Perbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna.
Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar?
Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan?
Tapi bagaimana jika perb...
Uswa kembali mengenang di atas rootop tersebut. Karna ya memang perkerjaannya sudah selesai. Dia kembali memikirkan siapa orang yang barusan dia tabrak. Kenapa orang tersebut bisa masuk ruang apotek dengan bebas. Apa yang dia lakukan di sana.
Hingga tiba-tiba mendung datang disaat dia sedang menikmati awan yang hampir menampilkan senjanya. Awan hitam yang perlahan menjatuhkan air hujannya. Dia membiarkan tubuhnya basah sambil melihat kota Jogja dalam keadaan basah. Otaknya kembali merangkai kata.
Aku suka hujan dan senja Namun disaat yang seperti ini aku kembali risau Seperti saat aku dihadapkan pilihan tentangmu Kembali menerimamu dan aku terluka dengan luka yang sama Atau menghadapimu dengan benteng yang tinggi namun ada luka baru yang akan datang Sama halnya sekarang Aku membiarkan hujan turun namun dengan senja yang takkan muncul Atau memilih senja namun hujan akan pergi
Andai bisa menulis diatas air, kutulis puisiku tentangmu kembali, hujan, senja, di kota Jogja ini -Uswa
Ditempat lain
Dian hanya termenung memikirkan kembali apa yang sudah terjadi. Ada apa dengan wanita itu? Siapa Bale? Kenapa dia terkejut denganku? Apa ingatanku ada yang hilang? Tapi gua ga pernah tu kecelakaan sampai hilang ingatan. Ga minta si. Pikirnya
'Hai kak. Apakabar? Gimana tugasnya? Baik-baik ya Bang Dimas. Besok siap-siap. Jagain dia Bang. Ini caraku buat mandang dia dari kejahuan. Titip ya Bang'
'Maksud dari adek apa si? Siapa yang ingin adek jaga sebenarnya? Kenapa ini rumit tuhan'
Dia hanya menatap hujan yang mengguyur kota Jogja saat ini.
Setelah mereka berdua menikmati hujan dengan pikiran mereka masing-masing. Akhirnya mereka berdua beranjak dari tempat. Uswa yang segera pergi dari rooftop dalam keadaan basah, sedangkan Dian yang pergi dalam keadaan teka-teki yang masih didalam pikirannya.
Tanpa sengaja mereka bertemu di halte. Karna Uswa memang merantau jadi dia tidak memiliki kendaraan sedangkan Dian sedang menuju parkiran untuk mengambil kendaraan yang dia bawa tadi. Motor.
Uswa pun menunggu bemo yang akan mengantarnya di kost nya itu. Tanpa dia sadari ada Dian dari kejauhan sedang melihatnya diam-diam.
"Itu bukannya apoteker yang nabrak tadi ya? Bajunya basah lagi. Kedinginan lagi. Apa gua tolong aja ya? Tapi yakali sksd. Gapapa dah bilang aja sebagai tugas seorang TNI" kata Dian.
Dian pun perlahan mendekati halte tersebut.
Dian pun mendekat menuju Uswa. Uswa terkejut dengan kedatangan Dian. Uswa berusaha mati-matian agar terlihat seperti tidak melihan Dian. 'Pura-pura ga ngeliat nih ceritanya' -Dian.
"Maaf anda tadi yang berpapasan di depan apotek kan ya?" Kata Dian.
Sebenarnya mau publis dua karna persebaya menang. Berhubung persebaya kalah yauda publis satu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.