#22

1.1K 54 1
                                    

"Bangun Uswa, sudah sampai" kata Dian sambil menepuk tangannya pada pipi Uswa. Karna Uswa memang sulit untuk dibangunkan, maka Dian sedikit menepuk pipinya hingga mengguncang pundaknya Uswa sedikit keras.

"Uswa bangun sudah sampai" kata Dian lagi

"Hah sudah sampai ya" Uswa bangun, namun nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya.

"Iya sudah. Ayo turun" ajak Dian.

Karna Dian paham bahwa Uswa masih linglung dikarenakan bangun tidur, dia pun menggandeng tangan Uswa sampai masuk di ruang tunggu terminal dan meninggalkan Uswa sendirian.
Uswa termenung. Dia paham apa yang barusan terjadi. 'Tuhan apakah rasa ini tak bisa hilang juga untuk kesekian tahun lamanya? Sudah cukup aku lelah' -Uswa

Uswa termenung hingga Dian datang membawa air mineral botol.

"Ini minum dulu Us" kata Dian sambil menyerahkan air mineral.

Uswa tersadar dan langsung menerima botol tersebut.

"Makasih" kata Uswa

"Ada masalah? Kulihat tadi kamu melamun" tanya Dian

"Engga. Gaada apa-apa" jawab Uswa

"Cewek mah selalu gitu kalau ditanyain mesti bilangnya gaada apa-apa padahal hatinya lagi ada apa-apa" jelas Dian 

"Sa ae lu" jawab Uswa sambil terkekeh.

Dian tertegun mendengarnya. Mengamati mata yang menatap lurus orang-orang berlalu lalang untuk menaiki bus dan meninggalkan bus.

Sadar diamati, Uswa langsung melihat Dian dan tatapan mereka bertemu.

Tuhan, mata itu. Aku merindukannya -uswa

Jika aku tak dapat memilikinya, kumohon biarkan aku hanya memandanginya -dian

"Ekhm... Ada yang salah?" Sadar Uswa.

"Engga itu maskara mu belepotan" jelas Dian

"Gausa menghina. Aku ga bisa make up dan aku ga pake maskara. Ada-ada saja kamu"

"Yuk pergi. Biar kamu kuantar" tawar Dian.

"Kamu pake apa?" Tanya Uswa

"Pake kaki lah" jawab Dian

"Ya capek lah kalau pake kaki" jelas Uswa

"Kamu itu emang polos atau sok polos?" Tanya heran Dian

"Setengah-setengah" jawab Uswa

"Pake mobil lah. Tadi disiapin sama temanku. Yauda ayo sudah mau sore" jelas Dian

"Iya iya" sahut Uswa

Mereka pun segera menuju mobil yang sudah disiapkan temannya Dian sebelumnya

"Terus temanmu kemana?" Tanya Uswa saat sampai di dalam mobil.

"Gini lo Uswa, temanku dua. Yang satu pake mobilku yang satu pake mobil sendiri. Nah mobilku ditaruh disini. Terus mereka balik pakai mobil yang satunya. Paham?" jelas Dian.

"Oala gitu" sahut Uswa.

"Heran deh. Otak segitu kok bisa masuk farmasi" kata Dian.

"Enak aja. Otakku encer ya cuman lagi di zona nya 2G mangkanya lemot" sahut Uswa.

"Serah lu la" kata Dian

Mereka pun keluar dari terminal. Dian fokus dengan menyetir, sedangkan Uswa sekali-kali melirik Dian yang sedang menyetir.

Tuhan jika ini mimpi, biarkan aku tertidur dulu -uswa

"Apa lihat-lihat?" Kata Dian yang merasa di amati.

"Gapapa" jawab Uswa.

Uswa pun melihat jalanan. Karena suasana canggung, Dian pun menyalakan radio.

Cantik...

Ingin rasa hati berbisik

Untuk melepas keresahan

Dirimu

Cantik...

Bukan ku ingin mengganggumu

Tapi apa arti merindu

Selalu...

Ooo...

Walau mentari terbit di utara

Hatiku hanya untukmu...

Ada hati yang termanis dan penuh cinta

Tentu saja kan kubalas seisi jiwa

Tiada lagi

Tiada lagi yang ganggu kita

Ini kesungguhan

Sungguh aku sayang kamu

Cantik...

Bukan kuingin mengganggumu

Tapi apa arti merindu

Selalu...

Ooo...

Walau mentari terbit di utara

Hatiku hanya untukmu...

Ada hati yang termanis dan penuh cinta

Tentu saja kan kubalas seisi jiwa

Tiada lagi

Tiada lagi yang ganggu kita

Ini kesungguhan

Sungguh aku sayang kamu

Ingin ku berjalan menyusuri cinta

Cinta yang abadi untukmu selamanya...

Heeeei..... heya ya ya heya ya ya heya...

Ada hati yang termanis dan penuh cinta

Tentu saja kan kubalas seisi jiwa

Tiada lagi

Tiada lagi yang ganggu kita

Ini kesungguhan

Sungguh aku sayang kamu

Cantik-Kahita

"Suaramu lumayan" kata Uswa

"Makasih"

"Puji balik kek"

"Dih ga ikhlas berarti tadi"

"ck"

Uswa pun akhirnya memilih tidur karena jalan raya macet. Sedangkan Dian hanya tersenyum kecil karena takdir membuat mereka bersama dalam waktu yang cukup lama.





Kali ini mengamatimu adalah hal favorit yang ingin selalu aku lakukan.

Dimana tuhan ga perlu ngasih tahu padaku bahwa semesta sangatlah indah.

Cukup lewat matamu yang mewakili, maka keindahan itu tergambarkan.

Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang