"Ssshh pelan-pelan" rintih Ara.
Saat ini Chika tengah mengobati memar di kening nya.
"Maaf, Kamu benar-benar buat aku inget seseorang jadi tadi aku ga fokus"
Ara meraih kantung es batu dari tangan Chika dan lebih memilih mengompres nya sendiri.
"Kebetulan kali" ucap Ara, sejujurnya ia masih kesal pada kakak nya ini.
"Kamu marah Ra..?"
Ara memiringkan kepalanya dan menatap jahil pada Chika.
"Ciee manggil nama"
Sadar sedang di goda oleh Ara, Chika langsung menatap datar Ara, ia kesal padahal tadi ia sangat khawatir jika Ara akan marah padanya.
"Santai kak, aku baik-baik aja ko"
Chika menganggukan kepalanya lalu berdiri.
"Bagus kalau gitu, aku mau pulang"
Ara menahan tangan Chika lagi, ia sepertinya hobi sekali menahan Chika hari ini.
"kalau ga ahli buat cuek sama orang lain ya jangan di paksain" ucap Ara, ia paham betul sejak tadi Chika menatap khawatir kearahnya, namun sepertinya ego kakak nya ini terlalu tinggi.
Chika kembali duduk, tapi pandangan nya hanya fokus kedepan tepat nya ia hanya menatap kosong hamparan danau yang ada di hadapan nya.
Ara menyimpan kantung es nya, ia pun kini sama-sama menatap kearah danau dan sibuk dengan pikiran nya masing-masing.
"aku ada bukan sebagai pengganti Christy" sahut Ara, ia sempat mencari tahu tentang Chika kemarin, dan yang ia tahu Chika memiliki adik bernama Christy yang sudah meninggal setahun yang lalu.
Ucapan Ara sukses membuat Chika menoleh kearah nya.
"tapi apa ga bisa kak Chika sisain sedikit ruang di hidup kakak buat aku, sedikiit aja?"
Ara menunduk, ia menatap kosong kedua kakinya yang sesekali ia ayunkan.
"Christy akan selalu jadi adik kak Chika, tapi aku juga mau jadi adik Kak Chika, punya keluarga yang utuh itu impian aku sejak kecil"
"Keluargaku ga utuh Ra" sahut Chika. kali ini giliran Ara menoleh kearah Chika. Chika masih betah melihat kedepan, hanya tatapan kosong tanpa ekpresi apapun.
"Kamu salah kalau mengharapkan itu dari keluargaku" tambah nya lagi.
Dapat Ara lihat kesedihan yang mendalam dari sorot mata Chika.
Sejujurnya ia sangat senang saat tahu jika Chika adalah kakak angkat nya karena Chika adalah sosok yang di kagumi Ara di sekolah sejak dulu."Mau percaya sama aku ga?" ucap Ara.
Chika langsung menoleh dan melihat Ara yang tengah tersenyum sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"aku janji akan bawa serpihan yang hilang di hidup kak Chika"
Cukup lama Chika terdiam tapi pandangan nya tak pernah lepas dari sorot mata Ara, ia sedang mencari kebohongan di dalam nya namun sorot mata itu seolah memberikan kedamaian di hatinya.
Chika menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Ara.
"Aku pegang janji kamu"
Jangan tanya seberapa senang Ara saat ini, ia memekik kegirangan dan langsung memeluk Chika dari samping, Setidaknya ini adalah awal yang bagus menurutnya.
****
Ara membuka matanya dengan perlahan saat terdengar suara dari bawah.
"Weh, ketiduran ternyata" ucapnya yang sesekali menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg