#18

1.2K 57 2
                                    

Pertemuan kita kusebut apa?

Takdir  konyol yang mempermainkan kita?

Atau memang ada ending yang belum terselesaikan dimasalalu?



~~~


Uswa pun menyerah, dia pun melihat kearah Dian. 'Mata itu. Siapa sih kamu?' -Uswa.

"Eh iya mas. Maaf soal tadi" kata Uswa. 'Bego kenapa manggil mas si sok akrab jadinya Us' kata Uswa dalam hati.
"Eh iya gapapa kok" kata Dian

Dian pun turun dari motor dan menuju tempat duduk Uswa. Mereka duduk berdua. Eh salah berbanyak, tapi mereka duduk bersebelahan.

"Mau pulang?" Kata Dian dengan nada takut-takut. 'Mati nak ngapain gugup si Dian' pikir Dian
'Ni orang TNI beneran apa palsu? Ngomong aja gugup' pikir Uswa
"Eh iya. Ini lagi nunggu bemo. Anda sedang apa?" Kata Uswa dengan nada formal mengingat bagaimana Dian memanggilnya.
"Haha (ketawa pendek). Tidak usah formal-formal mbak" kata Dian.
Uswa hanya diam, dia kembali mengingat masalalunya 'tawanya pun sama' pikir Uswa.
"Mari saya antar gapapa?" Tanya Dian dengan sedikit takut. Takut di tolak.
"Eh iya" jawab Uswa spontan karna tadi sedang melamun.

Dian pun menuju motornya dan menyalakan motornya. Sadar Uswa tidak mengikutinya, dia pun mendekat menuju Uswa yang kelihatan bingung.

'Lha orang ini ngapain kesini?' Pikir Uswa.
"Ayo kita pulang sudah sore. Apa mau disini terus? Tadi mbak nya juga sudah bilang iya" Kata Dian dengan berbisik karna banyak juga staf rumah sakit di halte tersebut.
Uswa terkejut 'hah bukannya gitu yaallah. Bilang iya aing kira dia mau pamit. Engga ini salah paham. Tapi ditolak juga gimana gitu. Udah mau malem juga'

Uswa langsung berdiri dan menuju motor. Sedangkan Dian bingung sendiri.
"Ayo pulang" kata Uswa dengan nada ketus.

Dian pun hanya tersenyum melihat tingkah Uswa yang seperti antara malu dan gatau.

Mereka pun pulang bersama.

"Makan dulu ya mbak saya lapar" kata Dian setengah berteriak karna takut suaranya hilang terkena air hujan dan angin jalan sebelum sampai ke telinga Uswa.
"Iya" jawab Uswa.

Selama perjalanan pun hanya diam yang berdominasi. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ada di pikiran mereka berdua, karna mengingat mereka baru bertemu sekarang dan mereka juga hanya sebatas kenalan karna teman terlalu tinggi untuk status mereka saat ini.

Tiba-tiba Dian berhenti di pinggir jalan. Uswa pun bingung tentang apa yang terjadi 'lha ni orang ngapa dah?' pikir Uswa. 

"Bisa kita langsung pulang?" Tanya Dian.

"Kenapa?" Tanya Uswa bingung.

Dian pun terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Uswa. Dengan muka jahilnya Dian kembali bertanya "ga mau pulang emang?"

Uswa pun bingung dengan apa yang sedang terjadi. Dia pun langsung saja bilang "yauda ayo pulang. Nama jalannya JL. XX." 

Uswa masih memikirkan sebenarnya apa yang membuat Dian menampilkan wajah seperti itu. 'Ni orang tadi ngapa si nampilin wajah kek gitu? Kan dia ngajak makan terus tiba-tiba bilang gajadi ya otomatis gua nanya yakan "kenapa?" Tersu tiba-tiba dia bilang "gamau pulang emang?"  Gamau pulang dari mananya coba.' 

Uswa terus berpikir dan berpikir akhirnya dia sadar bahwa, 'keknya gua salah ngomong dah. kan dia bilang langsung pulang dan gua nanya kenapa. Otomatis gua langsung ngungkapin bahwa gua ngarep bisa makan sama dia dong. Bego Us lu ngebuat dirilu malu sendiri.

 Dian yang melihat di spion. Dian merasa bahwa Uswa sedang berpikir dan tiba-tiba pipinya merah setelah selesai berpikir. Dian hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Inilah musuh yang tidak dapat dia hadapi. WANITA. 

Karna Uswa kedinginan, dia selalu merubah posisi untuk mencari posisi yang hangat. Hingga mengganggu konsentrasi menyetir Dian. Dilihat dari spion, Dian pun tahu bahwa Uswa kedinginan. Saat berada pada lampu merah, dia pun menggapai tangan Uswa dan dimasukkan kedalam sakunya. Sadar apa ang dilakukan Dian, Uswa segera menarik tangannya kembali dan langsung turun. Dian pun langsung mengejarnya dan menghentikannya dengan motornya. Saat sudah berhasil mencegat Uswa, Dian langsung turun.

"Kamu gila ya?" Bentak Uswa.

"Kamu yang ada apa?" balas Dian dengan nada sedikit tinggi karena dia tak percaya apa yang dilakukan oleh Uswa.

"Kamu yang gila. Ngapain masukin tangan aku ke saku mu hah! Kita barusan kenal dan yang kamu lakuin itu apa? Kamu kira aku. Ah udahlah. Cowok selalu gitu" cerca Uswa.

Uswa pun pergi meninggalkan Dian yang kelihatan kebingungan. Dian hanya diam yang tak tau apa yang terjadi.

Uswa pergi meninggalkan Dian dalam keadaan kebingungan. Dian terus memandangi punggung kecil Uswa yang perlahan menjauh. Tidak ingin mengambil resiko, Dian mengikuti Uswa secara perlahan dan dari jarak jauh. Iya, Dian tahu bahwa jarak rumah Uswa tidak berada jauh dari tempat mereka bertengkar. Bertengkar? Bukankah kata itu terlalu jauh untuk di katakan kepada dua orang yang bahkan baru bertemu bahkan Dian ppun tak tahu nama gadis itu. 



Wajah Dian pas nampilin muka jahilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Dian pas nampilin muka jahilnya. Liat mukanya doang jangan yang lainnya juga






Sumpah gatau kenapa tangan ini gatel mau piblish nih part. Dan btw, aing ngetiknya sambil dengerin lagu biar ngena dikit. Ya walaupun ua tau gaada yang ngena samsek:v cerita pertama say jadi butuh saran dan kritik. Tentang lagunya entar ya gua kasi tau. Dan semoga ni cerita alurnya ga mbulet alias salbut, atau apalah itu karna memang ni kerangka cerita udah ada endingnya tapi gatau tengah-tengahnya mau dikasi apa. Intinya gamau memperbanyak part karga aing ga suka banyak-banyak part. Mending part dipanjangin daripada part dibanyakin:v tapi gatau si kadangyang diketikan beda sama yang di hati.





Oke jangan lupa tekan bintang yang ada di pojok kiri bawah kalau di handphone atau pojok kanan atas kala di laptop sekian

Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang