Mulai hari ini Shani akan tinggal bersama Ara dan Chika, Tentu itu usulan dari Cio karena di rumah ini lah ia merasa Shani dan anak nya akan aman. Sebenarnya Shani sempat menolak, ia tak enak jika harus tinggal di rumah ini tapi justru Chika dan Ara langsung menyetujui usulan Cio, terlebih lagi Chika.
Ia sangat ingin Shani tinggal bersamanya."Ra! buruan, telat nanti" Cio yang sejak tadi menunggu Ara terlihat kesal, sesekali ia menghentak-hentakan sepatunya.
"iyaa bentar!" Ara berteriak dari kamarnya.
"Dua orang itu ga pernah adem deh perasaan, kalau ga berantem ya teriak-teriak" sahut Shani yang saat ini tengah menyiapkan sarapan di meja makan bersama Chika.
"tapi jadi rame, seneng deh rumah ini ga sepi lagi" ucap Chika yangemang lebih terlihat berseri daripada hari-hari kemarin.
Shani hanya tersenyum lalu mengusap pelan puncak kepala Chika sambil melangkah mendekati Cio yang masih terlihat kesal menunggu Ara.
"Sarapan dulu" ucap Shani, ia menyentuh lembut bahu Cio, tapi Cio menggelengkan kepalanya, ini sudah sangat terlambat menurut nya.
"Ayo kak berangkat!!" Ucap Ara yang sudah keluar dari kamarnya.
"Araa!! jangan lari di tangga!" Chika langsung saja menegur Ara, sedangkan Ara yang kini sudah berada di hadapan Cio hanya bisa menunjukan cengiran nya.
"kuy lah" ucap Ara tapi Shani langsung menahan nya.
"makan dulu" pinta Shani.
"tapi aku udah telat kak"
"lelet sih lu" cibir Cio dan lagi-lagi ia mendapat sentilan dari Shani, Shani hanya tak mau Cio berkasa kasar di depan Ara ataupun Chika.
"Ya udah nih buat sarapan di mobil" ucap Chika yang datang sambil membawa sebuah kotak bekal untuk Ara.
"Shan buat aku mana?" tanya Cio tapi Shani hanya mengangkat bahunya pura-pura acuh pada Cio.
"Yaaah Sayang, nanti aku ga fokus nyetir kalau laper"
Shani memutar bola matanya malas melihat Cio merengek seperti ini. Tapi bukan Shani namanya jika ia tega membiarkan kesayangan nya itu kelaparan, Shani sebenarnya sudah menyiapkan bekal untuk Cio dan langsung saja ia mengambil nya.
"nih.. "
"wiih makasih sayang"
Cup..
Cio mencium pipi Shani dan itu membuat Ara dan Chika langsung terlihat canggung, tapi itu tak berlangsung lama karena akhirnya Ara pun mendaratkan ciuman nya di pipi Chika hingga Chika terlihat kaget saat itu.
"makasih kak" Ara tersenyum manis lalu menarik tangan Cio untuk pergi, ia hanya tak ingin Chika atau Shani melihatnya yang sedang salah tingkah saat ini.
"Duh.. adek mu itu.." Shani menggelengkan kepalanya.
"kebanyakan main sama kak Cio nih"
Timpal Chika."halah.. tapi kamu suka kan Ara kayak gitu"
"apasih kak Shani" Chika menepuk pelan lengan Shani lalu kembali menuju dapur sementara Shani hanya bisa tertawa karena sukses menggoda Chika hingga Chika tersipu malu seperti tadi.
****
"makasih kak" ucap Ara saat mobil Cio sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.
"pulang nanti gue jemput lagi ya, pokoknya kalau ada yang mencurigakan langsung aja telepon gue" ucap Cio.
"Siaap"
Ara keluar dari mobil Cio lalu melambaikan tangan nya dan berlalri masuk kedalam.
Sementara Cio tak langsung berlalu pergi, sejak tadi ia merasa sedang di perhatikan, jadi ia tetap memastikan Ara sudah aman masuk kedalam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg