"Bang Gilang, Bang Gilang. Wajahnya yang rupawan ... Bang Gilang banyak uang! Makanya aku sayang...," Daffa bernyanyi sambil berjoget riya dan tak lupa, tangannya sesekali mencubit pipi tembam milik Gilang yang MENGGEMASKAN!
"Najis!" Umpat Gilang.
"Udahan Fa. Mau gue bilangin ke Oci?" Tanya Gata membuat kembali Daffa duduk.
"Emang ya, cewek itu kek soal matematika. SUSAH DIMENGERTI!" Ucap Barra frustasi.
"Lo nya aja yang nggak pengertian!" Balas Dira masih menampakan wajah kesal.
"Lo sendiri nggak pernah ngertiin dan ngehargain perjuangan gue!" Barra sudah emosi, tapi ia tetap tidak mau jika harus bermain fisik. Karena ia tau bahwa hal itu hanya akan menambah buruk keadaan.
Barra duduk guna menenangkan diri.
"Kenapa lo Bar? Emang lo udah pacaran sama Dira?" Tanya Gata saat melihat temannya itu terlihat emosi.
"Udah, dari 2 minggu yang lalu," jawab Barra.
"Yah, baru 2 minggu udah ribut! Gimana kapo udah bertahun-tahun dan jadi suami istri coba?" Ucap Kenzo heran.
******
Semua siswa-siswi hari ini, diperintahkan untuk mengumpukan tugas minggu lalu.
"Ada yang nggak mengerjakan?" Tanya Pak Radit sambil menatap Barra intens. Kenapa Pak Radit menatap Barra? Ya karena Pak Radit sudah hafal dengan tingkah Barra yang sering telat mengerjakan PR. Pak Radit juga bingung kenapa Barra bisa sering tidak mengerjakan PR, padahal jika Barra tidak mengerti soal Barra masih bisa menjawab menggunakan google.
"Dih apaan?" Gumam Barra.
"Ada yang nggak mengerja-," ucapan Pak Radit terpotong oleh Barra.
"I-iya - iya, saya Pak saya-saya. Saya nggak ngerjain!" Jawab Barra mengakui.
"Kok Bapak gitu banget sih?" Lanjut Barra mendelik kesal.
"Gitu gimana?"
"Bapak tuh kek mengintimidasi saya Pak," sontak Barra dan Pak Radit menjadi tontonan satu kelas.
"Bipik tih kik mingintimidisi siyi Pik," ledek Pak Radit membuat seisi kelas terbahak.
"Dih, jadi dosen kok alay!" Ucap Barra heran.
"Alay?! Saya tuh dosen kamu lho!" Jelas Pak Radit membela diri. Asik! Sepertinya suananya semakin seru.
"Nyenyenye. Bapak jelek, Bapak nggak mandi," ledek Barra tanpa dosa.
"TUH! TUH! TUH! YANG ALAY KEK GITU TUH!" Tunjuk Pak Radit mulai emosi.
"Tuh, tuh, tuh. Ludah Bapak nyembur tuh," timpal Gata sambil terkekeh. Gara-gara informasi Gata, Pak Radit harus sedikit menanggung malu. Karena benar saja, bahwa air yang menjijikan milik beliau itu keluar tanpa disengaja.
"Saya nggak punya waktu buat ngerjain PR, belajar, dan semua yang berkaitan tentang sekolah. Karena saya lagi frustasi Pak! Soalnya dari kemaren sampe hari ini, saya ribut sama tambatan hati saya Pak! You know what 'tambatan hati' Pak?" Jelas Barra diakhiri oleh sepucuk pertanyaan.
"Iya tau ... pacar," jawab Pak Radit. Kemudian Barra mengganguk pelan guna mengiyakan.
"Jadi tolong Pak, jangan ditambah lagi beban hidup saya ...," tutur Barra sambil memasang wajah memelas berharap Pak Radit merasa iba kepadanya.
"Yah malah curhat. Kalo kamu nggak mau ngerjain PR, Bapak bakalan skors kamu!" Ancam Pak Radit membuat Barra terdiam. Sepertinya Barra sudah lelah beradu argumen dengan Pak Radit.
*******
"Kenapa sih tadi pagi Bar, lo ribut sama Dira? Sampe nggak ngerjain PR," tanya Gata.
"Paling juga dia ketahuan maen sama cewek lain! Buaya emang," cerocos Kenzo.
"Dih, gue tuh setia. SETIA!" Tegas Barra membela diri.
"Selalu tipis dompetnya!" Celetuk Rangga. Sontak seisi kelas bersorak riuh.
"Hehe. Kok lo tau? Kalo dompet gue tipis?" Barra terkekeh sekaligus heran. Apakah kakak dari Rara itu peramal? TENTU TIDAK.
"Nah! Bisa jadi gara-gara dompet lo tipis alias kere nggak punya uang, Dira sebel sama lo Bar!" Tebak Aldi.
"Iya sih. Dia sempet pengen beli skincare, tapi nggak gue kasih uang. Lagian gue kan belum jadi suaminya, ya .... nggak wajib dong kasih nafkah," ucap Barra.
"Bar, lo ingat nggak sih perkataan lo pas bahas tipe cewek? Tipe lo kan yang seksi, cantik, putih, montok!" Ucap Gata.
"Iya sih gue mau yang putih mulus kek bayi," timpal Barra mengakui.
"Nah! Tipe lo sendiri pengen kek bayi. Sekarang coba kita pikir ... kenapa bayi tuh putih, mulus, sama wangi? Ya karena dikasih bedak, minyak telon, apalagi lah. pokoknya banyak! Ya cewek kek gitu juga. Butuh bedak, sabun cuci muka, krim siang plus malam, banyak deh keperluan mereka. Karena buat jadi glowing itu butuh biaya Brey!" Jelas Gata panjang lebar.
Oci menepuk pundak Rara. "Laki lo pengertian banget!" Lantas Rara terkekeh.
"Ngomong-ngomong, udah jadi belum?" Tanya Riska membuat Rara mendelik heran.
"Jadi apanya?"
"Udah deh Ra. Nggak usah sok polos lagi," ucap Riska. "Ih, Ris. Yang jelas dong! Jadi apanya?" Pekik Rara.
"Anak."
Mata Rara otomatis melebar, kemudian ia melirik Gata sekejab. Sudah 1 bulan usia pernihannya bersama Gata, tapi dalam waktu 1 bulan itu sepertinya masih wajar-wajar saja jika belum ada tanda-tanda kehamilan. Entahlah, mungkin karena kondisi tubuh seirang Rara Putri Pramuda kurang subur.
"Belum jadi Ris."
Dira ikut duduk bersama teman-temannya, sontak semua mata tertuju pada Dira. "Nah ini! Lo beneran pernah minta uang ke si Bar-bar? Ish! Ra. Lo tau sendiri kan, Barra tuh masih kuliah belum kerja!" Tegur Riska sementara Dira hanya memutar bola matanya malas.
"Nggak pa-pa. Besok-besok aku bakal lebih sering balapan biar bisa kasih uang ke kamu Ra," tutur Barra terdengar tulus.
"Jadi lo balapan bukan cuma karena hobi, tapi juga buat biayain Dira?" Tanya Daffa memastikan diberi anggukan oleh Barra.
"Jangan gitu lah Bar! Menurut gue lo BERLEBIHAN," bujuk Daffa.
"Kalo Dira lo gituin mulu. Dia bakalan jadi cewek matre, nggak perlu lah lo pake biayain dia. Toh, dia masih punya orang tua!" Ucap Aldi ikut menimpali.
"Lah, kan lo sendiri yang bilang. 'Orang sabar disayang pacar' ya jadi sekarang gue bakal lebih sabar buat menghadapi Dira," ucap Barra membuat Aldi menjitak kepala cowok itu cukup keras.
"NGGAK GITU KONSEPNYA!" Ujar Aldi emosi. Tak biasanya seorang Aldi Wijaya bisa emosi seperti ini, mungkin karena Barra sudah melakukan hal yang sudah di luar batas.
"Lo lupa Bar, tadi kan lo sendiri yang bilang .... 'gue belum jadi suaminya, berarti nggak wajib buat nafkahin Dira.' Udahlah Bar, lo nggak perlu ngelakuin itu demi Dira!" Timpal Gata.
"Ta, ini kisah cinta gue sama Dira, jadi lo ... nggak usah ikut campur!" Ucap Barra sambil menatap Gata sengit.
.
.
.
.
.Kalo GATARARA udah tamat kira-kira kalian mau nggak BARRADIRA di publise?
KAMU SEDANG MEMBACA
GATARARA
Teen FictionStart Publise GATARARA->1 Maret 2021 Republise 1 Februari 2023 FOLLOW TERLEBIH DAHULU [SEBELUM MEMBACA] WARNING: NO PLAGIAT! Rara Putri Pramuda (Anak Baru Gede) suka, kagum, bahkan cinta terhadap temen kakaknya. Namun, cintanya terhalang oleh per...