"Dari mana?"
Chika dan Ara langsung menghentikan langkah nya. Ara terlihat takut saat melihat Aya dengan wajah serius nya sedangkan Chika terlihat biasa saja bahkan cenderung mengabaikan Aya.
"Tidur gih, udah malem" ucap Chika sambil menepuk pelan puncak kepala Ara.
"Tapi kak.."
"udah sana.."
Akhirnya Ara pun menuruti perintah Chika, ia berjalan lebih dulu kekamarnya sementara Chika masih di tatap tajam oleh Aya.
"duduk" titah Aya.
Chika pun duduk di sofa dengan jarak yang tak begitu jauh dari Aya.
"Apa kamu ga punya handphone? ga bisa kalau sebentar aja kabarin Mami? pulang sampai larut malam, pergi tanpa ijin"
"Hp Chika sama Ara mati"
"Trus kenapa pulang sampai larut malam? kalian itu perempuan, apalagi kamu bawa Ara"
"Chika ga suka lakuin perintah yang ga pernah diberi contoh, apa yang Chika lakuin sekarang sering Mami lakuin kan?, terus kenapa Mami marah?"
Aya mengepalkan tangan nya kuat-kuat, ia tak pernah menyangka jika Chika tumbuh menjadi gadis pembangkang seperti ini.
"Dimana rasa sopan kamu sama orang tua? percuma selalu juara umum disekolah kalau etika nya ga ada!"
"Salah Chika? lalu dimana figur Mami setiap Chika di rumah? jarang pulang dengan alasan kerja, pulang-pulang bawa lelaki brengsek, harus nya Mami sadar kalau dari dulu Chika sama Christy butuh Mami! bahkan sampai Christy udah ga ada pun Mami ga bisa ada buat Chika, itu kan alasan Mami adobsi Ara? karena Mami ga bisa ada buat Chika!!"
Emosi Chika semakin meluap, Aya masih terdiam tanpa mengalihkan pandangan nya pada anak sulung nya itu.
"Kamu ga berhak ngomong kayak gitu sama Mami, Mami udah ga tau lagi harus gimana sama kamu" ucap Aya lalu meraih ponselnya dan hendak pergi.
"Gitu aja terus, selalu semau Mami"
"Ini rumah Mami dan kalau kamu masih mau tinggal disini, patuhi semua peraturan di rumah ini!!"
Ara yang mendengar Aya membentak Chika langsung saja tersentak, ia hanya bisa mengintip dari atas tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Kebetulan kalau gitu, Chika juga udah muak tinggal di sini"
Mendengar itu Ara langsung keluar dari kamar nya dan menuruni tangga, ia hendak mengejar Chika yang sudah berlari keluar.
"Ara! jangan di kejar" titah Aya.
"Tapi Mi.."
Aya meraih handphone nya lalu menghubungi seseorang.
"Awasi mobil anak saya, jangan sampai lengah" ucap Aya.
"Dia pasti baik-baik aja, kamu tidur ya"
Ara menggelengkan kepalanya, saat ini hatinya dipenuhi rasa khawatir, mana mungkin ia bisa tidur dengan pikiran yang terus mengkhawatirkan kondisi kakak nya.
"jangan perlakukan kak Chika dengan beda cuma karena dia bukan anak kandung Mami"
Aya tersentak, ia menatap tak percaya pada Ara. Aya benar-benar bingung kenapa Ara berkata seperti itu.
"Kak Chika akan terus seperti itu kalau Mami terus-terusan nutupin kenyataan nya"
"Kamu ga tau apa-apa Ara"
"Mami salah, aku tau banyak hal tentang keluarga ini, yang bahkan kak Chika ga tau"
Ara berjalan mendekati Aya dengan tatapan lirih, seperti tengah menahan air matanya untuk tak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg