17

6.2K 657 18
                                    

"Aku gapapa Ra.."

"Tapi ini dari tadi ga berhenti"

Ara terus memberikan tisu pada Fiony.

"Mira kemana lagi, ngambil es batu lama banget"

"Ya udah sih, kenapa kamu yang panik, Fiony juga biasa aja" timpal Chika yang sudah jengah dengan sikap Ara sedari tadi.

"tapi kak..."

"apa!"

Ara mendengus sebal, menurutnya Chika benar-benar aneh saat ini.

"eeh maaf..maaf lama, ini Fiony.. di kompres dulu" Mira yang baru saja datang langsung mengarahkan es batu di tangan nya pada wajah Fiony.

"eeh.. lu kira muka fiony cendol mau lo kasih es batu sebesar itu!"

Ara meraih es batu yang masih terbungkus plastik itu dari tangan Mira.

"sini pala lo" ucap Ara.

"buat apaan?"

"buat getok es batunya"

"gila lu.."

Fiony tertawa dan ini pertama kalinya Ara melihat fiony tertawa lepas seperti itu.

Tak..

"Ra jangan gitu nanti tangan kamu sakit" ucap Fiony saat melihat Ara memukul es batu dengan tangan nya.

"Ya udah gini deh"

Ara menempelkan telapak tangan nya pada es batu, ia sedikit meringis menahan dingin di tangan nya lalu menempelkan tangan nya yang sudah dingin pada pangkal hidung Fiony secara berkala.

Fiony hanya diam, seumur hidupnya ia tak pernah mendapatkan perlakuan semanis ini dari seseorang.

Chika berdiri lalu pergi begitu saja dan sepertinya Ara masih tak peka dengan sikap Chika, kecuali Mira, ia sejak tadi menaruh curiga pada sikap Chika.

"tuh kan udah berhenti" ucap Fiony.

Ara hanya mengangguk sambil mengibas-ngibaskan tangan nya yang kedinginan. Melihat itu, Fiony menggosok kedua telapak tangan nya dan langsung menggenggam tangan Ara, berharap tangan nya bisa membuat tangan Ara menghangat.

"ish.. apa lagi nih" ucap Mira, yang langsung membuat Fiony terlihat canggung dan melepaskan tangan nya.

"Susul kak Chika gih" pinta Fiony.
Ara menoleh kearah samping dan terlihat heran saat Chika tak ada di samping nya.

"lah.. kemana?"

"cemburu tuh" sahut Mira.

"apaan sih lu.."

"lah emang bener"

Tak mau banyak bicara lagi, Ara pun pergi untuk mencari Chika, sementara Fiony masih terdiam melihat punggung Ara yang semakin menjauh.

"mereka kok kayak orang pacaran ya"

Kalimat dari Mira itu langsung membuat Fiony menoleh kearahnya.

"iya.."

"lo kok biasa aja?"

Fiony mengangkat kedua halisnya, ia sedikit bingung dengan pertanyaan Mira.

"emang nya kenapa?"

"mereka kan sama-sama Cewek"

"terus kenapa? manusia kan ga bisa milih mau jatuhin hatinya buat siapa"

"Tapi kan itu salah"

Fiony menganggukan kepalanya, semua yang dikatakan Mira memang benar.

"iya, aku yakin mereka paham konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil"

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang