36

5.7K 655 34
                                    

Ara terbangun, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
Saat menoleh kearah samping ternyata Chika sudah tak ada.

Dengan sesekali menguap, Ara melihat kearah jam dinding dan ternyata sudah menunjukan pukul 08.00.

Ara tersenyum saat melihat Chika yang sudah berseragam rapi dan tengah mengerjakan sesuatu di meja belajarnya. Ara mengangkat jempol nya sambil berucap kata  semangat dengan sangat pelan saat Chika melihat kearah nya.

Malam tadi Ara memang tidur di kamar Chika, karena Chika mendadak minta ditemani, setelah cukup lama mereka berdua bercengkrama tentang bintang.

Tak ingin mengganggu Chika yang sedang ujian, Ara pun lebih memilih untuk keluar.
Dan ternyata disana sudah ada Shani yang sedang berkutat di dapur.

"duh anak gadis baru bangun, sini sarapan dulu" ucap Shani.

Ara hanya tersenyum yang langsung memperlihatkan deretan giginya.

"aku cuci muka dulu"

Ara berbelok ke arah kamar mandi.
Shani hanya menganggukan kepalanya, lalu berjalan ke arah sofa.

Tampak Cio yang masih mendengkur dengan pulasnya.

"Cio bangun"

Tak ada respon sedikitpun dari Cio. Shani mendengus kesal, ia kembali ke dapur lalu mengambil dua panci sekaligus.

Ara yang baru keluar dari kamar mandi hanya memperhatikan Shani yang terlihat sangat kesal, berjalan membawa dua panci itu mendekati Cio.

"Seru nih" ucap Ara, ia mengambil satu roti panggang lalu setengah berlari mengikuti Shani.

"Banguuun!!!"

Trang..Trang...

"Apa nih? apaan? kita diserang.. pistol gua mana" teriak Cio dengan mata yang setengah terpejam.

Ara langsung tertawa terbahak-bahak saat Shani memukul panci tepat di dekat telinga Cio.

"pistol..pistol.. Cuci muka sana!"

Sekali lagi Shani memukul panci itu, lalu kembali pergi ke dapur.

Ara masih saja memegang perut nya sambil terus tertawa.

"pusing gue" Cio memijat keningnya lalu kembali duduk di sofa.

"Aduh sakit perut gue " ucap Ara yang kini memilih untuk duduk di sebelah Cio.

"Kak Shani galak juga ya"

"kamu belum tau aja, dia galak dalam segala hal, ngeri-ngeri sedap pokoknya" bisik Cio.

"engga ah kalau dalam segala hal, kak Shani baik kok sama aku, galak nya cuma sama kak Cio aja kali"

"kamu belum tau aja, apalagi kalau lagi agresif, beuh.. ga tahan dah"

Ara mengerutkan kening nya, ia sama sekali tak mengerti dengan apa yang di bicarakan Cio.

"Agresif gimana maksudnya?"

"Ya i..tu..." Cio tak melanjutkan kalimatnya saat sepasang tangan menutup telinga Ara.
Cio sedikit mendongkak dan melihat Shani yang sudah menatap tajam ke arahnya.

"otw kamar mandi..hehe..damai" Cio langsung saja berlari dan masuk kedalam kamar mandi.

"Jangan dengerin carita-cerita aneh dari dia, agak miring emang otaknya" ucap Shani.

Ara hanya mengangguk, walaupun sebenarnya ia masih saja tak mengerti.

Pintu kamar Chika terbuka, Chika keluar dengan membawa gelas kosong ditangan nya.
Ara yang melihat itu langsung menghampiri Chika dan mengambil gelas kosong itu untuk ia isi.

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang