Happy reading...
"Kakak ngapain sih maksa keluar. Biasanya juga keluar sendiri. Rey kan capek habis main sama teman, " protes Reyhan sambil mengunyah makanannya.
"Makan tuh dikunyah lalu ditelan. Bukan dikunyah sambil ngomong, " ucap Uswa memperingati Reyhan.
Reyhan pun mengunyah makanan yang ada di mulutnya cepat-cepat agar bisa bertanya lagi kepada kakaknya.
"Kakak itu ngapain maksa Rey keluar? Biasanya juga main sendiri. Rey kan capek habis main di rumah teman, " tanya Reyhan sekali lagi.
"Kakak mau ngabisin duit, " jawab Uswa nyeleneh.
"Emang Kakak ada uang? " tanya Reyhan.
"Ada dong, " jawab Uswa.
"Oh, jadi Rey boleh nambah berarti? " tanya Reyhan.
"Enak aja. Sesuai kesepakatan awal, " jawab Uswa.
"Pelit amat, " ucap Reyhan.
"Heh budak kecil, makanan kamu aja sudah banyak, " bantah Uswa.
"Cuman mie doang yaelah, " balas Reyhan.
"Kamu temenan sama anak usia berapa sih Dek? Makanan utamanya emang mie doang. Tapi dimsumnya? Kamu ambil 2 masing-masing isi 3. Itu perut atau bank sih, banyak amat daya tampung nya, " tanya Uswa heran karena adiknya pintar sekali ngomong.
"Yeyeyeyeye, " ledek Rey.
"Enggak sopan seperti itu Dek. Tata krama dan sopan santun itu bukan bahan lawakan. Enggak ada yang lucu soal keduanya, " tegur Uswa.
"Iya Kak, maaf, " ucap Rey.
"Nanti kamu beli buku Why seri apa? " tanya Uswa untuk mencairkan suasana.
"Enggak tahu Kak. Liat nanti di sana, "
Dari mana anak sekecil Reyhan sudah tahu ada buku berjudul 'Why'?
Dulu Reyhan dari usia 3 tahun sudah mengenal huruf. Saat usia 4 tahun sudah hapal huruf. Dan saat usia 5 tahun sudah bisa membaca kata per kata. Dan saat usia 6 tahun, Uswa sudah mengenalkan apda Reyhan untuk gemar membaca. Dia membeli buku-buku bekas untuk diberikan kepada Reyhan. Tentu saja buku yang menarik untuk anak-anak.
Berawal dari buku Bobo, majalah anak, hingga pada komik. Awalnya Uswa menberikan buku yang masih dasar atau hanya sekedar menghibur.
Lama kelamaan Uswa sedikit demi sedikit memberikan buku yang memiliki unsur tentang ilmu pengetahuan. Entah sains atau pun sosial.
"Kak, " ucap Reyhan.
"Kenapa Dek? " tanya Uswa.
"Sebenarnya Kakak kemarin salah, " jawab Reyhan.
"Salah gimana maksudnya? " tanya Uswa bingung.
"Aku uda masuk kelas 5 SD. Bukan barusan masuk SD, " jelas Reyhan.
"Uhuk.."
Uswa pun minum.
"Kenapa enggak bilang kemarin? Kenapa kamu iyain? " tanya Uswa beruntun meminta penjelasan.
"Karena enggak penting. Lagian Kakak enggak lihat tinggi aku sudah enggak seperti anak barusan masuk SD? " tanya Reyhan heran.
"Waktu itu kan duduk, " jawab Uswa.
"Muka aku? Oh iya si, jelas aku baby face," ucap Reyhan membanggakan diri.
"Tau dari mana istilah baby face? " tanya Uswa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
RomancePerbedaan selalu ada meski dengan manusia sempurna sekalipun. Ya meskipun manusia enggak ada yang sempurna. Lantas apakah memaksakan perbedaan itu benar? Tapi memang perbedaan ada bukan untuk menjadi alasan perpisahan bukan? Tapi bagaimana jika perb...