kenapa di biarkan? dulu kamu pernah berhasil ngelawan semuanya, kamu bisa sembuh Fio, sekarang kanker di tubuh kamu memang ada kembali, tapi masih banyak cara untuk kamu sembuh
"memang banyak, tapi aku udah lelah"
Fiony memandang sebuah bagau kertas berwarna pink ditangan nya. Saat kecil ia sengaja membuat seribu bangau untuk Ara, berharap Ara bisa sepertinya yang mempunya kedua tangan tanpa meminta harapan untuk dirinya sendiri.
"sekarang aku berharap kamu bahagia Ra"
Fiony memejamkan matanya, ada banyak hal yang seakan menghujam hatinya, ia telah merasakan titik terendah selama hidupnya, jika dulu ia bisa bersemangat karena ada Ara sekarang penopang tubuhnya seakan sudah tak ada lagi.
"langit nya cerah nih, sayang banget kalau ga di lihat"
Fiony membuka matanya, ia melihat Ara yang kini tengah duduk di sampingnya, bersandar pada kursi sambil menatap lurus kearah langit.
"eh.. liat..liat.. awan nya kayak monyet"
Fiony melihat kearah awan yang di tunjuk Ara, tapi pandangnya langsung terarah ke arah lain.
Fiony mendorong pelan tangan Ara hingga Ara menunjuk kearah lain."itu..." ucap Fiony.
Seketika senyuman langsung terukir di wajah Ara.
"masih suka pelangi ya?" tanya Fiony.
Ara mengangguk dengan cepat, pandangan nya tak lepas dari warna-warna yang membentang indah di langit hari ini.
"Aku mau jadi pelangi, yang datang setelah hujan berhenti, seperti keindahan di balik hal yang orang-orang benci... itu kata-kata siapa coba?" tanya Fiony, yang langsung membuat Ara terkekeh pelan.
"itu kata-kata bocah ingusan yang sok bijak buat nyemangatin sahabatnya" Ara tertawa mengingat percakapan nya dengan Fiony saat itu.
"iya.. bocah sok bijak yang berhasil buat sahabatnya kembali semangat" ucap Fiony.
"makasih ya Ra.." ucap nya lagi.
"untuk?"
"untuk apa ya?" Fiony tertawa, ia hanya tak bisa mengungkapkan apa yang dirasa nya pada Ara.
"eh.. kamu udah bisa pulang?" tanya Fiony saat ia melihat Ara sudah tak memakai baju pasien lagi.
"iya.. aku udah sembuh, untung ada Kak Shani, bahkan dia yang bayar semua biaya nya"
Fiony mengangguk, ia paham dengan sifat kakak sepupunya itu.
"Dia emang baik, penyayang banget"
"Tapi aku ga akan pulang dulu, aku mau nemenin kak Chika sampai sembuh disini"
Fiony terdiam, sangat jelas wajah Ara yang antusias saat menyebut nama Chika.
"oh iya, hasil lab kamu kan keluar hari ini, gimana hasil nya?"
ingin rasanya Fiony menceritakan semuanya pada Ara, bersikap egois agar perhatiaan Ara kembali hanya untuk nya, tapi Fiony tau saat ini Ara lebih menyayangi seorang Yessica Tamara.
"Hasil nya bagus, aku cuma kelelahan"
"Ahh syukurlah, aku lega dengernya, eh.. aku mau ke kak Chika dulu nih, kamu mau ikut?"
Fiony menggelengkan kepalanya, mana mungkin ia bisa tahan dengan pemandangan yang menyakitkan hatinya nanti.
"aku masih mau disini, nanti aku nyusul"
"oke, ya udah aku pergi dulu ya"
Ara melambaikan tangan nya lalu pergi dengan ceria, hal yang jarang ia temukan pada sosok seorang Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
FanfictionAra ingin menjadi pelangi dihidup Chika tapi ia lupa memberi warna untuk hidupnya sendiri [Fiksi] 18+ gxg