"Fiony?"
Fiony mengerjapkan matanya, lamunan nya langsung buyar seketika. Ia berbalik menatap seseorang yang tadi memanggilnya.
Bukan orang yang ia harapkan tapi ia pun tak bisa menyuruhnya untuk pergi."ngapain lo disini, terus lo tau tempat ini dari siapa?"
"Ara pernah bawa aku kesini" ucapnya.
"bener-bener itu anak, setelah kak Chika terus Fiony dia bawa kesini" Mira menggerutu kesal.
"kamu ga suka aku disini?"
"eh..bu..bukan gitu, gue takut aja makin susah bolos kalau tempat persembunyian nya banyak yang tau"
Fiony tertawa ringan, menurutnya Mira dan Ara sangatlah lucu, apalagi jika mereka di satukan, hal kecil pun bisa membuat seorang Fiony tertawa.
Pandangan Fiony beralih kearah Ara yang terlihat berlari dengan Chika yang mengejarnya, Ara tertawa dengan lepas sambil mengangkat tangan nya yang menggenggam sebuah dasi.
Mira mengikuti arah pandang Fiony dan langsung mengangguk-anggukan kepalanya saat tau apa yang sedang di tatap oleh gadis di sebelahnya ini.
"Jangan di pandang terus Aranya, nanti pawang nya marah" timpal Mira.
"Mereka berdua itu adik kakak kan?"
"iya, semenjak Maminya kak Chika adobsi Ara, mereka jadi lengket banget kayak kakak adek beneran, bahkan lebih sih kalau gue liat"
Fiony mengerutkan keningnya, ia kembali melihat kebawah tapi sudah tak ada lagi Ara dan Chika di sana.
setidaknya kamu liat kondisi dia Mas, dia anak kamu juga
Aku tak pernah mengharapkan anak seperti itu, kamu urus saja.. semua biayanya akan aku tanggung, setelah kematian Alya kenapa kamu jadi sangat peduli padanya? bahkan dia sama sekali bukan darah dagingmu?
Dia anak dari kakak ku Mas, dia keponakan ku juga sama seperti Chika, mereka lahir dari rahim yang sama, aku ga bisa membedakan mereka bedua
"Fio.."
"eh.. apa Mir?"
"lo kok ngelamun sih, bentar lagi bel.. ayok ke kelas"
"kamu duluan aja ya" ucap Fiony.
"Ya udah deh, duluan ya.."
Fiony hanya tersenyum, setelah kepergian Mira, ia kembali teringat percakapan dua orang di rumah sakit saat itu. Fiony tak tau banyak tentang mereka, yang ia tau sosok perempuan di ingatan nya itu adalah sosok yang selalu membiayai semua perawatan Ara di rumah sakit.
"Fiony.. hah..hah.. maaf aku nyaris lupa"
Fiony menoleh, ia melihat Ara yang sepertinya kelelahan karena berlari.
"Ada apa?" tanya Ara, ia masih berusaha mengatur nafasnya.
"Kamu ga boleh suka sama kak Chika Ra" entah kenapa kalimat itu langsung terlontar begitu saja dari mulut Fiony.
"Ma..maksud kamu?"
"Aku tau kalian saling suka, itu ga boleh Ra!"
"Fio aku.. empht.."
Untuk kesekian kalinya Ara kecolongan, Fiony sudah menempatkan bibirnya di bibir Ara.
Ara yang sadar langsung saja mendorong kasar tubuh Fiony untuk menjauh darinya.
Nafas Ara memburu, wajahnya terlihat memerah.
Fiony siap jika harus kena marah Ara, ia melihat sekilas kearah tembok. tampak lengan seseorang terlihat bergetar sebelum akhirnya hilang dari pandangan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanficAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg