Shani terbangun, merentangkan kedua tangan nya karena tubuhnya terasa pegal saat ini.
"sshh.. pantes, ketiduran di kursi ternyata" Shani pun berdiri hendak pergi ke kamar mandi namun kakinya terasa seperti menabrak sesuatu.
Mata Shani membulat sempurna, ia terkejut melihat Ara yang tengah tertidur di lantai."Ra.. bangun ra, pindah.. jangan tidur disini" ucap Shani, ia mencoba membangunkan Ara dengan mengguncang badan nya, tapi Ara terdengar meringis, tubuhnya semakin meringkuk di lantai yang tak beralas apapun.
"kak Chika" gumam Ara dengan mata yang masih terpejam.
Shani meletakan telapak tangan nya di kening Ara, ia terkejut ternyata tubuh Ara sangatlah panas.
"Ra.. bangun dulu, kamu makin sakit nanti"
Shani menepuk pipi Ara hingga Ara bisa membuka matanya walaupun masih sayu dan terlihat memerah.
Shani perlahan membantu Ara untuk bangun karena tubuh Ara benar-benar sangat lemah lalu menyelimuti Ara yang sudah terbaring di tempat tidur karena tubuhnya yang menggigil.
"Ya Tuhan, demam nya tinggi banget, apa aku bawa kerumah sakit ya" pikir Shani.
"kak Chika.." Ara terus saja memanggil nama Chika, bahkan air matanya lolos begitu saja dari sudut mata yang terpejam.
Shani sangat tak tega melihat Ara seperti ini, walaupun terbilang ia baru mengenal anak ini tapi bagaimanapun juga Ara lah yang menyelamatkan nya saat kemarin.
Akhirnya Shani memutuskan untuk membawa Ara kerumah sakit, khawatir jika demam nya akan semakin parah.Sementara itu Fiony sudah bangun lebih dulu dari Mira, perlahan ia beranjak untuk pergi, tak mau jika pergerakan nya akan membuat Mira terbangun.
Fiony masuk kedalam ruangan Chika, ia menghampiri gadis yang masih betah tertidur itu, sementara Bunda juga masih tertidur dengan posisi duduk di samping Chika.
"maafin aku kak" ucap Fiony, melihat wajah Chika selalu saja mengingatkan Fiony pada sosok Ara.
"Aku janji akan cari Ara dan bawa Ara kesini, kak Chika harus kuat ya"
Fiony mengusap halus bahu Chika, ia tau jika seseorang yang sedang koma itu sebenarnya bisa mendengar apa yang dibicarakan orang-orang disekitarnya.
"Kamu udah bangun ternyata"
Fiony menoleh kebelakang, tampak Mira yang baru masuk dan sesekali menguap, Fiony tau jika Mira sangat kelelahan.
"kak, betah banget dah tidur nya, bangun kek.. ga mau gitu kita cari Ara bareng-bareng"
Fiony menepuk bahu Mira, ia tau ada rasa sedih terselip di kalimat Mira, hanya saja Mira terlalu pintar menutupi kesedihan nya.
"ini emak nya kemana sih, kesel gue lama-lama, masa ga ada satupun keluarganya yang nemenin sih!"
"hus.. ga boleh ngomong gitu, kak Chika bisa denger loh" timpal Fiony.
Mira hanya mendengus sebal, sebenarnya ia sangat kesal pada Ara saat ini.
"gue mau cari Ara, gue mau seret dia buat kesini"
"aku ikut"
"ga usah Fio, kamu temenin Bunda aja, takutnya Bunda butuh bantuan"
walaupun sebenarnya ia lebih ingin mencari Ara, namun apa yang dikatakan Mira ada benarnya.
Fiony pun setuju dengan ucapan Mira, sementara Mira langsung saja keluar untuk mencari Ara.Mira berjalan cukup terburu-buru hingga ia tak sengaja menabrak seseorang saat hendak berbelok.
"Ya ampun, maaf..maaf" ucap Mira sambil menyerahkan dompet orang itu yang terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg