15. Jadian

3.3K 582 28
                                    

"Gue makan ya," ucap Gata mulai menyendokan nasi.

"Lo nggak mau?" Tanya Gata.

"Nggak, udah kenyang," jawab Rara.

"Yakin nggak mau?" Goda Gata.

"Ish, udah dibilangin udah kenyang!" Jawab Rara.

"Oke-oke, gue nggak maksa," ucap Gata santai.

Melihat Gata tengah lengah, Rara mengambil tempe yang ada tempat makan tersebut.

"Lah, tempenya kemana?" Tanya Gata heran.

"Nggak tau," jawab Rara dengan pipi yang telihat embem karena sibuk mengunyah tempe.

Gata yang menyadari hal itu, langsung mencubit pipi Rara gemas. "Kalau laper bilang!"

"Tadi belum laper, sekarang laper," ucap  Rara sambil terkekeh.

"Tumben, lo ngasih makanan buat gue," ucap Gata.

"Pasti ada apa-apanya!" Lanjut Gata.

Rara langsung berdiri. "Dih, ge-er! Emang gue salah berbuat baik sama lo?!"

"Ya nggak, gue cuma heran aja," jawab Gata.

Ini cowok nggak peka banget, masa udah dikasih perhatian tapi nggak sadar-sadar!

"Kok diem?" Tanya Gata.

"Nggak, nggak kenapa-napa," jawab Rara.

"Lo lanjutin aja makannya," lanjut Rara.

Gata langsung memakan makanan itu dengan lahap.

Seharusnya Riska juga kek begitu ke gue, batin Rangga.

"Ga!" Seru Riska.

Rangga mengercapkan matanya, karena refleks melihat orang yang baru saja ia pikirkan ternyata sudah ada di hadapannya.

"Lagi ngeliatin apaan?" Tanya Riska.

"Tuh, si Gata lagi makan," jawab Rangga sambil menunjuk menggunakan dagunya.

"Tumben nggak makan bareng," ucap Riska.

"Lo juga, tumben nggak bareng temen," ucap Rangga.

Riska menyengol Rangga. "Ish! Sekali-kali  sendiri, biar bisa berdua-duaan sama lo."

"Eh, kamu maksudnya," lanjut Riska.

Rangga mendekatkan wajahnya pada Riska "Emang ya, kamu nggak pernah berubah. Ternyata centilnya masih ada kek dulu," ungkap Rangga.

"Lo nggak boleh liat ini!" Ucap Aldi sambil menutup mata Daffa.

"Eh buset! Kok gelap kek alam kubur?" Tanya Daffa, Aldi langsung melepaskan tangannya dari mata Daffa.

"Ais-ais," ucap Daffa sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan pemandangan yang ia saksikan.

Ekhem!" Dehem Barra agak keras.

Rangga yang mendengar itu langsung menjauhkan dirinya dari Riska.

"Mentang-mentang udah dibolehin pacaran, jadi nggak inget sama teman!" Cibir Barra.

"Maksud gue bukan gitu," ucap Rangga.

"Maklumin aja namanya juga pacaran pengenlah uwwu-uwuwan, tapi inget jangan sampe kelewatan!" Ucap Aldi.

"Iya-iya," ucap Rangga.

Ting! Ting!

Ah elah, baru aja mau uwwu-uwuan, udah bunyi aja itu lonceng! Batin Rangga.

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang