Hari ini adalah hari pertama Chika belajar untuk menggunakan tongkat, semakin hari pemulihan Chika berkembang pesat dan tentu di saat-saat seperti itu Ara selalu menemaninya. Seperti saat ini, Ara dengan setia menjaga Chika yang sedang berlatih menggunakan tongkat nya.
"pelan-pelan aja gapapa" ucap Ara.
Tangan nya dengan siaga menjaga Chika jika suatu saat tubuhnya tak seimbang."bisa Ra, tapi masih sakit banget kakinya"
"ya udah, kita istirahat dulu ya"
Chika menggelengkan kepalanya, walaupun masih terasa sakit tapi keinginan nya untuk bisa berjalan lagi lebih besar dari rasa sakitnya.
"nanti aja... ee..eh" Chika nyaris saja terjatuh, beruntung Ara langsung dengan sigap meraih tubuhnya.
"nah kan, udah aku bilang"
Ara meraih tongkat Chika lalu membantu Chika untuk duduk kembali di kursi roda.
"jangan terlalu di paksain" ucap Ara, ia tau Chika teramat sangat bersemangat untuk sembuh.
"aku pengen cepet-cepet sembuh Ra, biar ga repotin kamu terus"
"aku ga repot, semua nya butuh proses, kalau terburu-buru hasil nya bisa jadi lebih buruk"
"iya..iya.. kesayangan aku udah dewasa ternyata" Chika mencubit gemas pipi Ara.
"ish.. sakiit"
"Ara.."
Ara dan Chika menoleh, tapi Chika langsung menggenggam erat tangan Ara saat melihat seorang lelaki yang tadi menyapa Ara.
"kak Cio?"
Ara tau Chika sedikit takut, ia tersenyum kearah Chika dan membalas genggaman tangan nya.
"aku kenal dia, dia orang baik" bisik Ara agar Chika bisa merasa lebih tenang.
"Tadi aku habis jenguk temen, terus ga sengaja liat kamu disini, oh iya.. ini kakak kamu yang hamil itu?"
"hamil?" Chika mengerutkan keningnya dan menatap Ara dengan penuh tanda tanya.
"bukan..bukan.. yang hamil itu temen yang udah aku anggap kakak"
"oh.. aku kira kakak kamu benerannya soalnya sampai kamu bela-belain beli buah-buahan gitu kemarin"
"iya kak.. aw.." Ara memekik kesakitan saat Chika mencubit tangan nya.
"Siapa?" Chika berbisik tapi jelas penuh penekanan di kalimatnya.
"kenapa Ra?" tanya Cio, ia terlihat heran melihat Ara yang tampak kesakitan.
"ini.. tangan aku di gigit semut tadi"
"oh.."
"loh Fiony! kak Shani!" Ara melambaikan tangan nya saat melihat Shani yang juga sedang membawa Fiony ke taman.
Mendengar nama Shani, tubuh Cio langsung menegang, setelah ia melihat Shani memeluk Ara saat itu, ia jadi yakin jika Shani yang sekarang di panggil oleh Ara adalah Shani kekasihnya.
"loh Ra.. lagi ngapain disini?" ucap Shani saat sudah berada tepat di belakang Cio.
Cio memejamkan matanya, ia hapal betul dengan suara itu, suara seorang perempuan yang sebenarnya sangat ia rindukan.
"Ra.. aku pergi dulu ya, permisi" tak menunggu jawaban Ara, Cio langsung saja pergi, ia hanya belum siap untuk bertemu dengan Shani.
"tadi siapa Ra?" tanya Shani saat sudah menghampiri Ara dan Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg