GR- 53. Udah Jadi

2.2K 266 18
                                    

"HUWA! GUE TELAT!" Rara melirik ke arah jam dinding yang menunjukan pukul sembilan pagi. Lantas Rara bergegas mandi , setelah mandi dan sebagainya Rara langsung mendudukan diri untuk sarapan. Namun di tengah-tengan sarapan, Rara merasa heran saat Gata juga masih ada di rumah belum ke kampus sama seperti dirinya.

"Telat apanya sayang? Itu jam nya mati dari tadi malem," ucap Gata memberi informasi. "Terus itu kenapa, bajunya kebalik?" Tanya Gata heran.

Rara lantas melihat bajunya, "Huwa ... kebalik!" Gata terkekeh saat Rara menangis. Entahlah, akhir-akhir ini Rara bersikap cengeng. Mungkin efek sedang mengandung.

"JANGAN KETAWA!" Omel Rara. Namun sepertinya larangan itu adalah perintah bagi Gata yang matanya sudah berair akibat tertawa melihat tingkah istrinya itu. Entahlah, sudah sering sekali terjadi orang menertawakan orang yang tengah menangis.

"Kamu jangan lari-lari kek tadi ya, kan ada anak aku di perut kamu," ucap Gata khawatir terjadi apa-apa dengan kandungan Rara.

"Yaudah, aku mau benerin baju aku dulu yang kebalik," tutur Rara.

*******

Pak Radit melirik wajah Barra yang sumringah. Sepertinya Barra tidak telat mengerjakan PR seperti kemarin. Lalu Pak Radit duduk di kursi sembari membaca buku pelajaran sekolah. Pak Radit kembali berdiri guna menyamlaikan informasi.

"Buat kalian semua, Bapak minta untuk mengerjakan PR tugas kelompok Bahasa Indonesia!" Titah Pak Radit membuat Barra kembali lemas.

"Bapak kok kasih PR lagi? Suka ya ngeliat murid-muridnya capek?" Ucap Barra tidak terima.

"Udah Bar. Jangan protes kek kemaren lagi, Lo bayangin, ratusan siswa ... yang nilai juga Pak Radit. Beliau juga capek Bar, masa lo yang dikasih soal 10 doang ngeluh? Mana PR nya kelompok lagi! Otomatis nggak cape-cape banget," ucap Aldi menenangkan.

"Nah ini! Alasan kenapa Aldi juara berturut-turut. Karena yang bagus bukan cuma nilai prestasinya, tapi juga cara dia bertatak rama," tutur Pak Radit membuat Barra memajukan bibir bawahnya merasa iri.

"Saya udah berusaha jadi lebih baik lho Pak. Saya mau ngerjain PR kemaren aja seharusnya Bapak udah bangga, tapi Bapak malah menjatuhkan semangat saya buat belajar. sekarang ... gimana saya mau semangat belajar kalo Bapak yang bikin semangat saya hilang?" Ucap Barra.

"Saya nggak ngerti, maksud kamu apasih?" Tanya Pak Radit.

"Nggak ngerti apaan? Bapak tuh barusan kek meremehkan saya Pak! Kek ... seolah-olah saya nggak bisa pinter kek Aldi, saya cemburu Pak! Bapak tuh kek pilih kasih gitu ke anak murid," jawab Barra blak-blakan.

"Kamu cemburu? Berarti kamu cinta dong sama saya? Masih banyak cewek di muka bumi ini, kenapa harus saya yang kamu cintai?" Ucap Pak Radit.

"Saya serius lho Pak," ucap Barra sambil memasang wajah datar.

"Pengen disemangatin? Kemaren kamu kan cerita tentang pacar kamu ... kenapa nggak minta semangatin dia aja? Seharusnya tuh pacar kamu tanpa diminta juga udah ngasih semangat," ucap Pak Radit memberi saran.


*******

Waktu istrirahat telag tiba, terlihat tambatan hati Barra duduk bersama teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan Dira? Gadis itu memutuskan tidak memaksa Barra memberinya uang untuk membeli skincare, karena dia juga tau diri bahwa sekarang ia hanya sekadar pacar, bukan istri yang wajib Barra nafkahi.

GATARARA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang