39

5.3K 673 102
                                    

terimakasih karena ternyata kamulah pelangi yang sebenarnya buat aku

Kalimat itu terus tergiang. Perasaan Chika saat ini sangat lah tak karuan.
Dengan tatapan sendunya ia memandang wajah Ara yang sedang tertidur pulas di sofa.
Selama Ara menangis mungkin itu sudah mengambil banyak sekali energi di dalam tubunya hingga saat terlelap pun Ara terlihat sangat kelelahan.

"di rumah sakit dulu Ara sering banget dapet bangau kertas yang katanya dari sahabatnya, tapi aku ga pernah liat siapa orang itu, ternyata orang itu Fiony" ucap Mira yang saat itu masih berada di rumah Chika.

"Apa Ara sering cerita tentang Fiony?"

Mira langsung menggelengkan kepalanya, Ara bukan tipe yang selalu menceritakan apapun.

"engga kak, Dia suka bercanda, jarang banget dia cerita tentang hidupnya"

Chika kembali menatap Ara, sesekali ia mengelus pelan kepala Ara.
Pada Mira yang sudah bertahun-tahun tinggal bersama nya saja Ara tak pernah terbuka, lalu apalagi dengan Chika, Chika berfikir jika dirinya sebagai orang baru di hidup Ara pasti akan sangat sulit untuk mengetahui lebih dalam tentang hidup seseorang yang sekarang berstatus sebagai adik angkat nya ini.

"engh..." Ara melenguh pelan, dengan mata yang perlahan terbuka.

"Ssstt.. tidur lagi aja, aku tau kamu pasti capek" bisik Chika sambil mengelus pipi Ara dengan ibu jarinya, berharap Ara kembali tertidur.

Tapi sepertinya Ara tak ingin tidur lagi, dengan wajah lelahnya ia terbangun dan duduk bersandar pada sofa, sementara Chika yang duduk di sampingnya hanya bisa menatap penuh rasa khawatir.

"Apa yang lo rasa sekarang? pusing?" tanya Mira, Ara hanya menggelengkan kepalanya.

"yang lain nya mana?" tanya Ara.

"kak Shani sama kak Cio masih di rumah Fiony, masih banyak yang belum beres di sana" jawab Chika.

Ara menghela nafasnya, ia selalu berharap ini mimpi dan ia bisa kembali melihat Fiony setelah ia membuka matanya tapi kembali lagi itu hanya sebuah harapan yang sampai kapanpun tak akan pernah terwujud.

"mau aku buatin teh anget?" tawar Chika.

"engga, aku mau ke kamar aja"

Dengan tubuh yang masih lemas, Ara bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

Mira sengaja memperhatikan Chika, entar benar atau salah tapi Mira melihat ada garis kesedihan di setiap pandangan Chika pada Ara.

"nanti juga biasa lagi kak" ucap Mira yang langsung membuat Chika menoleh kearahnya.

"Mir, kamu nginep disini ya.. aku masih khawatir sama keadaan Ara"

"beres" Mira mengangkat jempolnya, lagi pula mana mungkin Mira setega itu meninggalkan sahabatnya di saat terpuruk seperti ini.

****

Cio kini tengah duduk di kursi depan rumah Fiony.
Beberapa menit yang lalu kedua orang tua Fiony datang dan ia lebih memilih untuh pegi memberi ruang pada keluarga Fiony.

Disaat saat diam seperti ini pikiran-pikiran nya mulai bermunculan, ia kembali teriangat dengan sikap Ayah Shani saat pemakaman tadi.
Mungkin jika ia ada di posisi Ayah Shani pun ia pasti akan melakuakan hal yang sama pada lelaki yang sudah menodai anak perempuan nya.

ting..

Cio melihat ke arah handphone nya yang terdapat sebuah pesan di sana.

kak Gito.

Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang