#24

955 49 2
                                    

Happy Reading. 

Semoga suka

Jangan lupa vote, komen, kritik dan saran

Kalau boleh follow akun saya hehe, tidak mau juga tidak apa-apa



Dian pov'

Setelah dengan kejadian menyanyi bersama, dia kembali tidur. Entah memang ini perjalanan pertama kalinya hingga terasa bagi dia begitu melelahkan. Atau memang hobi nya adalah tidur. Dia tidur cukup tenang. Ahh tuhan, andai disetiap perjalanan panjang ku kutujukan untuk pulang lalu melihat wajah tenang ini.

Aku mengendarai mobilku dengan pelan-pelan. Amat teramat sangat pelan. Takut kerikil batu di jalanan membuat nya bangun. Dan terlebih aku tak mau berpisah dengan perempuan ku ini. Perempuan ku? Entah, pantas atau tidak menambahkan kata kepemilikan bagi dirinya.

Akhirnya tujuan kami pun sampai.

"Yey sudah sampai" teriaknya
"Terima kasih Iqbal" ucap Uswa juga

Uswa diam, akupun diam

Darimana dia tahu nama panjang ku? Darimana dia tahu nama itu? Kenapa dia memanggilku dengan nama itu? Aku membenci saat orang lain memanggilku dengan nama tersebut. Lalu kenapa saat dia memanggil seperti itu seakan-akan hatiku senang.

"Tak apa namaku juga ada Iqbalnya juga. Tapi tahu dari mana?" Tanyaku
"Engga keceplosan aja tadi" jelas Uswa
"Dian. Iqbal Dian Ramadhan" ucapku
"Uswa. Uswatun Hasanah. Yasudah aku masuk dulu. Ga boleh masuk ya sudah malem nanti aku sakit" jelas Uswa
"Lha kok kamu yang sakit? Kan harusnya 'ga boleh masuk ya sudah malem nanti kamu sakit' gitu harusnya" kataku dengan heran.
"Kalau kamu mampir dan ini sudah malam nanti aku ga bisa istirahat. Kalau ga bisa istirahat nanti sakit. Jadi kamu mampir terus aku sakit gitu" balas Uswa
"Iya dah iya. Yasudah masuk gih aku mau pergi" pamitku
"Oke. Terimakasih" ucap Uswa

Dasar lucu. Disaat perempuan lain akan mengajakku mampir terlebih dahulu untuk diperkenalkan dengan bangga, sedangkan dia mengusirku dengan beralasan lelah.

Akhirnya sampai juga di rumahku. Rumah tampak sepi, mungkin keluarga ku sedang di rumah saudara tanpa mengetahui kepulanganku. Hahaha entah berapa puluh kali aku melewatkan acara keluarga untuk berkencan dengan negaraku.

Aku membaringkan diri ke kasur. Hingga notif hp pun masuk. Teman-teman SMP sepertinya mengajakku untuk reunian kecil-kecilan esok hari di SMP. Aku pun langsung tidur karena benar-benar lelah. Ya, lelah untuk berpikir bagaimana supaya aku tetap bisa melihat senyum manis itu.

Keesokan harinya....

Aku terbangun dengan keadaan rumah yang masih tampak sepi. sepertinya keluargaku menginap. Ingat tentang janji reuni, ku langkahkan kakiku untuk menuju ke kamar mandi untuk mandi. Entah kenapa rasanya aku ingin sampai lebih dulu untuk sekedar melihat-lihat bagaimana keadaan gedung itu.

Tak lama, akhirnya aku pun bergegas untuk pergi. Lebih tepatnya pertemuan diadakan 1 jam lagi, tetapi aku sudah berangkat karena ingin mengendarai motor dalam keadaan lambat kali aja ketemu Uswa.

Setelah perjalanan 30 menit, sampailah aku di gedung sekolah. Aku memarkirkan motorku, mencari posisi yang nyaman untuk berteduh dan melihat orang berlalu lalang di depan sekolah. Lama menungu, tiba-tiba datang seseorang yang membuatku terkejut. 'Uswa. Sedang apa dia kesini?' Aku mendekat. Memastikan bahwa ini bukan hanya sekedar khayalan. Sadar bahwa itu Uswa, aku mengkagetkannya meski sebenarnya belum yakin apakah orang ini benar-benar Uswa. 'Salah orang bukan hal yang sangat memalukan.' 

"Sedang apa?" Tanyaku.

"Allahuma. Siapa si main kaget-kagetan." ucapnya.

"Siapa yang main?" Tanyaku

"Kamu? Ngapain disini?" Tanyanya kembali.

"Mau ketemu sama temen" jawabku.

"Di depan SMP?" Tanyanya.

"SMP sendiri ga boleh?" Tanyaku balik.

"Hah!! SMP mu disini?" ucap dia dengan nada terkejut.

"Iya" jawabku.

"Alumni sini berarti?" Tanyanya.

"Iya" balasku.

"Tunggu bentar, kalau kamu SMP disini berarti kita satu sekolah. Tapi selama aku disini, tak ada yang namanya Dian." Ucapnya.

"Aku tak seterkenal itu. Atau kalau memang orang-orang menganggapku terkenal, berarti kamu yang mainnya kurang jauh." Jelasku.

"Sumpah demi apa kamu sekolah disini?" Tanyanya lagi.

"Terserahmu lah. Kamu sekolah disini?" Tanyaku.

"Aku tadi sudah jelaskan" ucapnya

"Oiya" ucapku.

Author pov'

Mereka berdua pun masuk kedalam untuk sekedar melihat-lihat keadaan sekolah. Hanya beberapa bagian yang berubah. Karna tata letak sekolah masih tetap sama.

"Jadi? Untuk apa kamu kesini?" Tanya Dian.

"Entah, hanya sekedar mengenang" Jawab Uswa.

Mereka kembali terdiam dalam langkah yang tak ada arah tujuan. Hingga arah langkah kaki mereka menuju pada kantin.

"Aku mau makan, kamu mau juga?" Tanya Uswa.

"Sini biar aku yang memesankan. Kamu mau apa?" Tawar Dian

"Bakso Bu Um satu sama es jeruk Bu Ma satu" ucap Uswa.

Dian melangkah pergi untuk memesan pesanan. 'Bu Um yang mana? Bu Ma yang mana?' Dian hanya melangkah dengan mengikuti apa yang dia lihat. Karna setidaknya tertera daftar menu dan terpampang apa yang mereka jual.

"Ini pesananmu" kata Dian.

"Terimakasih. Ini uangnya" kata Uswa.

"Tak perlu anggap sebagai perminta maaf ku tadi karena telah mengejutkanmu" ucap Dian.

"Tenanglah tak semasalah itu. Ini ambil dan aku sudah memaafkanmu sebelumnya" kata Uswa.

"Tak perlu dan ambillah" ucap Dian.

Uswa menyerah dan memasukkan kembali uang yang sudah dikeluarkan tadi. 'Uang Rp. 10.000 ku aman hehe'

Namun saat sedang santai-santainya makan, teman-teman Dian datang.

.

.

.

.

.

.

.

"Hai bro, ups kamu membawa cewek. Tapi tunggu, bukankah ini cewek yang sama ketika SMP kamu dekati dulu?"





















Jangan lupa vote untuk melihat part selanjutnya. Terimakasih untuk pembaca meski tidak memvote hehe. Maaf jarang updet karena dunia nyataku benar-benar sibuk. Dan terima kasih sudah menunggu.

Semangat yang sedang/mau melaksanakan ujian<3. Ada masa depan yang perlu diperjuangkan. Fighting... 

Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang