Ada beberapa yang diedit. Silahkan lihat prolog terlebih dahulu (atau di depan bagian cover bawahnya. Ntah tiba-tiba lupa namanya):v❤️Happy reading ❤️
"Yey sudah sampai" teriak Uswa sambil keluar dari mobil.
"Terima kasih Iqbal" ucap Uswa jugaUswa diam, Dian pun diam.
"Tak apa namaku juga ada Iqbalnya juga. Tapi tahu dari mana?" Tanya Dian
"Engga keceplosan aja tadi" jelas Uswa
"Dian. Iqbal Dian Ramadhan" ucap Dian
"Uswa. Uswatun Hasanah. Yasudah aku masuk dulu. Ga boleh masuk ya sudah malem nanti aku sakit" jelas Uswa
"Lha kok kamu yang sakit? Kan harusnya 'ga boleh masuk ya sudah malem nanti kamu sakit' gitu harusnya" kata Dian
"Kalau kamu mampir dan ini sudah malam nanti aku ga bisa istirahat. Kalau ga bisa istirahat nanti sakit. Jadi kamu mampir terus aku sakit gitu" balas Uswa
"Iya dah iya. Yasudah masuk gih aku mau pergi" pamit Dian
"Oke. Terimakasih" ucap UswaUswa pun masuk dan Dian pun pergi.
Uswa pov
Setelah sampai aku langsung rebahan di kasur sebelumnya sudah bertemu dengan keluarga kecilku. Ibu, Ayah, dan Adik.
Iqbal Dian Ramadhan
Nama itu selalu teringat kembali. Apakah rasa ini masih ada? Karna sudah benar-benar lelah, aku pun langsung tidur.
Aku melihat disekeliling ku. Dan sepertinya tempat ini tak asing lagi bagiku. 'Ahh ini SMP ku'. Dan aku melihat diriku sendiri yang berubah seperti aku yang dulu saat SMP. Aku melihat kantin. Dimana tempat Iqbal dulu memberiku eskrim. Dimana tempat dia juga membuatku menangis.
Dan akupun terbangun. Air mata terasa di pipi. Aku merindukannya. Meski ada penggantinya namun mereka tak sama. Iqbal Dian Ramadhan dengan panggilan Iqbal. Dengan Iqbal Dian Ramadhan dengan panggilan Dian. Salahkah Tuhan jika aku menyamakan Dian dengan Iqbal? Aku benar-benar merindukannya.
"Us bangun waktunya makan" teriak ibu
"Iya Bu" balaskuAku bangun melihat bantal dengan bekas air mata. 'huft.. sudah lupakan jalani hidupmu sekarang'. Beranjak ke kamar mandi hanya untuk cuci muka tanpa mandi. Hemat air.
"Bagaimana kuliahmu?" Tanya bapak
"Baik pak" balasku
"Segera lulus setelah itu balik jangan merantau lagi" ucap bapak
"Iya" jawab aku 'kalau tidak betah' lanjutku
"Adik mana Bu?" Tanyku
"Sekolah" balas ibuKami makan. Entah kenapa tiba-tiba aku mau makan bersama. Karna memang dari kecil selalu makan terakhir.
Selesai makan aku izin pamit untuk keliling kota.
"Ibu pamit keluar bentar" pamitku
"Jangan lama-lama" ucap ibu
"Iya" balasku
aku berkeliling menggunakan sepeda motor. Tujuan pertamaku adalah sekolah SMP-ku. Kulihat dari luar sekolah sedang sepi karena juga sedang jam belajar mengajar. Disamping gerbang juga terdapat wall climbing.
Tuhan, kenapa rasa ini belum juga hilang? bukankah ini sudah terjadi dari beberapa tahun sebelumnya. Kamu disana apakabar? Bolehkah kita bertemu?
"Sedang apa?" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang
"Allahuma. Siapa si main kaget-kagetan." aku" ucapku
"Siapa yang main?" Tanyanya yang ternyata adalah Dian
"Kamu? Ngapain disini?" Tanyaku heran"Mau ketemu sama temen" jawabnya
"Di depan SMP?" Tanyaku
"SMP sendiri ga boleh?" Tanya nya balik
"Hah!! SMP mu disini?" Ujarku kaget.
"Iya" jawabnya santai
"Alumni sini berarti?" Tanyaku
"Iya" balasnya juga
"Tunggu bentar, kalau kamu SMP disini berarti kita satu sekolah. Tapi selama aku disini, tak ada yang namanya Dian." Ucapku.
"Aku tak seterkenal itu. Atau kalau memang orang-orang menganggapku terkenal, berarti kamu yang mainnya kurang jauh." Jelasnya.
"Sumpah demi apa kamu sekolah disini?" Tanyku kembali.
"Terserahmu lah. Kamu sekolah disini?" Tanyanya.
"Aku tadi sudah jelaskan" ucapku.
"Oiya" ucapnya sambil senyum menampilkan deretan giginya.
Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahnya yang seakan bercerita tentang sesuatu yang hanya dia dengar bukan dialami.
Berpura-pura tahu semuanya mungkin lebih baik
-DianMaapkeun ya guys sudah benar-benar jarang post. Di rl benar-benar sibuk. Tapi benar-benar gaada niatan untuk berhenti bercerita. Mohon menunggu dengan sabar. Melihat setiap hari ada notif vote, terus reading nya bertambah. Terimakasih atas dukungan, terimakasih sudah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
RomancePerbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna. Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar? Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan? Tapi bagaimana jika perb...