Uswa
Teman SMP. kita ketemu di Yogya lalu di Surbaya
Oala kamu
Dapat nomorku dari?
RS yang ngasih
Kok bisa dikasih?
Mereka kenal aku
Dan ku bilang ada perlu denganmu, tapi lupa aku gak punya sosmed mu apapun
Termasuk nomor telfon
Okay
***
Sesampainya di Semarang, Dian langsung bergegas untuk meletakkan barang-barang yang dia bawa dari rumah. Karena jadwal penugasan masih besok dan tidak mengenal kata lelah, Dian bergegas untuk berangkat ke Yogya. Perjalanan kurang lebih 3 jam dan jika dihitung pulang-pergi 6 jam yang hampir setengah hari tak membuat Dian mengurungkan niatnya ke Yogya hanya untuk mencari apapun yang bisa menghubungi dirinya dengan Uswa.
Sembari meminjam mobil milik temannya yang ada di Semarang, Dian berangkat dengan harapan bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.
Selama diperjalanan, Dian sempat bingung apa yang mau dicari dari rumah sakit. Apakah bisa mendapatkan nomor telfon Uswa dari rumah sakit. Sebenarnya mudah saja untuk ke tempat tinggal perempuan itu langsung. Namun tidak ada waktu untuk menunggu perempuan itu datang dari stasiun dan terkejut melihat Dian menunggu di depan tempat tinggalnya.
Karena selain Uswa, Dian tidak mengenal siapapun. Dian mencoba meminta informasi dari rumah sakit dengan beralasan ada barang yang ketinggalan yang harus diberikan langsung kepada Uswa. Karena Dian sangat ramah sehingga petugas rumah sakit masih menghafal Dian, mereka langsung memberikan nomor telfon Uswa. Menit-menit yang menegangkan bagi Dian karena itu penentu bahwa apakah Dian akan mendapatkan sesuai dengan rencananya atau tidak.
Selesai mendapatkan nomornya, Dian tidak langsung menghubunginya. Karena selain dia harus cepat-cepat kembali di basecamp, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. 'Apakah chat dia tidak akan mengganggu?' pikirnya. Dian memilih untuk menyimpannya dahulu sembari bergegas kembali. Sebelum absen malam dilakukan.
Di perjalanan Dian sempat berpikir apa memberikan kejutan saja pada gadis itu meski dengan akibat bahwa dia akan mendapat hukuman karena terlambat untuk absen malam. Apakah dia perlu bertemu langsung untuk meminta maaf atas pertengkaran yang belum memiliki ujung waktu di Surabaya. Dan yang paling mendasar adalah, apakah meminta maaf hanya sekedar alasan bahwa sebenarnya dia tidak ingin kehilangan gadis itu meski sejak awal tak pernah memiliki? Naas terkadang manusia lupa tentang batasnya mereka bahwa hal yang belum pernah dimiliki seharusnya tak pantas dinamai haknya yang ketika hilang berarti menjadi kehilangan.
Atau hanya sekedar memang benar-benar meminta maaf atas kejadian yang di Surabaya? Karena tak ada alasan yang kuat. disamping itu juga dia tidak ingin hanya gara-gara Uswa dia mengabaikan pekerjaannya.
Selesai mengobrol via chat dengan Uswa, Dian segera tidur untuk bekerja keesokan harinya. Karena memang tidak ada lagi yang akan dia bahas. Lebih tepatnya, Dian bingung ingin membahas topik tentang apa. Lantas Dian hanya membaca chat terakhir Uswa.
Dian terbangun di suatu tempat. sebuah ruangan yang tak berujung. Bingung sedang dimana, tiba-tiba datang seseorang yang masih belum jelas bagaimana rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
Roman d'amourPerbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna. Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar? Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan? Tapi bagaimana jika perb...