiwa gue masih aman ya." Lanjutnya.

"Nggak ada salahnya Lang, nyiapin obatnya duluan. Umurkan nggak ada yang tau," ucap Gata menasehati.

Nasehat macam apa itu?

Kenzo merangkul Gilang. "Mas, aku juga tadi digituin kok sama mereka. Yang sabar ya Mas ... Ini mungkin ujian bagi hubungan kita."

"PLASTIK MANA PLASTIK?! GUE MAU MUNTAH!" Ucap Barra tak kuasa mendengar suara yang mendayuh-dayuh dari Kenzo.

"Woi! Lo pada nggak cape apa ngebacot mulu? Gue laper nih," ucap Daffa.

Ganasta langsung nangkring di cafe ala  Korean.

"Widih! Jarang-jarang kita ke cafe kek begini," ucap Daffa sumringah.

"Aenyong haeso!" Sapa si Pelayan.

"Aenyong haeso! Araesoo, oreo, ajinomoto, royco, masako, mie lemo nilo, sarangheo," ucap Aldi dengan asal-asalan membuat pelanggan lain tertawa geli.

"Wih parah! Bahasa Korea lo lancar banget," puji Rangga.

"Yoi! Kan gue paling pinter dari lo-lo pada," ucap Aldi sambil menyengir.

"Guys! Gue duluan ya. Lagi pengen ketemuan sama Riska!" Ucap Rangga.

Sesampainya di tempat yang dituju, Rangga sama sekali tidak melihat Rika. "Tu cewek ke mana sih?"

"Tada!" Ucap Riska tiba-tiba datang sambil memakai kaca mata yang persis seperti milik Rangga.

"Sejak kapan kamu pake kaca mata?" Tanya Rangga heran.

"Ck, biar samaan aja gitu. Sama kamu," ucap Riska sambil tersenyum manis.

"Unch, gemes banget! Pengen aku nikahin!" Ucap Rangga.

Semakin hari, semakin aku bersyukur Ga milikin kamu. Ini cara aku belajar mencintai kamu. Semoga aja aku bisa benar-benar bisa mencintai kamu.

"Oh ya. Bantuin aku kerjain tugas dong Ris ...," pinta Rangga.

"Tugas? Aku kan masih SMA, kamu udah kuliah. Masa bantuin kamu? Nggak sapadan Ga," ucap Riska.

"Heleh. Kamu kan umurnya sepadan sama aku, cuma nggak naik kelas 2 tahun aja," Ucap Rangga tidak mau kalah.

"Iya deh iya," ucap Riska.

Sepulang dari cafe, Ganasta tidak sengaja melihat Riska membantu Rangga mengerjakan tugas.

"CURANG WOI, CURANG!" Ucap Barra heboh.

"Mantep banget ye. Ngerjain tugas sambil pacaran," ucap Daffa 

"Lah, lo kerjain juga dong sama Oci!" Titah Rangga.

"Sesama pacaran sama cewek yang nggak naik kelas 2 tahun nggak boleh berantem!" Ucap Aldi.

Riska dan Oci passwornya apa? Nggak naik kelas 2 tahun.

"Ga, ini tugasnya udah selesai. Pulang yuk! Males denger kebacotan temen-temen kamu yang masih jomblo," ajak Riska.

"Ga! Lo nggak nyesel apa balikan sama Riska? Kalo gue jadi lo sih nyesel," ucap Barra.

Rangga dan Riska tetap saja bersikap apatis dan meninggalkan Ganasta.

"Nah! Ini nih, yang dinamakan cinta buta. Nggak bisa ngeliat mana yang bagus mana yang jelek!" Omel Barra.

"Diam Bar! Kalo udah cinta. Dia bukan melihat, tapi merasakan. Nggak pake mata, Tapi pake hati. Paham kan?" ucap Kenzo.

"Cariin gue pacar gih!" Titah Barra kesal karena masih menjadi jomblo samapi sekarang.

"Si Mita aja gimana? Mau kan? Kalo nggak Nadia. Masih nggak mau? Yaudah, nggak ada kata lain selain menunggu datangnnya jodohmu," ucap Kenzo sukses membuat Barra seperti tidak punya semangat hidup.

"HUWAAAA! Gue ganteng, orang kaya, motor sport merek NINJA. Hiks ... auah! Males ... pengen ngerebut pacar orang," ucap Barra.

"Fa, kita harus tia-ti!" Ucap Gata dan Daffa yang sudah mempunyai pendamping hidup sama seperti dirinya.

"Heleh! Selera gue tuh bukan kek cewek kalian. Selera gue tuh yang montok, behenol, aduhai, yakin deh! Cewek yang kek gitu bakalan gue cintai dengan tulus," ucap Barra antusias.

Gata menggeplak kepala Barra. "ITU BUKAN CINTA, ITU NAFSU!"

Maaaa pengen nikah sama Mas Gata!

"Dahlah. Gue kalah," ucap Barra pasrah.

Pak Ketua dilawan

"Yaudah yuk pulang. Ngapain kita di sini? Mana tugas belum selesai. Bentar lagi sore," ajak Aldi.

Ganasta lantas melajukan motor mereka dan di tengah perjalan pulang, motor berwarna black and blue yang berlawanan arah dengan mereka seakan sengaja mengajak ribut.

"Buka helm lo!" Titah Gata.

"Lo salah-satu dari geng motor atau stardust? Sok misterius segala, mana warna motornya mirip lagi kek punya gue. Plagiat woi!" ucap Daffa.

"Untung warna biru. Bukan warna hijau," ucap Barra sambil mengusap-ngusap motornya yang berwarna hijau."

"Tapi tenang Fa, meskipun warna motor dia sama kek punya lo. Tapi dia nggak bakalan sama kek temen gue yang paling bucin ini," lanjut Barra sambil tersenyum manis pada Daffa.

"Lo emang temen terdekat gue," puji Daffa.

"Yaelah deket. Motor kita aja kalo diparkir selalu deketan," ucap Barra.

Ututu tatuit

Akhirnya bisa up lagi 😭

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang