Happy reading...
"Jadi, gimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Nabila sambil mengambil makanan yang barusan datang.
"Baik. Seperti yang dilihat," jawab Uswa.
"Terakhir ketemu kapan? Eum, sepertinya saat di Jogja. Iya kan?" tanya Nabila.
"Mungkin. Aku lupa. Itu sudah sedikit lama," jawab Uswa.
"Ahh begitu," balas Nabila.
"Kabar ibu sama adik-adikmu bagaimana?" tanya Uswa.
"Baik. Ibu semakin sering bertanya tentang siapa pacarku sekarang," jawab Nabila.
Uswa menahan tawa mendengarnya, "Mungkin dia ingin segera menggendong cucu Bil."
"Ah, itu masih lama, Uswa. Aku masih ingin mengejar pangkatku," jawab Nabila.
"Bukannya masih bisa diteruskan setelah kamu menikah?" tanya Uswa.
Nabila menggeleng, "Tidak ada yang bisa menjamin bahwa setelah aku menikah, apakah aku masih diperbolehkan tetap memakai seragamku Us."
"Cari saja yang memiliki profesi yang sama denganmu, abdi negara. Mungkin dia akan mengerti posisimu. Lantas akan mengizinkanmu untuk tetap memakai segaram untuk mengejar pangkatmu," saran Uswa.
Nabila menghembuskan napasnya, "Itu semakin sulit Uswa. Justru kemungkinan besar aku di suruh lepas seragam untuk merawat rumah dan anak-anak. Apalagi jika kita berdua memiliki profesi yang sangat memungkinkan ditugaskan jauh sekali."
"Rumit banget Bil. Jadi tetap masih ngejar pangkat?" tanya Uswa.
"Kalau semisal pangkatmu terlalu tinggi bukannya kata orang-orang bisa bikin laki-laki minder?" lanjutnya.
"Enggak perlu nurunin kualitas buat bikin orang lain percaya diri kan Us?" tanya balik Nabila.
Uswa tersenyum mendengarkan jawaban Nabila, "Respon yang sangat bagus, temanku."
"Hahaha bisa aja. Benar kok kata orang, manusia enggak bakal sukses dalam 3 hal; cinta, pendidikan, keuangan. Mungkin aku gagal di opsi pertama. Kamu?"
"Sama mungkin," jawab Uswa.
"Apanya yang sama?" tanya Nabila.
"Sama-sama gagal di cinta," jawab Uswa.
"Sepertinya ketularan dari kamu deh Us," selidik Nabila.
"Apanya yang ketularan? Aku enggak sakit," ucap Uswa.
"Gagal cintanya. Mungkin gara-gara aku deket sama kamu jadinya aku juga gagal di percintaan," jelas Nabila.
"Enak saja. Hal seperti uda beda lagi dari siklus menstruasi," tepis Uswa.
"Hahaha bercanda kali. Jadi, kamu enggak dekat dengan siapa sekarang" tanya Nabila mengganti topik.
Sedangkan yang ditanya hanya mematung.
Melihat respon temannya yang aneh itu, akhirnya Nabila menanyakan keadaannya, "Ada masalah Us?"
Uswa hanya menghembuskan napas dengan kasar.
Lenggang sejenak.
"Aku sedang bingung," ucap Uswa.
"Bingung kenapa?" tanya Nabila.
"Aku ketemu Iqbal lagi," jawab Uswa.
"Iqbal? Iqbal SMP?" tanya Nabila memastikan.
"Iya. Iqbal yang satu SMP dengan kita," jawab Uswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
RomancePerbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna. Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar? Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan? Tapi bagaimana jika perb...