Icheon Airport-Author POV-
Untuk yang kesekian kalinya dia menelpon ponsel Naeun dan untuk yang kesekian kalinya pula panggilannya di biarkan tidak terangkat. God, dia akan membunuh Naeun kalau sampai terlambat muncul di bandara. Dua jam lalu di sampai di bandara di anatara oleh Yoona dan sopirnya. Setelah selesai check in dan Naeun masih belum muncul juga, dia pikir Naeun hanya terjebak kemacetan saja dank arena dia tidak mau mangganggu Naeun yang kemungkinan sedang menyetir, dia menunggu hingga sejam baru kemudian menelponnya. Sejujurnya, sekarang kekesalannya sudah beralih ke khawatiran. Apa sesuatu terjadi pada Naeun dan anak-anak, sehingga mereka terlambat datang? Oh, dear god. Jangan biarkan apa-apa terjadi kepada mereka. Dan dengan begitu kekhawatirannya berubah menjadi kepanikan.
"Oppa, tenanglah. Mereka akan sampai sebentar lagi," ucap Jennie mencoba menenangkannya, namun tidak berhasil karena goyangan kakinya justru semakin parah.
Taemin hanya bisa mengangguk dan duduk diam di bangku tempat banyak orang menunggu. Tidak ada gunanya membuka mulut dengan tidak sengaja mengomeli Jennie, toh yang ingin dia omeli adalah Naeun.
"Ayah!"
"AYAH!!"
Taemin mendengus kesal mendengar suara anak kecil itu semakin keras memanggil ayahnya. Seriously? Mana ayah anak itu? apa dia tuli sampai tidak bisa mendengar anaknya memanggilnya dari tadi? pada saat itu dia mendengar Yoona memanggil namanya sambil menarik-narik bahu kemejanya.
"Ada apa, Noona?!" geram Taemin pada Yoona yang berdiri di hadapannya, yang tatapannya sedang mengarah kepada satu titik di kejauhan.
"Taemin-ah, they're here."
"Who?"
"Anak-anakmu, idiot," omel Yoona sambil menunjuk.
Taemin mengikuti arah jari telunjuk itu dan menemukan Seungjae dan Naeun sedang berlari kearahnya.
Mereke memeluknya seakan mereka tidak akan pernah mau melepaskannya lagi. which is fine by hin, karena dia tidak yakin akan mampu melepaskan mereka. Taemin mengangkat tubuh Seungjae dan Naeun dan mendudukan mereka di pangkuannya dan menghujankan berjuta-juta ciuman pada wajah mereka.
Seperti sadar dia sedang diperhatikan, Taemin mendongak dan ketika tatapan mereka bertemu dia langsung tersenyum lebar.
Ketika Naeun melirik Taemin lagi dia sedang mencoba melepaskan diri dari pelukan anak-anak, yang seperti biasa berbicara satu mil per menit. Tahu sebentar lagi Taemin akan menghampirinya membuat Naeun panic. Dia belum siap berbicara dengan Taemin tentang perasaannya sekarang, beberapa menit sebelum Taemin akan pergi meninggalkannya selama sebulan. Dia tidak mau Taemin berpikir dia mengatakan kata cintanya hanya karena kepepet seperti waktu itu atau emosi yang tiba-tiba meluap karena mereka sedang ada di terminal keberangkatan bandara, tempat yang paling banyak mengundang ucapan kata cinta setelah gereja dan kamar tidur. Tidak! Kata cintanya lebih berharga dari itu dan Taemin berhak mendengarnya di tempat lain pada waktu lain. Wajahnya pasti menggambarkan dilemanya karena Taemin mengangkat alisnya penuh pertanyaan. Naeun hanya bisa melambaikan tangannya kaku, cara mengatakan "Hi" tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun. dia tidak berani membuka mulut, takut bahwa kata-kata pertama yang akan keluar adalah "I love you dan I want spend the rest of my life with you."
Tidak tahan dengan tatapan Taemin yang semakin lama semakin intens, Naeun mengalihkan perhatiannya kepada... Jennie, yang dia tidak sadari berdiri tidak jauh darinya. Tanpa pikir panjang lagi dia langsung mendekatinya. Jennie kelihatan terkejut ketika Naeun memeluk dan mencium pipinya, namun Naeun tidak peduli. Saat sekarang dia akan melakukan apa saja untuk mengusir berjuta-juta kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Naeun baru saja akan membuka pembicaraan dengan Jennie ketika dia mendengar suara Taemin di belakang telinga kanannya. "Hi."
Naeun menutup matanya, mencoba mengontrol detak jantungnya yang menggila. Ya Tuhan, tidak bisakah Engkau memberiku sedikit waktu untuk bisa menenangkan perasaanku yang tidak karuan ini sebelum membuat orang yang menjadi penyebab perasaa tsb mengistirahatkan tangannya pada pinggangnya seperti ini dan mengatakan 'hi' dengan suara seseksi itu? setelah beberapa detik dan tangan Taemin masih menempel pada pinggangnya, Naeun memutuskan dia harus mengambil tindakan sendiri karena Tuhan belum berkenan mengabulkan pintanya hari ini.
Naeun memutar tubuhnya dan sebelum benar-benar menghadap Taemin, dia sudah mengoceh, "Sorry terlambat, aku tadi masih harus menjemput anak-anak dari sekolah dan perlu waktu lama sekali untuk bersiap-siap. Terus..."
Kata-kata Naeun terpotong oleh bibir Taemin yang mendarat di bibirnya dan segala usahanya untuk tetap stay cool, buyar. Dia membalas ciuman Taemin seakan Taemin akan berangkat ke medan perang dan kemungkinan tidak akan kembali lagi. samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan , "Eww.. Ayah Ibu, stop it!" diikuti kekehan anggota keluarga lainnya, namun sepertinya Taemin tidak mendengar atau sengaja cuek karena dia tidak berhenti mencium Naeun.
Beberapa menit kemudian ketika mereka sama-sama kehabisan napas, Taemin mengangkat kepala, menatap Naeun dalam-dalam dan mendesahkan, "Hi."
Naeun tidak bisa menahan diri dan mendengus mencoba menahan tawa atas kegaringan ucapan Taemin. Taemin sepertinya sadar akan kegaringannya dan mengatakan, "You're here."
"Yes, I'm here. Sorry terlambat.."
Taemin menempelkan jari telunjuknya pada bibir Naeun, memotong permintaan maafnya. "Aku tidak peduli kenapa kamu terlambat. yang penting kamu dan anak-anak ada di sini."
Naeun mengangguk dan Taemin mengangkat jari telunjuknya dari bibirnya. "Apa kamu tidak sebaiknya masuk sekarang? Pesawatmu akan boarding sebentar lagi."
Taemin melirik jam tangannya. "Aku bisa menunggu lima menit lagi. aku mau menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu denganmu dan anak-anak sebelum berangkat."
Oh my God! Bagaimana dia bisa tidak mengucapkan kata cintanya pada Taemin sekarang saat Taemin melemparkan kata-kata seperti itu padanya dengan wajah begitu tulus?
"Aku akan telepon kamu begitu sampai di Jepang," Naeun mengangguk, hanya setengah mendengarkan kata-kata Taemin. "Ingat laptop di kamar kita sudah aku set-up pake skype, jadi kita bisa video chat kapan saja kamu dan anak-anak mau. Oke?"
Bilang sekarang. Jangan. Sekarang. Tidak. Tunggu. Sekarang. Sekarang. Oh for heaven sakes. SHUT UP!!
"Naeun-ah, are you okay? Kamu terlihat tidak fokus?" tanya Taemin.
Untuk beberapa detik Naeun hanya bisa menatap Taemin yang menatapnya bingung. Tiba-tiba Naeun merasa tidak lagi bisa menahan keinginannya untuk mengatakan kepada Taemin semua yang ada di dalam hatinya. Dadanya akan meledak kalau dia harus menunggu lagi. dia akan mengatakannya sekarang. Peduli setan mereka sedang di bandara. Naeun menarik napas, siap menumpahkan isi hatinya.
"A.."
Kata-kata Naeun terpotong suara pengumuman bandara yang meminta semua penumpang pesawat yang Taemin tumpangi untuk masuk ke ruang tunggu. Dari sudut mata dia melihat Mommy dan yang lainnya melambaikan tangan meminta Taemin segera masuk. Kemudian anak-anak menyerang Taemin, meminta dipeluk untuk terakhir kali, dan dengan begitu mengagalkan kesempatan Naeun untuk mengucapkan kata cintanya. Taemin melangkah menjauh darinya untuk memeluk satu per satu anggota keluarganya dan terakhir dirinya, di bibir. Naeun hanya mengikuti semua ini bagai orang sedang bermimpi, ketika dia sadar kembali, Taemin sudah menghilang dari pandangannya, tanpa tahu apa yang dia rasakan tentangnya.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me As A Time of Day✅
FanfictionTidakkah kau rasakan waktu berlalu begitu cepat? Ia hampir saja membuatku melupakan satu hal yang paling menyakitkan tentang dirimu. Tentang kau yang tiba-tiba hilang seakan ditelan bumi. Tentang lenyapnya impian yang pernah kita rangkai bersama. Hi...