42

4.9K 686 57
                                    

Cio berjalan masuk ke dalam rumah tepat Aya di sekap, saat ini ia harus menemui Gito dan menceritakan semua rencana jahat Ayah nya.

"Masih berani lo kesini"

Cio menghentikan langkah nya ia berbalik dan melihat Gito yang kini tengah berjalan menghampirinya.

"kak lo harus akhiri semuanya, lo cuma dijadikan alat balas dendam Papa"

"emang kenapa? gue mau balas dendam karena gue juga benci sama Dyo, lo harusnya ikut gue buat ngancurin mereka bukan buat bantu mereka!"

Cio tersungkur ke lantai saat kepalan tangan Gito mendarat di wajahnya.

"Lo itu cuma anak yang selalu di manja Papa, lo mana ngerti caranya berjuang buat dapetin apa yang lo mau! dan dengan cara ini gue bisa dapet pengakuan dari papa!"

Buuk!!

Dengan kasarnya Gito menendang perut Cio, tapi Cio tak gentar, ia tau jika kakak tirinya itu tertekan oleh semua beban yang Ayahnya berikan.

"Sadar kak! gua tau lo ga sejahat itu, buat apa pengakuan dari papa yang sama sekali ga pernah hargain semua usaha lo! buat apa kak!, udah cukup lo jadi budak nya dia, kita bisa lawan dia kak!"

Gito hanya diam, entah apa yang sedang di pikirkan nya, tapi Gito hanya berlalu pergi setelah memberi isyarat pada anak buah nya untuk membawa Cio keluar.

Cio di dorong dengan kasar oleh para anak buah Gito, tapi Cio tersenyum penuh arti, dengan Gito membiarkan nya pergi tanpa menyekapnya ataupun melukai nya lebih parah pun sudah menandakan jika Gito masih peduli padanya.

****

"Ara.. liat!"

"Ya ampun kak!!"

Ara yang sedang menyapu halaman langsung berlari saat Chika tengah berjalan dengan perlahan tanpa menggunakan tongkat.

"tongkat nya mana?"

"kenapa sih, kan lagi belajar"

"tapi kalau jatuh gimana, jangan aneh-aneh deh, tongkat nya mana?"

Chika menunjuk kearah tongkat nya yang ia taruh di dekat sofa.
Dengan segera Ara membawa tongkat itu dan menyuruh Chika memakai nya.

"udah aku bilang ada waktunya sabar dong, kalau terlalu di paksain nantinya malah sakit lagi" protes Ara tapi Chika justru menampakan senyum nya.

Cup..

Chika mencium pipi Ara dengan cepat, hingga semua omelan Ara berhenti seketika.

"lucu deh kalau lagi protektif gini"

Ara memalingkan wajahnya, ia hanya tak mau Chika melihat wajahnya yang sudah pasti memerah saat ini.

"Oy! ngapain lu berdua?"

Chika dan Ara menoleh dan mendapati Cio yang  tengah menatap serius ke arah mereka.
Ara yang terlihat tegang disini, ia tau Cio tak suka dengan hubungan lebih antara dirinya dan Chika.

"eh kak Cio kenapa wajahnya?" tanya Chika yang kaget belihat lebam-lebam di wajah Cio.

"biasa.. kerjaan cowo emang gini" Cio memposisikan dirinya di tengah-tengah lalu merangkul Ara dan Chika.

Ara paham, Cio memang sengaja membuat ia dan Chika berjauhan.

Pandangan ketiga nya beralih saat melihat Shani bejalan masuk dan menghampiri mereka.

"Loh sayang, kamu kesini kok ga bilang, kan aku bisa jemput kamu"

"heleh, soyang sayang" cibir Ara, ia masih kesal pada Cio yang memisahkan nya dengan Chika.

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang