Cheongdam-Naeun POV-
Siang itu, tiba-tiba langit mendung, mungkin dunia ikut menangisi kepergian Daddy.
Ucapara pemakaman dimulai. Satu per satu saudara dan rekan kerja dari kantor Daddy mulai berdatangan.
Walaupun tempat ini semakin lama semakin penuh oleh manusia, mataku tetap tidak bisa melepaskan pandangan pada satu orang: Taemin.
Dari kejauhan, aku melihat Taemin tertunduk di dekat makam ayahnya. Wajahnya penuh emosi yang tertahan atau sengaja ditahan. Entah mengapa melihatnya yang seperti itu, hatiku terasa sakit, seakan-akan bisa merasakan penderitaannya.
“Dia tidak akan apa-apa,” kata Krystal sambil meremas bahuku, seolah bisa membaca pikiranku.
Aku mengangguk. “Iya.”
Setelah hampir dua jam, upacara pemakaman selesai.Tempat pemakaman itu pun hampir sepi, hanya tinggal beberapa orang, termasuk aku, Jennie dan Taemin, sementara Yoona eonni membawa Mommy
pulang karena sempat pingsan ketika upacara pemakaman dimulai. Taemin berjongkok di dekat pusara ayahnya.“Jennie-ah,” kataku.
“Ada apa eonni?”
“Kamu pulang saja dulu,” kataku sambil berjalan kearah Taemin.
Jennie terdiam selama beberapa saat sebelum berkata. “Aku mengerti.”
“Kamu belum pulang?” tanya Taemin, masih berjongkok membelakangiku begitu aku sampai di dekatnya.
“Belum,” jawabku. “Aku menunggumu.”
“Maaf,” kata Taemin lagi.
“Kenapa?”
“Membuatmu menunggu,” jawab Taemin. “Ini akan memakan waktu lama, pulanglah bersama Jennie dan Taeyong.”
Aku menggeleng. “Tidak apa-apa.”
Setelah itu, tidak ada lagi yang berkata apa-apa. Taemin hanya terdiam sambil meremas-remas nisan ayahnya.
Waktu berjalan sangat lambat, tetapi aku tetap sabat menunggu Taemin, memandangi
sosoknya dari belakang.Hingga tanpa sadar, tinggal kami berdua di tempat itu.
Tidak lama kemudian, Taemin berdiri.“Sudah cukup!” katanya.
Aku hanya diam.“Mungkin memang hanya sampai di sini aku bisa menunjukkan rasa sayangku padamu, Dad.” Lalu, dia berbalik, tetapi tetap menunduk, tidak mau memperlihatkan wajahnya.
***
“Mau apa kau ke sini?!”
Sontak, aku, Krystal dan Jennie berdiri untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata, Taemin yang berteriak
dan dia berteriak kepada… Jimin.Orang-orang di rumah mulai berkerumun. Aku dengan bersusah payah mencoba mendekati Taemin dan
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga laki-laki tenang yang selama ini aku kenal kehilangan
kendali seperti itu.“Aku mau bilang padamu kalau aku turut berduka cita atas kematian Dong wook samcheon,” kata Jimin pelan. “Aku tahu kalian sangat dekat dan sungguh aku juga merasa sangat kehilangan.”
Siapa pun bisa melihat Jimin tulus mengucapkan semua hal itu, tetapi sepertinya mata Taemin sudah dibutakan oleh amarah hingga tidak bisa melihatnya.
Taemin tertawa. “Kau? Merasa kehilangan? Jangan bercanda!”
Aku menelan ludah melihat Taemin seperti itu. ini bukan Taemin yang kukenal…
“Kau!” Taemin menunjuk Jimin sambil mendelik. “Justru kaulah penyebab kematiannya! Kalau saja kau tidak mengantar ayahku pulang dari kantornya malam itu, kecelakaan itu tidak mungkin terjadi, kalau saja kau yang celaka dalam kecelakaan itu! kalau saja…” Taemin tidak sanggup meneruskan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me As A Time of Day✅
FanfictionTidakkah kau rasakan waktu berlalu begitu cepat? Ia hampir saja membuatku melupakan satu hal yang paling menyakitkan tentang dirimu. Tentang kau yang tiba-tiba hilang seakan ditelan bumi. Tentang lenyapnya impian yang pernah kita rangkai bersama. Hi...