#44

254 22 5
                                    

Happy reading...

"Uswa..."

"Iqbal kau.."

***

Keduanya hanya terdiam dan saling menatap. Uswa hanya diam melihat mata Dian yang sedang memeluk ibunya. Sedangkan Dian hanya bisa membalas tatapan Uswa dalam diam sambil memeluk Ibunya.

"Kenapa kamu enggak bilang kalau pulang sekarang?" tanya ibunya Dian sambil melepas pelukannya, Tian.

"Niat awal mau ngasih kejutan Ma," balas Dian.

Sadar ada orang ketiga yang dari tadi diam, akhirnya Tian menanyakan lagi kepada orang tersebut.

"Kamu siapa? Ada keperluan apa? Iqbal yang kamu maksud ini kan?" tanya Tian bertubi-tubi.

"Dia teman dari Jogja Ma. Kebetulan rumahnya di Surabaya. Jadi Dimas suruh untuk main-main ke rumah," jawab Dian sambil menatap Uswa.

Uswa hanya diam mengikuti rencana Dian.

"Ohh gitu. Jarang-jarang kamu bawa teman cewek ke rumah. Mari masuk, kebetulan saya lagi masak. Nanti bisa makan bersama," ajak Tian.

"Eh enggak tante. Enggak perlu. Cuman sebentar kok disini," jawab Uswa.

"Masuk aja Us. Makan bareng juga. Sudah lama juga kita enggak ketemu. Makasih sudah main kesini," sela Dian.

"Iya nak, mari masuk," ajak Tian lagi.

Uswa hanya mengangguki ajakan Tian.

***

"Kamu duduk aja dulu Us. Aku mau ganti baju dulu," pinta Dian sambil mempersilahkan Uswa duduk.

Uswa menatap Dian hanya diam sambil memberi isyarat bahwa dia butuh penjelasan. Dian paham akan tatapan mata Uswa, namun dia masih enggan untuk memberikan penjelasan. Jadi yang bisa dia lakukan hanya mencari topik lain atau berusaha menghindar dari Uswa.

Selepas mempersilahkan Uswa duduk, Dian langsung pergi meninggalkan Uswa di ruang tamu untuk berganti baju. Uswa hanya bisa melihat langkah Dian yang perlahan juga menghilang di balik tangga. 

Uswa hanya menghela napasnya. Dia benar-benar bingung atas apa yang sudah dia lihat barusan. Dimas? Siapa Dimas? Kenapa mamanya Dian memanggilnya dengan nama Dimas? Wajar jika mamanya memanggilanya dengan nama lain yang masih terdapat pada nama lengkapnya. Iqbal Dian Rmadhan. Seperti dirinya yang memanggilnya dengan nama Iqbal sedangkan yang lainnya memanggilnya dengan nama Dian. Sedangkan Dimas diambil dari mana?

***

Selang beberapa lama Uswa menunggu Dian berganti pakaian, terdengar suara bel. Tian pun bergegas membuka pintunya.

"Selamat siang tante. Diannya ada? "

"Dimas dongo, "

"Oh iya tante, maksud saya Dimas hehe. Maaf salah sebut, "

"Ada. Temannya Dimas? " tanya Tian.

"Iya tante. Teman SMA-nya Dimas, "

"Oalah begitu. Masuk-masuk," kata Tian.

Uswa berusaha melihat dengan siapa Tian berbicara. 'Sepertinya temannya Iqbal' pikir Uswa.

Apa yang dipikirkan Uswa ternyata benar. Yang datang adalah teman-temannya Iqbal. Satu persatu teman-temannya Iqbal masuk. Tentu saja, pandangan mereka bertemu dengan Uswa dengan tatapan seakan bertanya 'ini siapa?'.

"Ayo duduk semuanya," ucap Tian mempersilahkan temannya Dian untuk duduk.

Sadar akan keadaan, Tian menjelaskan kepada teman-temannya Dian.

Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang