32

5.3K 602 15
                                    

Chika yang masih duduk di kursi rodanya menatap dalam foto Christy yang sedang tersenyum.
Jari lentiknya itu terangkat mengusap lembut potret adiknya yang selalu ia rindukan.

"kakak kangen banget sama kamu" ucapnya, Chika memeluk erat pigura itu seakan ingin menyalurkan kerinduan nya.

"Dengan masih bisa denger detak jantung kamu aja kakak udah bersyukur banget"

Chika memejamkan matanya, entah kenapa kata-kata Ara tiba-tiba terlintas di benaknya.

Aku bingung harus gimana, aku tau semua nya salah, apa yang kita rasa itu ga boleh, aku takut kak.. bahkan kalau aku bisa milih harus ngerasain hal ini atau ga pernah jatuh cinta sama sekali, aku akan milih ga pernah jatuh cinta seumur hidupku, tapi hati aku sakit setiap aku coba buat nolak kenyataan yang lagi aku hadapi

Chika menghela nafas berat, ia paham jika selama ini mungkin Ara terbebani dengan perasaan nya.
Chika menggerakkan rodanya, ia memilih untuk keluar menemui Ara.

Selama ia sakit, Chika pindah di kamar bawah jadi saat membuka pintu ia bisa langsung melihat ruang tengah dan saat ini di ruang tengah terlihat Ara yang sedang menonton televisi sambil memakan beberapa cemilan di sana.

Chika menghampirinya, namun sepertinya Ara masih belum menyadari keberadaan Chika.

"Serius banget deh"

Mendengar suara Chika, Ara langsung saja menoleh.

"loh, sejak kapan disini?"

"terlalu fokus nonton tv sih kamu" ucap Chika.

"mau duduk di situ atau di sofa?" tanya Ara.

"Sofa deh, bantuin ya"

Dengan telaten Ara membantu Chika untuk pindah duduk di sofa, sementara Ara langsung kembali duduk di karpet setelahnya.

Ara kembali menonton televisi sambil memakan beberapa cemilannya, sementara Chika lebih fokus melihat Ara dengan semua pikiran-pikiran di benaknya.

Tangan Chika secara tiba-tiba mengelus puncak kepala Ara hingga Ara menoleh kearah nya.

"kenapa?" tanya Ara.

"gapapa, jangan terlalu banyak ngemil, ini udah malem"

Ara pun mengangguk lalu menyimpan cemilan nya di atas meja dan kembali menonton tv. Chika tersenyum, Ara memang anak yang penurut dan manis menurutnya.

Sayangi aku seperti kaka sayang sama Christy, jangan pernah lebih

kata-kata Ara kembali terlintas di benak nya.

"Berat Ra.. tapi kalau itu yang kamu mau, aku bisa apa.."  Guman Chika di dalam hatinya.
Selama ini semua perkataan Ara terus menghantui pikiran nya, terkadang Chika ingin bersikap egois dan memilih apa kata hati nya tapi ia pun sadar apa yang sedang dirasakan nya
adalah salah.

"Ra.."

"hmm..?"

Pandangan Chika beralih pada tangan kiri Ara.

"Kenapa tangan kiri kamu bisa gerak?"

Ara melihat dan langsung mengangkat tangan kirinya.

"Ada sensor kak, walaupun ya pergerakan nya ga seperti tangan pada umumnya tapi kalau genggam bisa lumayan kuat"

"tangan robot ya?"

Ara menganggukan kepalanya, pergerakan tangan nya memang seperti robot, walaupun tampilan nya seperti tangan asli yang terbalut kulit.

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang