Bell ulang pulang pun berbunyi dan seluruh siswa langsung berhamburan keluar kelas.
tap..
"eeehh.." Ara kewalahan saat tangan nya langsung ditarik oleh Chika.
"kak.. aduh.. sakit tau"
Chika langsung saja menghentikan langkahnya saat sadar jika ia mencengkram tangan Ara terlalu kencang.
"Maaf.." ucap Chika dengan penuh rasa bersalah
Sadar ada sesuatu yang tak beres dari kakak nya ini, Ara langsung saja menggenggam tangan Chika dengan lembut lalu menuntun Chika menuju mobilnya.
"ke panti dulu ya" pinta Ara.
Chika hanya mengangguk lalu mulai melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan mereka tak saling bicara, kedua nya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, hingga tak terasa jika mereka sudah sampai.Chika yang sudah membuka sabuk pengaman nya langsung menatap heran kearah Ara yang hanya diam.
Sadar sedang di perhatikan Ara pun menoleh dan tersenyum tipis."Senyum kak" pinta Ara.
Dipinta seperti itu membuat Chika langsung salah tingkah dan itu semakin membuat Ara tersenyum.
"apaan sih Ra"
"senyum aja, mau aku rekam disini" ucap Ara sambil mengetukan jari telunjuknya di kepala.
"Seengganya, inget kak Chika lagi senyum itu bisa jadi penawar rindu nanti"
Wajah Chika berubah kembali menjadi serius, ia menatap datar bocah tengil di hadapan nya ini.
"aku ga mau senyum kalau kamu tetep mau pergi"
"duh jadi terharu"
"aku serius Ara.."
Ara tertawa menanggapi sikap Chika yang terlihat seperti anak kecil.
"Ya udah yuk keluar" ucap Ara beranjak hendak membuka pintu mobil namun di tahan oleh Chika.
"Janji dulu kamu ga akan pernah ninggalin aku"
Ara menghela nafasnya lalu menyentil dahi Chika cukup keras.
"Aw.. sakit tau"
"Satu sama! tangan aku juga tadi sakit tauu"
Ara menjulurkan lidahnya meledek Chika sebelum akhirnya ia keluar meninggalkan Chika yang masih mengumpat kesal.
Chika keluar dari mobilnya dan menghampiri Ara yang kini sudah berbaur dengan anak-anak panti.
"waah nak Chika juga ikut" ucap ibu panti yang langsung menyambut hangat kedatangan Chika.
"iya Bunda, mau main dulu di sini" jawab Chika.
"Bunda ini siapa namanya? lucu banget" teriak Ara yang kini tengah menggendong seorang balita yang baru ia temui di sini.
"Aduh.. Ara, turunin ah, nanti kalau jatuh gimana?" teriak ibu panti. kondisi tangan kiri Ara membuat ia dari dulu tak pernah diijinkan membawa hal-hal yang bersifat berat, terutama adik-adiknya di panti.
"Tapi gemes" ucap Ara sambil terus menciumi pipi anak lelaki itu.
"Biar Chika aja Bund" ucap Chika yang langsung berjalan menghampiri Ara dan merebut anak lelaki itu dari gendongan nya.
"eh..eh.. jangan dulu atuh ih, masih gemes"
"kamu itu kalau di bilangin susah banget ya" protes Chika sambil mengelus punggung anak tadi yang sekarang sudah berada di gendongan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg