GR - 39. Belum sembuh

1.7K 284 38
                                    

Cowok itu membuka helmnya dan menampilkan smirknya.

"Zi-Zidan?" Tanya Gata mencoba memastikan.

"Iya. Gue Zidan! Kenapa? Takut? Tenang. Gue udah minum obat kok," jawab Zidan enteng.

"Mau apa lagi sih lo? Ini udah malem. Nyari anak gadis kan lo? Nyari cewek malem-malem, mau lo apain? Gue paham ya, apa yang dipikiran lo!" Ucap Barra.

"Bwahaha, sepemikiran kita!" Zidan tertawa ngakak.

Setres

"Mending lo pulang deh Dan. Gue takut lo bikin ulah lagi," ucap Aldi menyarankan.

"Tau, pulang bareng yuk sama kita-kita!" Ajak Gata.

"Kita ini Ganasta lo Dan. Beruntung banget lo bisa pulang bareng sama kita-kita," timpal Barra.

"Ayolah Dan, lo nggak mau sembuh? Yang ada kalo lo gini terus lo makin depresi." Ucap Daffa.

"Oke deh, sebagai penghormatan karena kalian lebih tua dari gue. Gue mau pulang bareng kalian," ucap Zidan.

Tanpa berlama-lama Ganasta langsung pulang bersama Zidan.

"Gue duluan!" Ucap Zidan sambil mengangkat tangan jametnya.

Barra menggelengkan kepala. "Tu bocah bener-bener! Dikira balapan kali ya, siapa yang duluan dia yang menang."

Sudah malam, tetapi Zidan masih belum pulang. Ya! Cowok itu sudah berbohong pada Ganasta. Ia berada di jembatan yang sepi sambil memandang pantulan bulan di air.

"Hiks ... gue depresi udah 3 tahun. Gara-gara lo Ra! Tapi lo, lo sama sekali nggak merasa bersalah."

"Lo sekarang udah bahagia sama Gata, dan gue? Gue ditinggalin Oci karena dia udah sama Daffa."

"Seharusnya gue ngaca, mana ada cewek yang mau sama gue yang nggak waras ini!"

"Mereka pasti takut sama gue, apalagi semenjak kejadian di SMA LT waktu gue aniaya Oci."

"Bentar waras, bentar nggak. Udah banyak biaya buat nyembuhin gue, tapi sampai sekarang  ... gue nggak punya harapan."

"MENDING GUE BUNUH DIRI!" teriaknya sambil mendekati pinggir jembatan.

"Tapi gue nggak mau mati jomblo."

Zidan menjauh dan kembali menaiki motornya.

Kampret nggak jadi, MATI AJ LO ANJ!

******

"Gue bahagia banget! Zidan nggak ganggu hubungan gue sama Oci," ucap Daffa sumringah.

"Mungkin ntu bocah udah sadar," ucap Gata.

"Jangan panggil dia bocah Ta. Gue jadi berasa tua," ucap Barra.

"Heleh, lo dulu sampe sekarang tetep panggil Rara bocah!" Ucap Gata tak terima.

"Lah gue mending, lo panggil dia ABG Labil. Padahal jelas-jelas umur dia udah year eight teen," ucap Barra.

"Sok Inggris lo! Mapel Bahasa Indonesia di rapot aja masih 6," ucap Gata.

"Ya gimana ya, kalo mapel itumah udah dikuasain Kenzo. Gue males nyama-nyamain dia," ucap Barra terang-terangan.

"Heh temennya Arang sama Abu! Meskipun lo nggak bisa ngusain bidang itu, tapi gue tau kok. Setiap orang mempunyai kuasa di bidang tertentu," ucap Kenzo.

"Contohnya balapan di sirkuit? Ngetrack? Lakik banget kan gue? Bilang aja iya," ucap Barra sambil menyengir.

"Gue tuh heran sama yang pacaran bilang gini 'aku nggak bisa hidup tanpa kamu!' Buktinya pas putus masih hidup," ucap Aldi.

"Nah iya juga! Gue heran sama yang pacaran bilang gini 'I love you, I miss you, Byby, My boo,' Kalo pacaran langsung bisa bahasa Inggris kali ye?" Ucap Barra.

"Lah itu mah masih mending. Nah yang gue heranin, pas pacaran bionya inisal pasangan kek Mas R pake emot love lagi. CYUIH! Tapi pas putus bionya ganti : Ingat 17:32, keep halal, jomblo fisabilillah! Terus bikin qoutes 'Janganlah mencintai seseorang terlalu dalam, karena takutnya kamu merasakan sakit yang dalam juga.' Bhueh! Langsung jadi ahli qoutes, kek lo Jo!" Ucap Gilang merasa puas karena sudah mengeluarkan sindiran yang telah lama bersarang di dalam dirinya.

"Kita mah jomblo happy-happy aja ya gaes!" Ucap Kenzo sambil merangkul teman sesama jomblonya.

Gata, Rangga dan Daffa yang notabennya sudah punya pasangan hanya bisa merasa miris dengan temannya itu.

"Tuh, dampak negatif kelamaan menjomblo! Miris gue liatnya. Keinget lo dulu Fa," ucap Gata.

"Iya. Waktu Oci belum nerima cintanya, sampe depresi. Untung sampe nggak kek Zidan," timpal Rangga.

"jangan disebut napa, ngehancurin mood gue aja!" Ucap Daffa sambil memanyunkan bibirnya.

Sesudah diperiksa, Zidan diberi obat oleh dokter.

"Dok, perasaan dari kemaren anak saya dikasih obat mulu. Tapi nggak sembuh-sembuh!" Protes Mama Dina.

"Oh, itu mungkin anak Ibu yang pergaulannya masih dibebasin. Mungkin juga Zidan mengidap depresi yang berkelanjutan hingga seperti sekarang," jelas Dokter.

Zidan hanya menyimak penjelasan dokter.

Ngapain juga gue sembuh? Bagus dong kalau gue DEPRESI, terus GANTUNG DIRI, dan akhirnya MATI!

Jomblo semakin di depan 😭

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang