-Taemin POV-
Setelah berpikir cukup lama, aku memutuskan mengajak Yoona melihat-lihat rumah sementara anak-anak di sekolah. Selama ini aku selalu pergi sendiri, tapi setelah beberapa kunjungan masih tanpa rumah
karena aku tidak tahu apa yang kuperlukan untuk menciptakan rumah yang nyaman untuk anak-anak,
aku tahu aku perlu bantuan.Tadinya aku mau mengajak Naeun, tapi aku tidak mau mengancam kedekatan dan kenyamanan yang sudah kubangun dengannya selama seminggu ini. karena jelas-jelas aku sedang melihat-lihat rumah untuk keluarga kami, sesuatu yang kuyakini akan menyalakan alarm “aku belum siap untuk siap untuk semua ini” bagi Naeun. alhasil aku stuck dengan Yoona karena Mommy tidak punya cukup kesabatan untuk melakukan ini denganku.
“Rumah ini ada empat kamar tidur dan tiga kamar mandi. Ada halaman belakang yang cukup luas, sesuai dengan permintaan anda Tuan Lee,” ucap Mina, agen property perumahan yang aku sewa beberapa hari yang lalu untuk membantuku mencari rumah.
Aku melirik Yoona yang sedang memutar bola matanya. Sesuatu yang kudapati sering dilakukannya, meskipun tidak didepan Mina langsung, semenjak bertemu sejam yang lalu. Aku tahu Yoona tidak
menyukai Mina. Bukan saja karena menurutnya suara Mina terlalu berisik dan tawanya mirip kuda, tapi juga karena Mina terlihat sok ramah, bahkan mendekati ganjen terhadapku. Ya, aku tahu Mina sudah flirt habis-habisan denganku meskipun aku sama sekali tidak memberikan sinyal ‘Aku available’atau ‘Aku tertarik’ padanya.Kalau dia bukan agen property yang kompeten dengan rekomendasi yang baik dari salah satu teman Mommy, aku mungkin sudah mencari agen lain.
“Saya tidak tahu kenapa anda mau property sebesar ini kalau hanya akan tinggal sendiri. Saya bisa carikan property yang lebih kecil dan cocok untuk lelaki single seperti anda, Tuan Lee.”
Ketika Mina melangkah ke ruangan lain, aku mendengar Yopna menggeram pelan. “Ugh, aku rasanya ingin memukul wajahnya itu. bisakah aku melakukannya sekarang?”
Dan aku harus menggulum senyum dan memutar tubuh untuk memelototi Yoona. Ia hanya mengucapkan “What?” dengan wajah tidak bersalah dan mereka mengikuti Namjoo ke ruangan yang terlihat seperti ruangan keluarga dengan French doors yang terbuka ke halaman belakang ekstra luas dan hijau. Aku yakin bisa menggali kolam renang di halaman itu dan masih punya cukup ruang untuk bergerak dengan leluasa.
“Dan ini adalah ruang keluarga yang juga bisa dijadikan ruang makan.”
Kata-kata Mina menarik perhatianku dari halaman belakang. Ruanga keluarga itu begitu tenang dengan sinar matahari sehingga tidak membutuhkan lampu sama sekali. Aku bisa membayangkan diriku dan Naeun duduk santai di sini pada hari Minggu sore sementara anak-anak berenang di luar atau main di karpet di hadapan mereka.
“Ada dua dapur di rumah ini. dapur kotor dan dapur bersih,” ucap Mina sebelum suara haknya menghilang entah kemana.
“This is a nice room, Taemin-ah. Aku rasa Naeun akan suka duduk-duduk di sini.”Mendengar komentar Yoona, aku langsung menoleh dan melihatnya sedang menatapku sambil tersenyum penuh pengertian. Seperti biasa, Yoona sepertinya tahu apa yang ada dipikirkanku tanpa
perlu aku mengungkapkannya dengan kata-kata.
Yoona mendekatiku dan berbisik, “Mungkin kau lebih baik katakan kepadanya kalau kau sudah menikah. Dengan begitu dia akan berhenti flirting.”
“Don’t be mean. Dia hanya mau jual rumah dan dia melihatku sebagai sumber komisinya bulan ini.”
Yoona mendengus, “Percaya padaku, komisi adalah hal terakhir yang ada dipikirannya. Dia melihatku
sebagai potensi suami.”
Oke, aku tidak bisa menyalahkan Yoona yang berpendapat seperti ini. aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana Mina menatap Yoona dengan sedikit curiga, bahkan bermusuhan, sampai aku mengenalkannya sebagai kakakku dan wajah Mina langsung berubah 180 derajat menjadi super ramah. God, I hates fake woman.Tingkah laku Mina dan guru muda dari sekolah anak-anakku, yang sampai sekarang masih selalu mencoba berbicara denganku setiap kali melihatku, membuatku
semakin sadar betapa uniknya Naeun dibandingkan mereka semua.
“Noona, bisa tidak kau konsentrasi dengan tugasku mengevaluasi rumah ini, bukan dengan agen property itu?” aku mencoba membisikkan omelanku itu.
“Ok, fine,” gerutu Yoona.
Sisa tur property itu berlangsung dengan lebih efektif dan efesien karena tanpa sepengetahuanku,
ternyata Yoona cukup tahu tentang tata ruang rumah dan apa yang aku butuhkan. Pada akhir tur, Yoona berkata rumah ini cocok untukku dan mengusulkan agar aku mengajukan penawaran. Kami kemudian menghabisakn beberapa menit untuk membicarakan penawaran itu, dengan Mina yang sepertinya tidak bisa berhenti tersenyum. Aku tidak bisa menyalahkannya, dengan jumlah komisi yang akan dia
dapatkan dari penjualan rumah ini, dia mungkin tidak perlu menjual rumah lagi sampai tahun depan.
Ketika kami memasuki mobil setelah Mina berjanji akan mengajukan tawaran itu kepada pemilik rumah, Yoona bertanya, “So, I guess kau serius untuk memulai kembali kehidupan barumu?”
“Yeah, aku serius,” balasku sambil memundurkan mobil dan masuk ke jalan utama menuju sekolah anak-anak.
“Kau serius akan meninggalkan rumah keluarga kita dan memilih mambangun keluarga barumu dan mulai dari awal lagi?”
“Ya. Naeun memberiku waktu sebulan untuk memikirkan ini semua. Aku sebenarnya tidak perlu sebulan untuk memutuskan apa yang aku mau. Aku sudah tahu dari awal kalau aku akan memberikan apapun untuk kebahagiaan Naeun dan anak-anakku.”
“Sorry, but, seriously?”
“Noona, aku ini tidak tuli, aku tahu apa yang Naeun katakan padaku. Tapi selama dia tidak tdak mengatakan dia tidak mau melihatku lagi, tidak mau aku bertemu dengan anak-anak, aku akan ada
disini. Dan selama dia tidak mengatakan ‘Aku sudah tidak mencintaimu lagi’ aku tetap akan melakukan apa saja untuk menyakinkannya agar mengubah pendapatnya, betapa pun lamanya itu.”“Kau tahu kan itu bisa selama-lamanya?”
“Yeah, I know,” ucapku pasrah.
“Damn boy, u got it bad,” ledek Yoona.
Kalau saja orang selain Yoona yang mengatakannya dan kalau saja orang itu mengatakannya tentang orang lain selain Naeun, aku mungkin sudah meninjunya. Yang ada, sekarang aku hanya bisa tersenyum.TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/235252496-288-k243703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me As A Time of Day✅
FanfictionTidakkah kau rasakan waktu berlalu begitu cepat? Ia hampir saja membuatku melupakan satu hal yang paling menyakitkan tentang dirimu. Tentang kau yang tiba-tiba hilang seakan ditelan bumi. Tentang lenyapnya impian yang pernah kita rangkai bersama. Hi...