"Araaa..."
Seorang gadis langsung saja memeluk tubuhnya dengan berurai air mata, di peluk seperti itu justru membuat Ara rasanya ingin memukul kepala sahabat nya ini.
"Apasih Mira, lebay ah"
"ish lu mah gitu, gue kan sedih bakal lo tinggal"
Ara menghentikan aktifitasnya yang sejak tadi sedang mengemasi barang, ia menggeser tubuhnya untuk menghadap kearah Mira.
"kita masih satu sekolah Mir, tiap hari kita bisa ketemu"
"iya sih, tapi kan...Huuaaa"
"lah ni anak"
"Ra.. udah siap"
Ara menoleh kearah pintu, tampak seorang wanita baruh baya tengah tersenyum ke arahnya.
Ara kembali melihat Mira yang masih menangis di pundaknya."Buun.." rengek Ara pada Wanita tadi.
"Mira.., Ara nya udah di jemput, Bu Aya udah janji ko nanti bakal sering kesini sama Ara"
Setelah di bujuk seperti itu akhirnya
Mira melepaskan pelukan nya walaupun dengan mata yang masih menangis, namun bukan kasihan, Ara justru terlihat menahan tawanya saat melihat Mira yang tampak berantakan."Ya udah yuk, kasian ibu angkat kamu udah nunggu"
Ara terdiam saat mendengar kalimat terakhir dari ibu panti, ini rasanya mimpi, sebentar lagi ia akan merasakan bagaimana mempunyai seorang ibu.
"Raa.."
"eh iya Bun, ayok"
Ara langsung membawa tasnya dibantu oleh mira, mereka berjalan mengikuti ibu panti untuk bertemu dengan ibu angkat Ara.
"Bu Aya.."
Sosok perempuan berambut sebahu itu langsung berdiri dari duduk nya dan tersenyum lebar saat melihat Ara.
"Titip Ara ya Bu, rumah ibu pasti jadi rame kalau ada Ara, dia anak nya ceria sekali"
"ia tapi di panti jadi sepi Huaaa..."
"Mira iiihh.."
Ara menggerak-gerakan bahunya yang lagi-lagi di jadikan tempat untuk Mira menghapus air mata dan ingus nya.
Aya hanya tersenyum, lalu mengusap kepala Ara dengan lembut. Ara memejamkan matanya merasakan sensasi sejuk di hatinya yang belum pernah ia rasakan sebelum nya.
"justru itu yang saya harapkan, saya harap dengan adanya Ara, rumah saya ga sepi lagi"
Tatapan Aya sangatlah lembut pada Ara, ia terlihat sangat tulus, begitupun dengan Ara.
Mira dan anak-anak yang lain kini hanya bisa melambaikan tangan nya melihat punggung Ara yang semakin menjauh.
Ara menghentikan langkahnya lalu berbalik, ia tersenyum pada semua nya yang masih setia berdiri melihatnya. Satu helaan nafas panjang lolos begitu saja, berat memang meninggalkan panti asuhan yang sudah membesarkan nya, tapi memiliki keluarga adalah impian nya.
"Ra.. ayok" ucap Aya, ia mengerti dengan perasaan Ara saat ini.
Ara pun mengangguk dan ikut masuk kedalam mobil Aya.
"Raa..." Mira berlari dan melambaikan tangan nya seiring dengan Mobil Aya yang menjauh.
Helaan nafas kembali lolos, Ara masih melihat Mira dari balik kaca sepion.
"nanti kita sering-sering kesini" ucap Aya mencoba menenangkan Ara.
"iya Bu.."
"panggil saya Mami Ra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg