EPILOG

71 2 1
                                    

Tokyo, Japan

-Author POV-

Dengan langkah sedikit terhuyung Taemin mengikuti arus orang-orang yang baru turun dari pesawat di bandara jepang menuju imigrasi. Matanya terasa pedas karena sepanjang perjalanan dia tidak bisa tidur. Dia bahkan hampir tidak bisa menelan makanan yang tidak enak, karena orang-orang di sekitarnya sepertinya tidak mengalami masalah melahap makanan taraf kelas bisnis mereka itu. berpikir dia kemungkinan agak tidak enak badan, makanya tidak bisa makan atau tidur, dia menelan aspirin. Ketika itu tidak membantu, dia menelan satu lagi yang malah membuat perutnya mual. Akhirnya dia hanya bisa tiduran merana di atas kursi pesawatnya selama sisa perjalanan, mencoba memikirkan kenapa dia merasa seperti itu.

Dia sedang memikirkan apa dia sudah salah makan waktu di Seoul sebelum berangkat ketika tatapannya jauh pada seoang ibu yang duduk bersebrangan dengannya dan berbicara dengan nada membujuk kepada anaknya. Taemin tidak tahu apa yang dikatakanya kerena ibu itu menggunakan bahasa Kanton, tapi dari cara ibu itu menunjuk sayuran tak termakan di piring anaknya, dan gelengan kencang anak itu, Taemin bisa menebak isi pembicaraan mereka. Taemin mengucap syukur dia tidak perlu menghadapi masalah itu dengan anak-anaknya. Oh, Seungjae dan Naeun. his boys, his girl, his love, his life. Entah bagaimana dia bisa melalui sebulan ke depan tanpa mereka.

Semburan udara dingin November di Tokyo menyadarkannnya bahwa dia sudah melewati imigrasi dan pengambilan bagasi dan sekarang sedang melihat mobil jemputannya untuk pulang. Taemin menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil dan menutup mobil.

Dia merasa bru saja memejamkan mata selama sedetik, tapi ketika membuka matanya kembali, dia sudah sampai di dengan hotel. Whoa.. dia sudah tertidur selama empat puluh menit, dia harus memastikan itu tidak terjadi lagi. namun sepertinya tekad dan kenyataan tidak selalu sejalan karena Taemin menemukan dirinya tengkurap di atas tempat tidur dengan masih berpakaian lengkap. Dan di lihat dari letak matahari yang masuk melalui jendela, hari sudah lebih sore daripada yang dia perkirakan. DAMN! Dia ternyata lebih lelah daripada yang dia perkirakan. Dia ingin menelpon Naeun untuk memberitahu dia sudah sampai, tapi membatalkan niatnya ketika melirik jam pada nakas di samping tempat tidur. Pukul 15.00. yang ada Naeun akan mengamuk di telepon. Merasa kesal karena ketiduran oleh karena itu harus menunggu dua jam lagi sebelum bisa mendengar suara anak-anaknya, tapi lebih fresh daripada beberapa jam yang lalu, Taemin memutuskan mandi untuk membersihkan aroma pesawat dari tubuhnya. Dia mungkin bahkan akan berendam air hangat untuk mengusir rasa pegal-pegal pada sendinya.

Sejam kemudian dan merasa seperti manusia lagi, Taemin menyadari untuk pertama kalinya dia merasa lapar. Dia menelpon petugas hotel untuk memesan makanan.

Dengan satu desahan panjang, Taemin mengeluarkan laptop dari tasnya dan menuju sofa. Dalam perjalanan dia menyalakan TV dengan remote, tanpa memedulikan channel, dia langsung menekan tombol mute sebelum duduk di sofa, sebagaimana kebiasannya. Namun setelah beberapa menit dia merasa kesepian dan harus mengaktifkan volume TV. Merasa lebih baik, dia menyalakan laptopnya. Pertama-tama dia mengecek email kantor yang ternyata sepi-sepi saja, hanya ada beberapa update dan reminder tentang pertemuannya dengan klien besok. Kemudian dia membuka akun gmailnya dan mendapati sepuluh email baru. Dia melarikan matanya pada daftar email yang kebanyakan dari akun sosial medianya, tapi kemudian matanya berhenti pada email terakhir. Email itu dari Naeun dengan topik URGENT!

Taemin langsung duduk tegak sambil membuka email itu yang berisi pesan paling pendek yang pernah dia lihat sepanjang hidupnya.

Hubby, I Love You.

Aku mengatakan ini bukan karena dipaksa, terpaksa, atau rela, tapi karena dadaku rasanya bisa meledak kalau tidak mengatakan ini ke kamu. Aku perlu kamu tahu kalau aku masih mencintaimu sepenuh hatiku. Selalu dan selamanya.

Your Wife.

Taemin hanya bisa menatap email itu selama beberapa menit tanpa bisa berkata-kata. Berpikir dia sudah salah baca, dia membaca email itu sekali lagi dan beberapa kali lagi setelah itu. kata-kata pada email itu tidak berubah. Apa Naeun benar-benar baru mengatakan dia mencintainya? Melalui email?! Is she kidding me?! Taemin tertawa, menertawakan dirinya karena mencintai wanita paling menggemaskan yang pernah dia temui sepanjang hidupnya. Dia tidak tahu apakah dia ingin mencekik atau mencium Naeun sekarang. Dia memutuskan mencari jalan tengah dan menulis email balasan.

***

Naeun sedanng duduk bengong di meja dapur pada pukul 16.00 dengan secangkir teh hangat di hadapannya, menunggu telepon dari Taemin. Pesawatnya sudah mendarat berjam-jam yang lalu, jadi kenapa Taemin masih belum menelponnya juga? dia sudah mencoba menelpon nomor ponsel yang diberikan Taemin beberapa kali, tapi operator mengatakan ponsel itu tidak aktif. Sekali lagi dia melirik ponselnya, menginginkannya berdering, dan setelah lima menit ponsel itu masih diam saja, Naeun meletakkannya kembali ke meja dan mengusap mata. Semalaman dia tidak bisa tidur, bukan saja karena menunggu telepon dari suaminya untuk mengatakan dia telah sampai dengan selamat, tapi juga reaksi Taemin atas email yang dikirimkannya beberapa jam setelah pesawat Taemin lepas landas. Dia masih tidak percaya sudah mengatakan apa yang dia katakana kepada Taemin, kata-kata paling penting yang pernah dia ucapkan sepanjang hidupnya kepada Taemin, melalui email.

Tapi apa pilihan yang dia punya? Hatinya sudah tidak lagi mampu menampung semua perasaan itu, dia perlu pelampiasan. Alhasil tertulis dan terkirimlah email itu. oh, God! Bagaimana kalau ternyata Taemin sudah tidak mencintainya lagi? bahwa dia sudah bosan menunggu dan memutuskan mencintainya hanya buang-buang waktu saja? Toh Taemin tidak pernah lagi menyinggung-nyinggung tentang perasaannya belakangan ini. entah mau ditaruh di mana mukanya ini kalau Taemin ternyata sudah tidak menginginkannya lagi. stupid! Dia tidak seharusnya mengirim email itu. dia seharusnya menunggu hingga Taemin mengucapkannya sekali lagi, sebelum dia balas mengucapkannya. Setidaknya dengan begitu dia bisa yakin bahwa perasaan Taemin terhadapnya masih belum berubah, shit!

Apa Taemin sudah membaca email itu? mudah-mudahaan belum, mungkin dia bisa mencari tahu cara untuk menarik kembali email tsb sebelum Taemin sempat membacanya. Naeun buru-buru berlari menuju laptopnya yang layarnya masih memapangkan inbox emailnya sebagaimana dia tinggalkan 30 menit yang lalu. Dia baru saja akan menutup email itu ketika melihat email baru yang terletak paling atas pada inboxnya. Email itu dari Taemin. Jelas-jelas dia tidak melihat email ini setengah jam lalu, yang berarti Taemin baru saja mengirimkannya. Buru-buru dia membukanya.

My dearest wife

It's abt gooddamn time. I love you too. Always. Call me once you read this email so I can hear you say it.

Love, your hubby

Naeun mengangkat tangannya menutupi mulut agar tidak tersedak. God! Taemin masih mencintainya. Setelah dia membuatnya menunggu sekian lama, dia masih mencintainya. Dengan tangan gemetar Naeun menekan nomor ponsel Taemin di Jepang yang hanya perlu berdering satu kali sebelum dia mendengar suara Taemin mengatakan, "Hi."

Dan yang Naeun bisa lakukan hanya mengucapkan, "I love you."

Hening, tidak ada balasan apa-apa dari Taemin. Berpikir bahwa Taemin tidak mendengarnya, dia mengulangi, "Oppa? Kamu dengar aku kan? Aku bilang aku mencintaimu."

Sekali lagi hanya ada keheningan dan Naeun menarik ponselnya dari telinga untuk memastikan telepon mereka masih tersambung. Ya, telepon mereka masih tersambung. Jadi kenapa Taemin tidak mengatakan apa-apa?

"Oppa? Are you there? Can you hear me?"

Naeun mendengar Taemin mengembuskan napasnya sebelum mengatakan, "Yes, sweetheart, I hear you. Aku hanya sedang menyakinkan diriku sendiri kalau aku tidak sedang bermimpi."

Dalam hati Naeun tersenyum, "No, kamu tidak sedang bermimpi. Kita sedang bicara dan aku bilang aku cinta kamu."

"Coba ulang sekali lagi."

Mau tidak mau Naeun tekekeh dan mengucapkannya sekali lagi. "Aku cinta kamu, Hubby."

"Dan aku cinta kamu, Wife."

Naeun menutup matanya, mencoba menyerap kata-kata itu. ya, dia akhirnya bisa menangkap bintangnya.

Remember Me As A Time of Day✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang