Part 30

59 5 1
                                    


Cheongdam

-Taemin POV-

Malam itu, setelah anak-anak pergi tidur dan aku punya waktu untuk berpikir, aku mengulang percakapanku dengan Mommy tadi sore. Terutama tentang menemukan figur ibu untuk Seungjae dan Naeun. akhir-akhir ini aku memang sudah memiliki percakapan ini dengan diriku sendiri. Apakah aku telah melakukan hal yang benar dengan membiarkan anak-anak tumbuh tanpa sosok ibu di samping mereka? God!! Aku masih tidak percaya bahwa Naeun telah pergi selamanya dari hidupku.

Mungkin memang tiba saatnya untuk mulai dating lagi, meskipun prospek itu membuatku panas-dingin


tidak karuan. Sejujurnya, aku bahkan tidak tahu cara dating yang benar. Apa yang aku alami dengan Naeun bukanlah dating, lebih seperti: kami bertemu, makan siang, besoknya aku menemaninya ke


mana-mana, begitu juga dengan hari-hari berikutnya.

Seungjae dan Naeun pernah mengadu bahwa mereka merindukan ibu mereka. Aku mendudukkan mereka di pangkuanku dan berbisik, "Seungjae dan Naeun punya ibu. Tapi dia sudah tidak sama kita lagi. dia ada di surga, sama Tuhan dan malaikat-malaikatnya."

"Ibunya Naeun orang baik ya, karena kalau tidak kan tidak masuk surga?"

Aku berkata dengan penuh senyum, "Paling baik di seluruh dunia ini."

Naeun-ah... jika kau masih ada di sampingku, seperti apa kau sekarang? Apakah dia masih memiliki senyuman yang mematikan? Senyuman yang tidak bisa aku hindari, terutama karena Naeun kecil


memiliki senyuman yang sama dengan ibunya, berikut lesung pipi di pipi kiri mereka.

Suatu persaman yang langsung membuatku menangis tersedu-sedu ketika pertama kali Naeun meninggalkanku.

Seakan itu belum cukup parah untuk dihadapi oleh ayah tunggal yang masih berduka, semakin lama aku menghabiskan waktu dengan anak-anakku terutama Naeun kecil, semakin aku sadar Naeun kecil lebih


mirip ibunya daripada diriku.

Mulai dari rambutnya, mata dalam dan alisnya. Seakan kemiripan wajah belum cukup, aroma putriku juga mengingatkanku pada Naeun, ibu mereka.

Memori indah bersamanya terus memenuhi ingatanku.

***

FLASHBACK ON


"Oppa mirip denganku."


Naeun pernah berkata seperti itu sambil menatapku. Iya, ia pernah berkata seperti itu dan kata-katanya itu benar. Kami berdua memang mirip.

Titik kelemahan kami pun mirip. Maka dari itu, ketika aku berada bersama Naeun, aku kembali menyadari bahwa aku adalah seorang manusia yang begitu lemah.


Anggapan bahwa aku dan Naeun adalah manusia yang lemah membuat kami memiliki satu perasaan yang sama yang kemudian mengikat kami berdua di dalam kegelapan.


Naeun adalah kegelapanku. Kegelapan yang dapat mengungkapkan bagian jahat dan buruk yang selama ini aku sembunyikan ketika harus menjalani kehidupanku sehari-hari. Kegelapan yang membuatku bisa hidup.

Kegelapan yang ingin selalu aku lindungi. Aku mencintai Naeun yang telah menanmkan akarnya di dalam kegelapanku.

Aku pun menjalani hari-hari yang penuh dengan Naeun.


Aku dan Naeun menghabiskan waktu bersama sesuai dengan keinginan kami. Kami melakukan hal-hal yang kami inginkan dan tidak melakukan hal-hal yang memang tidak kami ingingkan. Kami merasa


senang dan bahagia menghabiskan waktu bersama, walaupun tanpa tujuan yang berarti.


Setelah selesai mengerjakan pekerjaanku sehari-hari, aku langsung pulang dan melihatnya. Hatiku pun


terasa nyaman melihat Naeun yang sedang serius menyuapi Seungjae dan Naeun bergantian. Kadang-kadang, aku yang merasa kagum pada apa yang dikerjakan Naeun. tak jarang pula Naeun memarahiku karena aku mengganggu Seungjae atau Naeun kecil yang sedang tertidur. Iya, kami menghabiskan hari-hari seperti itu.

Remember Me As A Time of Day✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang