"Ck! Gitu doang nggak paham, otak lo diasah nggak sih?!" Tanya balik Rendi.
"Sok pinter lo! Ngerjain tugas aja harus nanya ke si Brainly," ucap Reza.
"Berisik banget!" ucap Oci.
"Woi! Bawa pacar lo jauh-jauh dari sini!" Titah Riska sambil sedikit menyentil belakang Mita.
Mita membalikan badannya. "Heh, gue nggak punya pacar!"
"Ck! Pura-pura lupa, siapa lagi pacar lo kalo bukan Rendi Arzeklie?!" Tanya Riska dengan berani menatap Mita secara tajam.
"Gue nggak pernah bilang Rendi pacar gue, tapi lo? Yang pacarnya Rangga, kek nggak pernah dekat-dekat sama Rangga di sekolah, sekali dekat kek terpaksa. Beda sama Rara dan Gata!" Ucap Mita panjang lebar.
"Lo jangan coba-coba bandingin gue dan Rangga sama Rara dan Gata!" Ucap Riska.
"Emang kenapa? Apa lo nggak benar-benar cinta sama Rangga?" Tanya Mita.
"Atau jangan-jangan, lo masih cinta sama Gata?" Lanjutnya.
"Lo jangan asal ngomong ya! Riska itu udah move on sama Gata, dan dia balikannya sama Rangga!" Ucap Oci yang ikut terbawa suasana.
Mendengar suara yang tidak jauh dari mereka, GANASTA langsung menghampiri sumber suara.
"Sebentar, tadi gue denger Rangga dan Gata? Kalian lagi bahas apasih?!" Tanya Aldi.
"Nah! Sekarang mana Rangga dan Gata? gue mau jawab kalo mereka berdua ada di sini," tanya Mita.
"G-Gata kecelakaan," jawab GANASTA dengan kompak.
"APA?!" Semua murid SMA Langit Terang yang mendengar itu seketika kaget tidak percaya. Tepat disaat itu pula Rara datang.
"Loh, ini ada apa?" Tanya Rara polos.
"Kok lo bisa dateng? Biasanya lo dianter Rangga, sekarang mana Rangga?" Tanya Riska.
"Heh, nggak usah sok perhatian lo! Pake nanya-nanyain Rangga segala," cibir Mita.
"Kak Rangga nggak dibolehin keluar rumah sama Papa," jawab Rara.
"Kok bisa?" Tanya Riska.
"Sebab Kak Rangga ketahuan ikut balapan," jawab Rara.
"Oh, ini pasti gara-gara lo kan?" Tanya Riska sambil menunjuk wajah Barra.
"Iya. Kan GANASTA udah lama nggak balapan. Tapi, gue nggak nyangka bakal jadi kek begini," jawab Barra.
"Apa jangan-jangan Mybaby Gata kecelakaan juga gara-gara lo?!" Tanya Mita.
"Iya. Gata juga ikut balapan dan cuma dia yang kecelakaan," jawab Barra dengan wajah yang tampak berdosa banget.
"Terus, Gata dirawat dimana?" Tanya Riska.
"Rumah sakit Arumi Laverder," jawab GANASTA dengan kompak.
"Yaudah, kita minta izin sama kepala sekolah buat jenguk Gata ke rumah sakit," ucap Riska.
"Tumben lo pinter!" Celetuk Oci.
Sesudah diberikan izin untuk menjenguk Gata, mereka langsung pergi menuju rumah sakit Arumi Lavender. Rombongan GANASTA membonceng sebagian cewek-cewek SMA Langit Terang dengan motor sport milik mereka. Tak lupa, mereka masih memakai seragam sekolah. Barra dengan Rara, Daffa dengan Oci, Aldi dengan Santi, Kenzo dengan Riska, dan Gilang dengan Dira. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan!
"Yang kencang Ra, yang kencang!" Titah Gilang kepada Dira untuk melilitkan tangannya ke pinggang Gilang.
"Ck, nggak bisa. Perut lo kegedean!" Teriak Dira.
"BWAHAHA!" Tawa yang lainnya kecuali Barra.
"Woi! Dira punya gue ya!" Teriak Barra.
"Uhuy-uhuy, ada yang cemburu!" Celetuk Rara.
"Anak kecil nggak boleh ikut-ikutan!" Teriak Barra.
"Jangan panggil aku anak kecil paman!" Teriak Rara membuat Barra merasa tak habis pikir dengan gadis itu, Bisa-bisanya Gata jatuh cinta sama bocah kek gini."
Ya begitulah aksi teriak-teriakan mereka di sepanjang jalan yang membuat para pengendara yang lainnya merasa terganggu. Lampu merah membuat mereka terhenti dan sempat menjadi bahan omongan pengendara lain.
"Haduh, itu anak LT kan?"
"Iya. Seragamnya ada tulisan SMA Langit Terang!"
"Kok dibolehin keluar sih? Padahal jam segini masih jam pelajaran."
"Heh! Kami udah minta izin buat jenguk temen di RS Arumi Lavender!" Ucap Riska tak terima sekolahnya tercemar hanya dengan fitnah-fitnah.
Ceklek
"Ta! Lo nggak apa-apa?" Tanya Riska.
"Mohon maaf Dek, hanya beberapa orang yang bisa masuk," ucap Suster.
"Lo semua keluar!" Titah Riska.
"Kek pacarnya aja ngusir-ngusir," ucap Daffa.
Dan akhirnya yang menemani Gata hanya Rara, Riska, dan Barra.
"Kalian semua ngapain ke sini?" Tanya Gata.
"Ya jenguklah, masa mau sunat lagi?" Jawab Barra.
"Kalo burungnya terbang, langsung kita potong!" Celetuk Kenzo dari luar dengan GANASTA yang membuat cewek-cewek merasa geli.
"Berisik lo!" Ucap Barra.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Riska.
"Keadaan gue baik-baik aja. Cuma orangnya aja yang belum baik," jawab Gata.
"Jangan ngomong kek gitu! Kan gue jadi inget dosa," ucap Barra.
"Ra, lo kesini pake apa sama mereka?" Tanya Gata.
"Gue dibonceng sama Barra," jawab Rara.
"Yang bener?!" Tanya Gata.
"Iya bener. Emang kenapa?" Tanya balik Rara.
"Ya... Gue heran aja lo mau diboceng sama Boy Of Bar-bar," jawab Gata.
"Santai aja. Gue nggak bakalan nafsu sama bocah kek dia," Ucap Barra sambil melirik ke arah Rara.
"Rangga mana?" Tanya Gata.
"Rangga lagi dirumah nggak sekolah, karena dihukum sama Papanya waktu ikut balapan liar sama GANASTA karena itu juga dia pulang duluan sebelum lo kecelakaan," jelas Aldi dari luar.
"Tau nggak? Kemaren Aldi yang jemput Mamanya Gata kesini. Sebelum dia jemput, dia bilang gini—" Tidak sempat melanjutkan ucapannya, kaki Daffa sudah diinjak oleh Aldi.
"Buka aib teman itu dosa!" Ucap Aldi.
"Iya Mas Al," ucap Daffa dengan lembut.
"Dok kira-kira besok saya udah bisa pulang?" Tanya Gata.
"Alhamdullilah besok udah bisa," jawab Dokter.
Mendengar itu GANASTA langsung berselebrasi dengan sujud syukur layaknya sedang memenangkan pertandingan basket beberapa waktu lalu. Sementara orang-orang yang ada di sekitar nampak keheranan.
Sujud syukur guys! 😭👍
KAMU SEDANG MEMBACA
GATARARA
Teen FictionStart Publise GATARARA->1 Maret 2021 Republise 1 Februari 2023 FOLLOW TERLEBIH DAHULU [SEBELUM MEMBACA] WARNING: NO PLAGIAT! Rara Putri Pramuda (Anak Baru Gede) suka, kagum, bahkan cinta terhadap temen kakaknya. Namun, cintanya terhalang oleh per...