Part 27

69 8 5
                                    

FLASHBACK ON

8 tahun sebelumnya…

Ulsan Grand Park

-Author POV-

“Oppa, tidak apa-apa?”

Taemin tidak memegang cermin, tetapi ia yakin wajahnya pucat pasi. Sekujur tubuhnya terasa pucat pasi, kalau itu memang masuk akal. Tidak, tentu saja itu tidak masuk akal. Ia hanya sudah kehilangan kemampuan berpikir untuk sementara ini.

Jantungnya berpacu kencang. Kepalanya berputar-putar.
Perutnya mual. Kakinya lemas.

“Sini. Sebaiknya kamu duduk dulu sebentar.”

Taemin membiarkan dirinya dituntun ke bangku kayu panjang di dekat sana dan duduk dengan lega.

Dunia tidak lagi berputar terlalu cepat ketika ia duduk. Ia menoleh ke arah gadis berambut lurus
sepunggung yang duduk di sampingnya. “Aku harap kamu senang,” gumamnya. “Kuharap kamu senang melihatku menderita seperti ini.”

Naeun tertawa lepas. Matanya berkilat gembira. “Oppa benar-benar tidak berguna,” katanya dengan nada riang. “Satu kali mencoba bungge jump oppa langsung nyaris pingsan. Kita bahkan belum
mencoba wahana ekstrim yang lain.”

Taemin menyipitkan mata, namun bibirnya melengkung tersenyum. “Satu kali bungge jump dan satu kali roller coaster. Kurasa aku harus beristirahat sebentar sebelum mencoba permainan mengerikan
lainnya. Bagaimana kalau sekarang kita mencoba permainan yang lebih menenangkan? Misalnya…
ghost house.”

“Ghost House?” ulang Naeun dengan alis terangkat. Ia menyapu sejumput rambut hitam yang menutupi wajahnya karena tiupan angin. Suaranya terdengar ragu. “Menenangkan?”

Senyum Taemin melebar. “Kenapa? Jangan bilang kamu takut.”

Hidung Naeun berkerut. “Oppa tidak bisa menyalahkanku kalau aku tidak terlalu cocok dengan segala sesuatu yang berbau hantu”

“Kata orang-orang, kalau kau datang kesini kau harus mencoba Ghost House-nya.”

Kali ini alis Naeun yang berkerut sementara ia menatap Taemin dengan sorot tidak percaya. “Tidak ada
orang yang berkata begitu. oppa hanya mengada-ada,” bantahnya. Tetapi kemudian ia mendesah berlebihan. “Oh, baiklah. Karena oppa sudah menemaniku ke sini, aku akan menguatkan diri mencobanya.”

“Terima kasih , kamu sangat murah hati,” kata Taemin sambil tersenyum.

Selama beberapa saat mereka berdua duduk di sana tanpa berkata apa-apa. Duduk berdekatan, bahu bersentuhan dengan tangan saling menggenggam. Hiruk-pikuk pengunjung taman yang berlalu lalang terdengar jauh di telinga Taemin, seolah-olah ia hanya duduk berdua dengan Naeun di taman yang luas
ini, bukan di tengah-tengah keramaian. Taemin memejamkan mata dan menikmati angin musim gugur yang menerpa wajahnya, membuat hidung dan pipinya terasa dingin. Meredakan rasa mualnya.
Menenangkan debar jantunya.
Ia tersenyum kecil mengingat bahwa itulah alasan Naeun menyukai musim gugur. Wanita itu suka merasakan angin musim gugur di wajahnya.

Taemin membuka mata dan menoleh menatap Naeun. wanita itu tidak menyadari dirinya ditatap. Ia terlihat sedang melamun. Seulas senyum samar tersungging di bibirnya. Taemin ingin tahu apa yang
sedang dipikirkan wanita itu.

“Ah,” kata Naeun tiba-tiba. Ia menoleh menatap Taemin dengan wajah berseri-seri. “Aku mau makan es krim.”

“es krim?” ulang Taemin. “Di cuaca sedingin ini?”

Remember Me As A Time of Day✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang