"Jadi Dimas sekarang sibuk ngapain?" Tanya Kenzo
Kenzo adalah teman masa SD, SMP, SMA-nya Dian sebelum Dian pindah untuk menggantikan seseorang. Hanya Kenzo yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Teman-teman masa SMA-nya Dian yang dulu sama sekali tidak mengetahui yang sesungguhnya. Karena yang mereka tahu hanyalah, Dian pindah sekolah karena ikut orang tuanya pindah kota. Yang kebetulan mereka berdua berada di kota yang sama dibalik kesibukan mereka masing-masing. Hanya Kenzo yang tahu. Dan hanya Kenzo yang masih ingat bahwa Dimas ada pada masanya.
"Lagi libur tugas." Jawab Dian.
"Ya masa rebahan doang dirumah. Gak mungkin kan? Ngapain kek gitu. Keluar sama temen, godain cewek. Nembak cewek pake pistol biar gaada penolakan. Apa kek." Ucap Kenzo.
"Baru semalem nyampe. Ya belum ada jadwal lah. Palingan juga cuman ketemu sama temen SMP baru. Karena kan dulu SMP di Surabaya. Jalan-jalan keliling Surabaya walau belum sampai ngelilingin Surabaya sih." Jelas Dian.
"Garing amat anjir hidup lu dah. Jalan-jalan sama siapa? Jangan bilang sama teme SMP baru?" Tanya Kenzo.
"Ya ada sama anak. Intinya ga sendirian." Jawab Dian.
"Wuih sekarang gini ya rahasia-rahasiaan. Cantik gak?" Tanya Kenzo.
"Cantik itu relatif. Yang ga relatif itu yang sudah dapat cantik sikap sifat tapi masih saja kurang cantik ini lah itu lah. Lha dia pacaran sama manusia atau bidadari surga? Itupun kalau masuk surga." Jawab Dian.
"Diajarin siapa lu anjir bisa ngomong kek gitu?" Tanya Kenzo sekaligus dengan ketawanya.
"Pada rumput yang bergoyang." Jawab Dian sambil tertawa juga.
Memang benar, tertawanya orang lain itu nular.
"Jadi gimana? Cantik gak menurut kamu? Atau nggak, pantes gak buat kamu yang bakal ditinggal berbulan-bulan bahkan bisa saja sampai tahunan." Tanya Kenzo.
"Memang pernah tahunan? Palingan juga 120 bulan." Jelas Dian.
"Hahahah. Paling singkat setengah tahun gitu? Memang bulan sama tahun singkatan tahun." Ucap Kenzo.
Pembahasan mereka semakin kemana-mana. Kenzo sadar bahwa Dian enggan untuk menjawab. Lagian untuk apa dipaksa? Bukankah setiap orang butuh privasi masing-masing. Mari saling menghargai yang bukan berarti dirupiahkan.
Mereka berbincang hingga larut malam. Karena Kenzo yang besoknya ada jadwal kuliah meski libur kuliah dia membantu Papanya di perusahaan sehingga tak ada waktu libur untuk bangun pagi, mereka mengakhirnya dan mengucap salam perpisahan. Tak perlu berjanji untuk saling bertemu, jika ada keinginan dan waktu mengizinkan. Mereka akan dipertemukan.
***
Dian masuk ke dalam rumahnya dan membersihkan diri sebelum beranjak untuk tidur. Setelah membersihkan diri, Dian rebahan terlebih dahulu sembari memainkan HP-nya. Seketika dia ingat, bahwa dia tidak punya nomernya Uswa. Selain kostnya di Jogja dan alamat rumahnya di Surabaya, tak ada lagi yang dia tahu. Mau tanya teman-teman SMP-nya? Gak mungkin mereka punya. Sekalipun mereka akan menanyakan kepada kenalan mereka yang satu kelas dengan Uswa juga tidak mungkin seusaha itu. Mereka menganggap bahwa Uswa hanya salah satu dari 'masalalu'nya. Begonya dia.
Dian berusaha tidur. Dan berusaha bahwa akan bertemu dengannya dalam mimpi. Meski sekejap setidaknya bertemu daripada tidak sama sekali.
***
Uswa bangun pagi-pagi dan segera bersiap-siap untuk pulang. Meski hanya 3 hari dihitung dari dia pulang-tinggal-pergi jadi genap. Bagian terindahnya saat pergi dari rumah adalah detik-detik dimana dia akan meninggalkan. Pergi untuk pulang lalu pulang untuk pergi sebelum dia pulang lalu menetap pada rumah yang di harapkan paling nyaman untuk pencarian nafkah lelah sepanjang hari.Dia hanya perlu menyiapkan diri karena semalam telah menyiapkan barang-barang yang dia bawa kembali+barang tambahan yang akan dia bawa pergi. Setelah semua selesai, Uswa pamit pergi. Perpisahan itu telah berkali-kali terjadi, namun rasanya sama seperti awal pertama kali berpisah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
RomancePerbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna. Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar? Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan? Tapi bagaimana jika perb...