"Kakak ayo kak!"
Pagi-pagi sekali Ara sudah heboh di depan kamar Chika.
ia sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, tak lupa tas gendong berwarna hitam yang juga sudah ada di punggung nya.Ara melebarkan senyum nya saat Chika membuka pintu.
"Ra.. ini masih jam setengah enam" Chika dibuat bingung oleh Ara, ia memang sudah siap tapi menurutnya ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah.
"Gapapa, ayok kak" Ara menarik-narik tangan Chika.
"iya..iya sebentar"
Chika masuk kedalam kamarnya untuk mengambil tas lalu lebih memilih mengikuti kemauan Ara untuk berangkat sepagi ini.
Chika berjalan menuju mobil nya, namun saat hendak membuka pintu, ia merasakan jika ada yang memperhatikan nya.
"ayok neng, jemputan udah siap"
Chika melipat kedua tangan nya di dada saat melihat Ara yang tersenyum dengan wajah tengil nya.
"ga mau, aku takut jatoh"
"yaah, ayo dong kak.. susah payah nih aku minjem sepedanya ke pak Maman" Ara menautkan bibirnya, ia berpura-pura sedih di depan Chika.
"Ya udah iya, kalau sampe jatoh, aku pukul ya"
"iih tatut...aw.. sakit kak" pekik Ara saat pinggangnya terkena cubitan Chika yang sudah duduk di belakangnya.
Ara melajukan sepedanya sedangkan Chika duduk di belakangnya dengan tangan yang mencengkram kuat seragam Ara.
"Naiki motor tua..."
"ini sepeda Ra.."
"ah iya, naiki sepeda tua.. menara sebagai petunjuk.."
Chika hanya menggelengkan kepalanya saat Ara mengayuh sepeda sambil bernyanyi kencang seperti ini.
"Aku tak bisa berbuat apa pun
Hanya menunjukkan ke pemandangan ini
Dari kesedihan atau kesepian
Saat kau merasa jatuh pun kau sendiri lah
Mendongak dan melihat langit"Hal yang saat ini disadari Chika adalah, Ara memiliki suara yang merdu dan entah kenapa itu bisa membuat hatinya menghangat.
Walaupun memakai sepeda tapi sepertinya mereka tetap datang lebih awal hari ini.
"yuk.."
Ara menarik tangan Chika begitu saja sedangkan Chika hanya pasrah mengikuti kemana adiknya ini melangkah.
Ternyata Ara membawa Chika ke atas rooftop. Ara duduk di sebuah kursi tua disana lalu mengeluarkan satu kotak bekal dari dalam tas nya.
"Sarapan.. nih kak" Ara memberikan satu potong roti isi pada Chika.
"kamu sering kesini?" tanya Chika sambil melahap makanan nya.
"iya, aku sama Mira selalu kesini kalau bosen di kelas" jawab nya
"bolos maksudnya?"
Ara hanya menunjukan cengiran nya dan berujung mendapatkan sebuah sentilan kecil dari sang kakak.
"woy Ra.. eh ada kak Chika"
Chika dan Ara langsung menoleh kearah Mira yang baru saja datang.
"Lo udah sarapan Mir? mau ga nih?"
"udah sarapan gue, tau sendirikan gimana Bunda kalau anak-anak nya engga sarapan"
Ara menganggukan kepalanya, ibu pantinya itu selalu marah jika anak-anak pantinya susah untuk makan terutama sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg