#11

2K 86 2
                                    

Semua cerita memiliki ending. Entah itu sad ending atau happy ending. Tapi yang pasti adalah, yang datang akan pergi. Dan yang pergi belum tentu kembali

~~~

Malam pun tiba...

Dian pun melaksanakan rapat. Disela-sela juga diisi dengan candaan. Ya kalian tau lah, rapat kali ini tidak sebegitu serius, hanya membahas apa-apa yang akan di lakukan di Yogya sekarang hingga satu minggu kedepan.

"Baik sekian rapat kali ini. Dua hari terakhir kalian bertugas akan dibebaskan sesuka kalian. Hingga dapat tugas susulan lagi" kata Komandan

"Siap pak" jawab mereka serempak.

Dian pun keluar sebelum berbincang-bincang sebentar dengan teman seperjuangannya

Dian pov'

'Keluar dulu ah kangen yogya juga'

Gua pun keluar sambil menikmati suasana malam Yogya. Semakin malam semakin ramai. Apalagi di daerah Malioboro. Iya, kecilnya Dian pernah tinggal selama 5 bulan di Yogya. Meski beberapa memory kecilnya ia lupakan, tapi dia merasakan kenangan kecilnya di Yogya.
Saat sedang menikmati segelas susu hangat, tiba-tiba ada yang menyapa

"Iqbal?" Tanya orang asing.
"Maaf siapa ya?" Tanyaku balik.
"Dih lu lupa sama temen sendiri?" Kata orang asing itu.
"Maaf bu totalnya berapa?" Potongku karena merasa risih dengan orang yang sok kenal.
"10.000 mas" kata ibu penjual.
"Ini bu uangnya. Maaf ya mas saya tidak kenal anda permisi" pamitku langsung pergi karna benar-benar merasa terganggu.

"Dih gila Iqbal berubah 360 derajat. Berubah sangat tai. Kek orangnya beda" kata orang tersebut meski sedikit memelankan suaranya, aku mendengarnya tapi ya sabodo aing mah.

Karna mood ancur buat jalan-jalan, Dian pun langsung pulang ketempat asalnya tadi sebelum berbagai kegiatan besok menanti.

Dilain tempat...

"Kak aku pulang ya sudah semua kan?" Kata Uswa
"Besok kamu gak ada kegiatan kan?" Tanya kak Lisa
"Engga. Tapi tugas kuliah. Beuhh kenyang boss" kata Uswa
"Sambat mulu" balas kak Lisa
"Kalau gak sambat ke kakak kemana lagi aing sambat?" Tanya Uswa
"Sebenarnya kemenangan itu terletak diantara sujud dan sajadah dek" kata kak Lisa
"Mwantull mbaknyaa" balasku
"Mangkanya jangan sambat dek" kata kak Lisa
"Iya iya kak. Yauda ya pulang dulu gaada lagi kan. Dadah... kasur im coming" teriak Uswa
"Junior bego_-" umpat kak Lisa

Uswa pun pulang jalan kaki. Iya kost an nya dekat sama rumah sakit. Tapi gak langsung pulang dia mah

Uswa pov'

Gua kangen. Apakabar?

Iya, ke Malioboro. Lagi kangen. Gua pun duduk di warung pinggir jalan. Bersih? Oh ayo lah. Ga semua yang dipinggir jalan itu kotor. Kalau pikiran lu pada kek gitu, lalu mereka mau makan dari mana? Udah ah itu pendapat gua aja.

Gua pun mesen wedang jahe. Jadi keinget dia:) ada pelanggan duduk ga jauh dari tempat duduk gua. Dia mesen susu anget. Badannya kek TNI gitu deh. Tapi gua? Masabodo lah yaw, masi belum bisa menerima siapapun dan belum mau kehilangan siapapun.

Tapi gua tertarik deh liatinnya. Ya gua amati aja deh.
Saat gua enak-enak mandangin orang lalu lalang tiba-tiba ada orang yang deketin tu TNI

"Iqbal?" Tanya orang itu
Deg. Iqbal?
"Maaf siapa ya?" Tanya TNI itu
"Dih lu lupa sama temen sendiri?" Kata orang itu.
"Maaf bu totalnya berapa?" Potongnya karena keliatannya risih deh.
"10.000 mas" kata ibu penjual.
"Ini bu uangnya. Maaf ya mas saya tidak kenal anda permisi" pamitnya langsung pergi. Tu orang dingin amat dah. Kek bukan Iqbal. Oke nama Iqbal pun banyak yang punya.

"Dih gila Iqbal berubah 360 derajat. Berubah sangat tai. Kek orangnya beda" kata orang

Masa iya? Ahhh bodo bodo pulang bae lah ga guna mikiri dia. Tapi kok ada yang aneh...
Bangsul tai laknat. Pulang pulang uda bubar-bubar. Bodo tai tidur enak.

Gua pun bayar dan langsung pulang. Oke lupain, lu ga usah mikiri dia. Dia itu sekolah permesinan kemungkinan kecil dia kek gitu. Lupain lupain













Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang